Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Impor Beras Terukur Tidak Akan Menjatuhkan Harga di Petani

Ficky Ramadhan
13/9/2023 22:54
Impor Beras Terukur Tidak Akan Menjatuhkan Harga di Petani
Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand di Pelabuhan Malahayati, Aceh, Jumat (25/8).(Antara)

KEPALA Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa impor beras yang saat ini tengah dilakukan oleh pemerintah jika dilakukan dengan terukur, tentunya tidak akan berdampak pada jatuhnya harga beras ataupun gabah kering panen di tingkat petani

“Importasi terukur tidak menjatuhkan harga petani, hari ini itu terjadi. Bahkan, dalam kunjungan delegasi dari Thailand ke Pasar Induk Beras Cipinang tidak menemukan beras dari Thailand karena dikunci rapat di gudang Bulog hanya untuk intervensi yang diperlukan,” kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu (13/9).

Berdasarkan data milik Perum Bulog, saat ini realisasi penugasan impor beras sebanyak 2 juta ton untuk tahun 2023 sudah mencapai 1,55 juta ton dengan sisa penugasan sebanyak 453 ribu ton sedang dalam perjalanan. Sedangkan, untuk pengadaan beras dari dalam negeri sudah mencapai 819.575 ton.

Arief melanjutkan, saat ini Bulog tidak bisa menyerap lebih banyak beras hasil produksi dalam negeri karena terjadi penurunan hasil panen pada Semester II 2023 yang menyebabkan kenaiak pada harga Gabah Kering Panen (GKP). Terpantau, saat ini harga GKP di Jawa Timur dan Jawa Tengah sudah mencapai Rp7 ribu-Rp8 ribu dan harga beras medium sudah di atas Rp14 ribu.

“Bukan berarti Bulog tidak menyerap tapi dalam kondisi semester dua seperti hari ini, kalau Bulog masuk itu agak sulit karena akan meningkatkan terus harga ditingkat petani,” tuturnya.

Akibat keterbatasan GKP tersebut, tentunya memberikan dampak pada penggilingan padi kecil maupun besar. Ia mengatakan, banyak penggilingan kecil yang sudah mulai berhenti beroperasi dan penggilingan padi besar seperti Wilmar terancam hanya bisa melakukan penggilingan untuk seminggu ke depan.

“Saya sempatkan ke salah satu pabrik swasta yang sangat besar, di sana GKP kosong. Saya pastikan sendiri bahwa informasinya demikian adanya. Jadi bahkan mereka seminggu ke depan sudah tidak bisa giling karena GKP sangat terbatas,” ujar Arief.

Kendati demikian, Arief menekankan bahwa pemerintah akan selalu berupaya untuk menjaga stabilisasi harga dan stok beras dengan menggelontorkan beras operasi pasar yang bernama Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di pasar-pasar tradisional dan retail modern.

Seperti sebelumnya, Bapanas telah melakukan peninjauan langsung operasi pasar dalam rangka penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, pada Rabu (13/9).

Nantinya, beras sebanyak 1.000 hingga 3.000 ton tersebut akan dijual dengan harga Rp.10.385 per kg untuk pasar induk dan di pasar turunan maksimal 10.900 per kg (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB dan Sulawesi).

“Kami sudah melakukan operasi pasar di PIBC. Ada satgas pangan, sehingga pak Dirut Bulog (Budi Waseso) setiap mengeluarkan 1 butir pun harus mengetahui siapa downline-nya dan ini sudah komitmen kita bersama downline-nya, tokonya mana,” jelasnya. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya