Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Pemerintah Hitung Ulang Proyek Kereta Cepat

MI
05/9/2015 00:00
Pemerintah Hitung Ulang Proyek Kereta Cepat
(MI/SUSANTO)
SETELAH Presiden Joko Widodo menolak proposal proyek kereta supercepat, tekad membangun proyek kereta cepat atau menengah cepat Jakarta-Bandung tetap dipertahankan. Menteri BUMN Rini Soemarno menegaskan itu, kemarin.

Dia beralasan ketetapan pembangunan kereta itu merupakan keinginan Presiden untuk mendorong pembangunan ekonomi. Namun, Rini menegaskan pemerintah tidak akan mengeluarkan dana sepeser pun dari APBN untuk proyek ini. Pemerintah juga tidak akan memberikan jaminan utang dan tidak akan mengucurkan penanaman modal negara. Proyek ini kelak menjadi bisnis murni dari konsorsium BUMN dan investor pemenang tender.

"Empat BUMN akan membentuk konsorsium dan ikut membangun bersama investor pemenang tender. Empat BUMN itu, antara lain PT Kereta Api Indonesia (persero), PT Perkebunan Nasional VIII (persero), PT Wijaya Karya (persero) Tbk, dan PT Jasa Marga (persero) Tbk. Konsorsium itu akan dipimpin oleh PT Wika. Konsorsium ini dibentuk untuk menghitung ulang detail soal dana dan cepatnya kereta," terang Rini.

Ia menambahkan mulai tadi malam pihaknya dan konsorsium BUMN itu 'lembur' mengalkulasi seluruh biaya pembangunan kereta cepat atau menengah cepat Jakarta-Bandung.

Rini mengungkapkan, hingga kemarin belum ada investor selain Tiongkok dan Jepang yang menyampaikan proposal. Ia juga menyatakan posisi kedua proposal masih sama, yakni Jepang tetap meminta jaminan pemerintah, sedangkan Tiongkok tidak meminta jaminan apa pun.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengatakan pengalihan rencana dari kereta kecepatan tinggi ke kereta kecepatan sedang bakal menghemat investasi hingga 40%. Pengurangan beban demografi Jakarta tetap bisa tercapai. Hubungan ekonomi dengan Jepang dan Tiongkok pun tetap terjaga.

Dubes Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki tidak dapat menyembunyikan kekecewaan ditolaknya tender kereta supercepat. "Saya telah menunjukkan kekecewaan saya karena dua alasan. Pertama, permintaan pemerintah Indonesia bahwa pemerintah yang melanjutkan studi kelayakan kereta cepat. Kedua karena Jepang percaya, kami punya teknologi terbaik," ujar Tanizaki. Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xi Feng dengan ekspresi kesal enggan menjawab pertanyaan wartawan. "No more comment," tukasnya singkat, kemarin. (Jes/Kim/Fat/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya