Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) merilis data terbaru Indeks Bisnis UMKM untuk Triwulan II 2024 pada Kamis (1/8).
Hasil publikasi tersebut menunjukkan tren positif dalam ekspansi bisnis UMKM, dengan indeks bisnis mencapai level 109,9, naik signifikan dari 102,9 pada kuartal sebelumnya.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan, peningkatan ini didorong oleh empat faktor utama.
Baca juga : BRI Raup Laba Rp29,9 Triliun di Triwulan II 2024
“Pertama, adanya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang mendorong permintaan terhadap barang dan jasa serta didukung oleh Tunjangan Hari Raya (THR) yang meningkatkan daya beli pekerja. Kedua, meredanya kondisi El-Nino, panen raya tanaman pangan, dan harga komoditas perkebunan yang membaik, berkontribusi pada peningkatan kinerja sektor pertanian yang memberikan dampak positif pada sektor lain. Selanjutnya, peningkatan sektor konstruksi seiring dengan dimulainya proyek-proyek pemerintah dan didukung oleh cuaca yang semakin kondusif. Terakhir, libur HBKN dan sekolah memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan sektor terkait,” jelas Supari.
Selain itu, Supari menambahkan bahwa likuiditas dan rentabilitas UMKM pada Triwulan II 2024 juga menunjukkan perbaikan, selaras dengan ekspansi bisnis yang didorong oleh faktor musiman.
Namun, meski ada perbaikan, beberapa pelaku UMKM masih menghadapi tantangan berupa daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, kenaikan harga barang input, dan persaingan yang semakin ketat.
Baca juga : Ikuti UMKM Expo(rt) Brilianpreneur 2023, Vinto Craft Raih Kontrak Ekspor 3.000 Produk Ke Qatar
Mereka menilai ekspansi ini sebagian besar dipengaruhi oleh faktor musiman seperti HBKN dan panen raya.
“Mengantisipasi berlalunya HBKN dan panen raya, ekspansi bisnis UMKM diperkirakan akan kembali normal sebagaimana ditunjukkan oleh indeks ekspektasi bisnis UMKM yang menurun menjadi 126,4 pada Q2-2024 dari 129,9 pada kuartal sebelumnya. Meski demikian, indeks ekspektasi tetap di atas 100, menunjukkan bahwa bisnis UMKM masih prospektif,” tambah Supari.
Kegiatan usaha yang mulai membaik juga berdampak pada sentimen pebisnis UMKM yang turut menguat, terutama karena penilaian positif terhadap kondisi terkini (Indeks Situasi Sekarang).
Baca juga : Dorong Pelaku Usaha Go Global, BRI Suguhkan UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023
Peningkatan sentimen ini terlihat di hampir semua sektor usaha, dan untuk tiga bulan mendatang, pelaku UMKM tetap optimis kondisi ekonomi secara umum, sektor usaha, dan bisnis mereka akan membaik.
“Kepercayaan pelaku UMKM terhadap kemampuan pemerintah menjalankan tugas-tugas utamanya tetap tinggi, dengan Indeks Kepercayaan Pelaku (IKP) berada pada level 130,5, jauh di atas 100. Penilaian tertinggi diberikan untuk kemampuan pemerintah menciptakan rasa aman dan tenteram,” jelas Supari.
BRI terus menjadi penyalur kredit terbesar bagi segmen UMKM di Indonesia hingga akhir Triwulan II 2024.
Baca juga : Edukasi UMKM, BRI Gelar Pesta Rakyat Simpedes di Galuh Mas Karawang
Pada konferensi pers kinerja keuangan BRI Triwulan II 2024 di Jakarta (25/7), Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa hingga akhir Juni 2024, BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp1.095,64 triliun kepada segmen UMKM, atau setara 81,69% dari total penyaluran kredit BRI.
“Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional adalah dengan terus mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, khususnya di segmen UMKM, melalui penyaluran kredit yang berkualitas,” kata Sunarso.
Secara rinci, penyaluran kredit BRI kepada segmen UMKM meliputi segmen mikro sebesar Rp623 triliun, segmen kecil Rp232,3 triliun, segmen konsumer Rp198,8 triliun, dan segmen menengah senilai Rp41,5 triliun.
Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM BRI melibatkan lebih dari 7.000 responden UMKM dari berbagai sektor ekonomi di 33 provinsi.
Pemilihan sampel menggunakan metode stratified systematic random sampling, sehingga representatif terhadap sektor usaha, provinsi, dan skala usaha.
Survei ini dilaksanakan oleh BRI Research Institute dari 24 Juni hingga 9 Juli 2024 melalui wawancara telepon dengan pengawasan mutu yang ketat untuk memastikan data yang valid dan reliabel.
Informasi yang dikumpulkan mencakup persepsi pelaku usaha UMKM terhadap perkembangan dan prospek perekonomian umum, sektor usaha, serta perkembangan dan proyeksi kinerja usaha mereka.
Data ini digunakan untuk menyusun Indeks Bisnis UMKM (IB), Indeks Sentimen Bisnis (ISB), serta Indeks Kepercayaan Pelaku (IKP) usaha UMKM kepada pemerintah. Indeks-indeks ini melengkapi indeks yang disusun oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik, yang surveinya menyasar pelaku usaha kategori menengah dan besar.
Selain itu, informasi kondisi usaha responden juga dikumpulkan untuk keperluan monitoring dan sebagai sistem peringatan dini (EWS) terhadap keberlangsungan usaha debitur UMKM.
Responden menjawab sejumlah pertanyaan dengan pilihan jawaban positif (Lebih Tinggi atau Lebih Baik), negatif (Lebih Rendah atau Lebih Buruk), dan netral (Sama Saja atau Tetap). Indeks difusi dihitung dari selisih persentase jawaban positif dengan negatif ditambah 100, mengabaikan jawaban netral.
Nilai tengah indeks difusi adalah 100, dengan rentang indeks dari nol hingga 200. Indeks difusi di atas 100 menunjukkan jawaban positif lebih banyak daripada negatif, sedangkan indeks di bawah 100 menunjukkan sebaliknya. #MIA (RO/Z-10)
Program ini merupakan bagian dari strategi BRI dalam mengoptimalkan kanal transaksi merchant untuk mendukung pertumbuhan dana murah secara berkelanjutan.
Beli rumah impian gak beda jauh sama milih pasangan hidup: harus nyaman, punya masa depan jelas, dan gak bikin pusing finansial. KPR BRI hadir sebagai solusi cerdas dengan kerja sama developer top
Labuna – singkatan dari Lada Bubuk Nusantara – membuktikan bahwa produk asli daerah mampu bersaing di tingkat nasional hingga internasional.
Sebagai bank dengan jaringan layanan terluas di Indonesia, BRI pun memastikan kemudahan akses bagi seluruh penerima BSU melalui berbagai kanal.
Untuk nasabah eksisting yang tercatat sebelum 1 Agustus 2025, nasabah dapat menyesuaikan FUM hingga 30 September 2025 sesuai ketentuan yang berlaku.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk secara konsisten mendorong pelaku UMKM untuk naik kelas dan menembus pasar global melalui berbagai inisiatif pembinaan berkelanjutan.
BRI mendukung Koperasi Produsen Jaring Mas Sejahtera dalam menyuplai bahan pangan bagi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Riau.
BRI menjadi bank pertama di Indonesia yang menerbitkan Social Bond senilai Rp5 triliun untuk mendukung pembiayaan inklusif dan berkelanjutan.
Masa pensiun sering kali menjadi kekhawatiran banyak orang karena berkurangnya penghasilan rutin. Terlebih, pengeluaran besar sering muncul menjelang pensiun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved