Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
KEPALA Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan permasalahan minyak goreng dan beras pada tahun ini berbeda dengan permasalahan di 2022 lalu. Terkait minyak goreng, menurut Arief, saat ini permasalahan utamanya terletak pada Minyakita yang mengalami kelangkaan di pasaran.
"Tantangan Minyakita ini ada perubahan regulasi untuk hak ekspor yang semula 1:9 menjadi 1:6. Seharusnya ada jeda waktu misalnya satu atau dua bulan dalam perubahan regulasi sehingga orang akan lebih siap," ungkapnya dalam Webinar Indonesia Policy Dialogue, Rabu (8/2).
Baca juga:
Meskipun Minyakita dikatakan menjadi tantangan utama, namun menurutnya stok minyak goreng premium masih aman dan mencukupi. Hal ini terlihat dari tersedianya minyak goreng premium di berbagai ritel dan pasar.
"Tahun lalu kan minyak goreng premium itu hilang. Tapi tahun ini ada semua dan harganya juga cukup murah, enggak seperti tahun lalu. Jadi minyak goreng ini masih aman dan stoknya ada," kata Arief.
Sementara itu, terkait dengan beras, permasalahan utama yang dihadapi saat ini adalah tidak seimbangnya antara kebutuhan dengan stok yang ada. Hal ini otomatis membuat harga beras meningkat.
"Kenapa harga beras masih tinggi, karena panennya belum bisa melebihi konsumsi. Tren tiap tahun sebetulnya sama, di masa sebelum panen harga pasti meningkat," ujarnya.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga beras yang tinggi seperti saat ini, Bapanas dikatakan telah menugaskan Perum Bulog untuk menyerap 2,4 juta ton beras dari dalam negeri saat panen raya di periode Maret-Mei 2023. (OL-17)
PUBLIK disibukkan oleh pembahasan rencana pemerintah menghapus beras premium dan medium saat ini. Ke depan, hanya ada beras umum atau beras reguler dan beras khusus.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, mendesak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Food Station bersikap terbuka terkait beras oplosan.
Pemerintah tengah melakukan transformasi standar mutu dan harga eceran tertinggi (HET) beras untuk menjawab tantangan perberasan saat ini.
Pendistribusian beras cadangan pangan pemerintah pusat telah diperiksa secara langsung guna memastikan kualitas harum, warna baik.
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru.
Total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, sementara total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved