Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Pedagang Tanah Abang Nilai Toko Sepi bukan karena TikTok

Media Indonesia
26/9/2023 20:25
Pedagang Tanah Abang Nilai Toko Sepi bukan karena TikTok
Pedagang menunggu konsumen di kiosnya di antara kios yang sebagian tutup di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.(MI/Usman Iskandar.)

TAK bisa dipungkiri bahwa keberadaan e-commerce dan jejaring sosial berpotensi membantu meningkatkan penjualan UMKM di Indonesia. Akan tetapi, keberadaan TikTok Shop justru dianggap mematikan usaha UMKM dan para pedagang di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta.

Menurut pedagang di Tanah Abang, TikTok Shop dibanjiri dengan barang-barang impor yang harganya jauh lebih murah, bahkan cenderung tidak masuk akal. Hal inilah yang kemudian menggiring konsumen untuk lebih memilih berbelanja di TikTok Shop ketimbang di Pasar Tanah Abang atau tempat lain.

Salah satu pedagang di kawasan Pasar Tanah Abang justru menilai sepinya pembeli di pasar tersebut karena saat ini para pembelinya lebih memilih berbelanja secara daring karena dianggap lebih simpel dan efisien. "Kalau ada orang bilang bahwa Tanah Abang sepi gara-gara online, enggak juga. Bukan kayak gitu masalahnya. Kalau dia merasa toko offline, ya dia harus belajar bisa online juga. Dia harus beralih juga ke online. Harusnya begitu," ungkap Fauzan, pedagang yang sudah 20 tahun berjualan di Tanah Abang, dalam keterangan tertulis, Selasa (26/9/2023).

Baca juga: Empat Himbara dalam ATM Link, Erick: Mudahkan Transaksi Nasabah

Fauzan juga menyebut beberapa pedagang Tanah Abang memang masih kukuh bertahan jualan offline. Mereka kemudian melampiaskan penjualan lesu ke pedagang lain yang punya toko online. "Menurut saya, orang yang mengeluh Pasar Tanah Abang sepi ialah pedagang yang masih pake mode berdagang tradisional. Sedangkan sekarang sudah zaman online. Nah, mereka yang masih bertahan di posisi offline," tambah Fauzan.

Fauzan membuka banyak keran untuk bisnisnya. Makanya ia bisa terus mempertahankan tokonya di Tanah Abang tanpa khawatir sepi pengunjung. Sebab, kebanyakan pembelinya sejak 20 tahun lalu juga beralih ke online karena merasa lebih simpel dan efektif.

Baca juga: Perekonomian Stabil, Pemerintah Optimistis Penerimaan Pajak Lampaui Target

"Saya juga begitu, ada toko offline di sini nih. Di rumah saya buat toko online. Hanya, menurut saya, yang mengeluh itu bagi orang yang enggak ngerti. Ini sudah waktunya online. Eranya online. Sedangkan mereka mau bertahan di offline. Ya, seperti ini efeknya," tutup Fauzan. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya