Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PT Mitra Murni Perkasa (MMP) bermitra dengan PT Pembangunan Perumahan (PT PP) dalam pembangunan pelabuhan untuk mendukung kegiatan pembangunan dan operasional smelter nikel MMP di Kariangau, Balikpapan Barat, Kalimantan Timur.
MMP dan PT PP melakukan seremoni serah terima penyelesaian pembangunan pelabuhan yang bertajuk MMP Port Handover, pada Jumat (3/5).
Pelabuhan smelter nikel MMP memiliki kapasitas sebesar 7-7,5 juta ton per tahun dan dapat mengakomodasi kapal Panamax hingga 80 ribu Deadweight Tonnage (DWT) serta dilengkapi peralatan modern seperti 2 portal luffing crane.
Baca juga : MMS Group Tunjuk China ENFI Jadi Kontraktor Proyek Smelter Nikel di Kaltim
Proyek ini rampung dalam waktu sekitar 15 bulan, waktu yang relatif cepat untuk proyek dengan skala tersebut. Selain itu, rekam jejak keselamatan kerja yang sangat baik berhasil dibukukan selama proses pembangunan pelabuhan. Ini berkat komitmen tinggi dan kolaborasi luar biasa dari kedua belah pihak dalam mengerjakan proyek.
Presiden Direktur PT MMP Adhi Dharma Mustopo mengapresiasi PT PP karena kolaborasi yang sangat baik dan profesional sehingga berhasil mencapai catatan kinerja yang baik. Pelabuhan ini menjadi sesuatu yang patut dibanggakan karena membawa MMP makin dekat dengan upayanya untuk berkontribusi pada agenda hilirisasi mineral di Indonesia.
Ia menambahkan pelabuhan berperan penting guna mendukung perkembangan MMP ke depannya untuk mewujudkan pembangunan ekosistem industri energi hijau berkelanjutan, serta dapat berdampak signifikan dalam mendukung pengembangan ekonomi dan industri di Indonesia dan Kalimantan Timur pada khususnya di sektor hilir mineral nikel.
Baca juga : Pangdam XIV: TNI Jamin Stabilitas Keamanan Obvitnas dan PSN Smelter Nikel CNI Group
“MMP sebagai bagian dari MMS Group Indonesia selalu berkomitmen kepada prinsip bisnis berkelanjutan yang sejalan dengan visi misi Group dalam menjalankan setiap kegiatan. Kegiatan operasional kami didesain untuk dapat meminimalkan carbon footprint sebagai bagian mewujudkan program Net Zero Emission Indonesia 2060,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT PP Agus Purbianto mengaku puas bisa menyelesaikan pembangunan sesuai tenggat waktu yang ditetapkan dengan kualitas dan safety yang sesuai standar perusahaan.
“Terkait penyelesaian proyek pembangunan pelabuhan sudah sangat sesuai standar kualitas, safety, dan waktu penyelesaian. Memang itu adalah standar PT PP dimanapun kami bekerja, di seluruh area operasi kami, terkait QHSE dan waktu pelaksanaan proyek menjadi concern semua karena kepuasan stakeholder jadi prioritas kami,” ucapnya.
Baca juga : PT IWIP dan Kemenperin Buka Program Setara D1 Pengolahan Logam
Ia pun berharap operasional pelabuhan smelter nikel MMP bisa berjalan optimal guna mendukung program pemerintah menuju transisi energi hijau.
"Dengan beroperasinya port atau jetty dari MMP, harapannya operasional dari smelter nikel ini bisa berjalan optimal untuk membantu program pemerintah dalam transisi energi hijau,” imbuhnya.
Acara serah terima pelabuhan ini dihadiri jajaran direksi MMP, PT PP dan perwakilan KSOP Balikpapan. Suasana hangat memenuhi acara tersebut yang dilengkapi rangkaian hiburan dan santapan hidangan bersama, menandai tonggak bersejarah dalam kerja sama antara MMP dan PT PP.
MMP ialah perusahaan dengan 100% Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan sebagai anak usaha dari MMS Group Indonesia (MMSGI) yang memainkan peran kunci dalam industri hilir nikel.
Dalam hal ini, menghasilkan nickel matte sebagai bahan baku penting untuk pembuatan baterai ramah lingkungan. Dengan proyek pembangunan pelabuhan ini, MMP kembali menegaskan komitmen mendukung pembangunan ekosistem energi hijau di Indonesia. (H-2)
Pelaku hilirisasi nikel di Indonesia juga terus berupaya meningkatkan pemenuhan persyaratan ketat yang diterapkan Pemerintah Indonesia.
PT PAM Mineral (NICL), perusahaan pertambangan nikel yang beroperasi di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp543,91 miliar per Maret 2025.
Kebijakan hilirisasi nikel diklaim meningkatkan pendapatan ekonomi nasional sebesar 21,2–21,6% serta menciptakan penyerapan tenaga kerja hingga 13,83 juta dalam 10 tahun terakhir.
Riset mengungkap bahwa Indonesia telah menarik perhatian produsen kendaraan listrik global.
Hilirisasi Nikel di Tanah Air tetep Perhatikan Prinsip ESG
PT Mitra Murni Perkasa (MMP), anak usaha MMS Solution dan bagian dari MMS Group Indonesia (MMSGI), resmi memasuki tahap Power On untuk smelter nikel matte high grade.
Sejak kebijakan larangan ekspor bijih nikel diberlakukan pada 2014, nilai ekspor produk olahan nikel melonjak dari sekitar US$1 miliar menjadi lebih dari US$33,64 miliar pada 2024.
Program hilirisasi nikel yang dimulai pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan dilanjutkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Bila keseimbangan ekosistem terganggu, rantai makanan yang menopang kehidupan spesies-spesies ini akan runtuh.
Jika pembangunan hanya diartikan sebagai akumulasi kapital dan pertumbuhan ekonomi jangka pendek, kasus Raja Ampat menjadi cerminan kegagalan dalam memahami esensi keberlanjutan.
dua kriteria sumber daya alam yang berpotensi dimanfaatkan untuk pendanaan Indonesia mendapai Net Zero Emission pada 2060.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved