Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

PMI Manufaktur RI Merosot, Menkeu Endus Perdagangan Impor Tidak Sehat

Insi Nantika Jelita
02/8/2024 16:10
 PMI Manufaktur RI Merosot, Menkeu Endus Perdagangan Impor Tidak Sehat
Sejumlah industeri manufaktur terutama bidang pertekstilan tumbang, pemutusan hubungan kerja (PHK) massal tidak terhindarkan di Jawa Tengah.(MI/Akhmad Safuan)

MENTERI Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan turunnya kinerja industri manufaktur Indonesia pada Juli lalu karena ada permintaan pasar yang menurun. Hal ini ditengarai adanya praktik perdagangan impor tidak sehat.

Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia Juli 2024 sebesar 49,3, anjlok dibandingkan Juni 2024 yang berada pada angka 50,7. Posisi ini menunjukkan kontraksi pertama kalinya sejak Agustus 2021 atau setelah 34 bulan berturut-turut terus ekspansi.

"Kalau ini adalah serangannya impor yang sifatnya unfair trade practice atau persaingan perdagangan yang tidak sehat, maka pemerintah akan melakukan langkah korektif," ungkap Menkeu dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK III 2024 di Jakarta, Jumat (2/8).

Baca juga : Hilirisasi di Indonesia Dinilai Eksklusif

Pemerintah, lanjutnya, berupaya melindungi industri dalam negeri untuk membendung gempuran barang impor dengan pengenaan

Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) terhadap tujuh komoditas. Yakni, tekstil produk tekstil (TPT), pakaian jadi, keramik, perangkat elektronik, produk kecantikan, barang tekstil sudah jadi, dan alas kaki.

"Kami berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian untuk mendukung dari serangan impor," ucapnya.

Baca juga : IHSG Ditutup Melemah Seiring Bursa Asia dan Global

Berdasarkan laporan S&P Global Market Intelligence, perlambatan pasar secara umum mendorong penurunan marginal pada kondisi pengoperasian selama bulan Juli, dengan permintaan baru berkurang dan produksi turun untuk pertama kali dalam dua tahun. Srimul mengatakan penyebab penurunan permintaan barang baru manufaktur di Indonesia karena mengalami moderasi.

"Moderasi itu bisa domestik atau ekspor.. Kalau domestik, apakah ini musiman atau ada kompetisi barang-barang impor. Kami akan investigasi terkait sisi permintaan ini," ucapnya.

Selain itu, kondisi PMI manufaktur juga tecermin pada hasil survei Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Juli 2024 yang turun menjadi 52,4 dari IKI Juni 2024 sebesar 52,5. Perlambatan nilai IKI pada Juli lalu dipengaruhi oleh menurunnya nilai variabel pesanan baru dan masih terkontraksinya variabel produksi. Srimul mengatakan pemerintah terus mendorong m pelaku industri meningkatkan daya saing dengan instrumen fikal untuk memperbaiki PMI manufaktur ke depannya.

"Kami gunakan instrumen fiskal untuk mendorong sektor manufaktur meningkatkan daya tahan eksternal, seperti untuk industri logam dasar. Kita merumuskan kebijakan supaya masa kontraksi PMI tidak lama," katanya. (n-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya