PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berencana menambah nilai buyback atau membeli saham kembali sebesar Rp 1,5 triliun, setelah sebelumnya melaksanakan buyback senilai Rp 3 triliun.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Februari 2023, dikatakan buyback saham oleh BRI dilakukan sebesar-besarnya Rp 1,5 triliun, dan dapat dilaksanakan secara bertahap maupun sekaligus. Proses itu akan diselesaikan paling lambat 18 bulan setelah tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2023.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa bank sudah melakukan perhitungan pasca buyback dan memastikan kinerja keuangan tetap solid. Langkah aksi korporasi buyback tersebut yaitu untuk meningkatkan engagement dengan karyawan.
Pada filosofinya, perbankan memiliki tujuan pada nilai ekonomi dan nilai sosial. Nilai ekonomi direpresentasikan dengan laba, pertumbuhan kredit, pertumbuhan aset, profit, pada akhirnya pertumbuhan dividen, yang berakhir pada peningkatan harga saham oleh stakeholder, termasuk di dalamnya ada nasabah yang membutuhkan layanan jasa perbankan melebihi ekspektasi, dan pemerintah yang mengarahkan nilai ekonomi melalui setoran dividen dan setoran pajak.
"Itu akan dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam berbagai program pemerintah," kata Sunarso, dalam konferensi pers, Rabu (8/2).
Baca juga: Wow, BRI Tutup 2022 dengan Laba Rp51,4 Triliun
Stakeholder penting lainnya bagi BRI yaitu para karyawan, yang penting untuk diberikan nilai dengan penyediaan tempat kerja yang kondusif untuk menumbuhkan karir, menciptakan rasa memiliki terhadap perusahaan.
"Dengan memiliki sahamnya. Setiap gerak, ide untuk bank ini dia juga akan menikmati hasilnya ketika nilai ekonomi tercipta. Setiap orang yang berkeringat di bank ini harus menikmati hasil keringatnya," kata Sunarso.
Melalui buyback, BRI ingin saham yang menjadi hak jumlah total pekerja mencapai 1% dari total saham BRI.
"Kami beberapa kali buyback itu total saham pekerja tidak sampai satu persen. Sehingga saya pikir tidak salah kita punya keinginan untuk paling tidak karyawan memiliki satu atau dua persen saham. Maka buyback ini kami lakukan, dan sudah dikalkulasi baik tidak akan mengganggu kinerja permodalan BRI," kata Sunarso. (OL-17)