Selasa 14 Maret 2023, 07:36 WIB

Smart Farming, Tingkatkan Produktivitas dan Efisiensi Biaya Produksi

mediaindonesia.com | Ekonomi
Smart Farming, Tingkatkan Produktivitas dan Efisiensi Biaya Produksi

dok.ist
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [kiri atas] membuka MAF via online

 

KEMENTERIAN Pertanian terus mendorong penerapan teknologi dalam meningkatkan produksi, salah satunya dengan penerapan program smart farming di Indonesa terus dilakukan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan smart farming adalah solusi pasti bagi peningkatan nilai tambah produk pertanian sekaligus meningkatkan efisiensi, sehingga perbaikan ekonomi dan peningkatan produksi bisa diwujudkan.

Menurut Mentan, percepatan menuju pertanian modern dapat diwujudkan secara cepat apabila program tersebut dapat dikembangkan secara baik, untuk efisiensi tenaga, waktu dan biaya produksi harus bisa diturunkan hingga 30 persen.

"Dengan efisiensi, marginnya bisa kita naikan. Saya kira semua bisa kita wujudkan dengan kebersamaan. Dan ingat pertanian itu memberi keuntungan dan memberi kebaikan," ujar Syahrul.

Menindaklanjuti Gerakan smart farming dan Low-Cost Precision Farming di atas, Badan PPSDMP, Kementan melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) kembali menggelar Milenial Agriculture Forum (MAF), dengan mengangkat tema "Organic Fertilizer Untuk Pertanian Berkelanjutan".

Kegiatan MAF yang di fasilitasi oleh Pusat Pendidikan Pertanian bertema "Sedikit Biayanya Melejit Untungnya”, untuk mendukung pertanian presisi melalui smart farming tentunya dengan biaya rendah atau Low Cost Precision Farming. MAF kali ini sendiri dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Kementan yaitu SMK-PP Negeri Banjarbaru melalui daring, Sabtu, (11/3).

Hadir dan membuka Volume Vol IV Edisi 10 tahun 2023 ini, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi yang menjelaskan, tujuan pelatihan Low-Cost Precision Farming dalam rangka menguatkan implementasi program utama Kementan yaitu digitalisasi pertanian.

"Lebih khusus lagi kita membangun terus precision farming. Lebih khusus lagi precision farming alias low cost yang sudah terbukti mendongkrak produktivitas pertanian, memperbaiki kualitas produk pertanian dan menjamin kontinuitas pertanian sehingga tidak hanya kuantitasnya saja," tutur Dedi.

Dedi menambahkan, "Kita juga harus tekan ongkos produksi, biaya produksi yang mahal itu, karena berarti kita belum efisien, berarti daya saing produk pertanian kita masih rendah, berarti kita tidak mampu ekspor, jadi kuncinya kita tingkatkan produksitifitas dan kualitas produk pertanian kita," jelas Dedi.

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso mengatakan pemilihan tema kegiatan ini sesuai dengan kondisi saat ini tidak menentu, seperti krisis pangan global, cuaca yang tidak menentu, ekploitasi alam, sehingga perlu terobosan untuk pertanian.

MAF ini sendiri mengundang dua narasumber yaitu: Abdul Roni Angkat Kepala Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung, dan Abdul Gushai Uzuluddin selaku Petani Milenial, Ketua Kelompk Tani dan juga Owner Landicang Farm di Samboja,Kalimantan Timur.

Para peserta MAF mendapatkan materi dari Abdul Roni berupa penggunaan smart farming berbasis teknologi. Dimana metode ini telah di aplikasikan oleh Bapeltan Lampung dalam budidaya dan mekanisasi pertanian sehingga menciptakan Pertanian Presisi berbiaya rendah (Low Cost Precision Farming).

Metode Precision Farming System 4.0 diatas sendiri juga telah di aplikasikan di beberapa wilayah di Indonesia seperti di Kalimantan Selatan, Lampung, Sumatra, Sulawesi, Jawa dan beberapa wilayah lainnya .

Sedangkan pemateri kedua,  Abdul Gushai mengambil tema Penerapan Precision Farming di Landicang Farm khususnya dalam budidaya dengan metode hidroponik.

Abdul Gushai menjelaskan bahwa dengan penerapan Precision Farming dalam hidroponik dapat meningkatkan pertumbuhan, hemat pupuk, air lebih efisien, hama penyakit dapat dikurangi, hemat tempat, hemat tenaga, hara dan Ph lebih teliti, tidak perlu pengolahan tanah, hemat biaya dan tentunya kualitas tanaman lebih bagus.

Melalui closing statementnya, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti menghimbau, para petani khususnya petani milenial untuk menggunakan pertanian presisi. Sebab pertanian presisi adalah sistem pertanian terpadu berbasis pada informasi dan produksi, untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan profitabilitas produksi pertanian dari hulu ke hilir yang berkelanjutan, spesifik lokasi serta meminimalkan dampak yang tidak diinginkan pada lingkungan. (N-3)

Baca Juga

MI

Kemendag akan Perkuat UMKM Mengakses Pasar Luar Negeri

👤Insi Nantika Jelita 🕔Selasa 21 Maret 2023, 00:19 WIB
Kemendag tengah mendorong pendirian Sekretariat Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di...
MI

Luhut Pastikan Insentif Mobil dan Motor Listrik diberikan Per1 April 2023

👤Ficky Ramadhan 🕔Selasa 21 Maret 2023, 00:00 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjatian mengatakan bahwa insentif fiskal untuk mobil listrik baru akan diumumkan pada 1 April...
Aditya Pradana

Erick Thohir dan DPR Bahas Kesiapan Anggaran Pembangunan Buffer Zone Pertamina

👤Sri Utami 🕔Senin 20 Maret 2023, 23:22 WIB
DPR membahas rencana perbaikan terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang Jakarta Utara bersama Menteri BUMN Erick...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya