Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KINERJA dagang Indonesia selama 2022 mencatatkan surplus sebesar US$54,46 miliar. Itu sekaligus menjadi yang paling tinggi dalam lima tahun terakhir. Capaian tersebut ditopang oleh kinerja apik dari sektor dagang nonmigas.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja dagang non migas Indonesia sepanjang 2022 mengalami surplus sebesar US$78,84 miliar. Sedangkan migas defisit US$24,39 miliar.
"Jadi memang kalau dilihat sepanjang 2022 ini kinerja ekspor kita cukup impresif dengan nilainya mencapai US$291,98 miliar sementara nilai impor US$237,52 miliar," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (16/1).
Sepanjang 2022, besarnya nilai ekspor Indonesia ditopang oleh kinerja ekspor nonmigas yang mencapai US$275,96 miliar, tumbuh bila dibandingkan 2021 (year on year/yoy) yang sebesar US$219,36 miliar.
Adapun komoditas yang paling dominan berkontribusi pada kinerja ekspor nonmigas tersebut ialah bahan bakar mineral dengan nilai ekspor mencapai US$54,98 miliar dan share-nya terhadap total ekspor 19,92%. Komoditas berikutnya ialah lemak dan minyak hewan (nabati) dengan nilai ekspor mencapai US$35,20 miliar dan share-nya terhadap total ekspor sebesar 12,76%.
Komoditas yang mendominasi kinerja impor sepanjang 2022 ialah mesin peralatan mekanis dan bagiannya dan mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya. BPS mencatat, nilai impor pada komoditas mesin peralatan mekanis dan bagiannya mencapai US$31,57 miliar dengan share-nya terhadap total impor sebesar 16,02%.
Lalu komoditas mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya tercatat mencapai US$26,48 miliar dengan share-nya terhadap total impor di 2022 sebesar 13,43%.
Lebih lanjut, Margo menyampaikan, sepanjang 2022 Indonesia memperoleh surplus dagang dari tiga negara mitra dagang, yakni Amerika Serikat, India, dan Filipina. Surplus dari AS tercatat sebesar US$18,89 miliar, didorong oleh kinerja ekspor pakaian dan aksesorinya senilai US$2,86 miliar.
Sedangkan surplus dagang dengan India di 2022 tercatat mencapai US$16,16 miliar, ditopang oleh kinerja ekspor bahan bakar mineral senilai US$10,65 miliar. Sementara surplus dagang dengan Filipina tercatat mencapai US$11,41 miliar, disokong oleh kinerja ekspor bahan bakar mineral dengan nilai sebesar US$5,01 miliar.
Adapun selama 2022 Indonesia mengalami defisit dagang dari Australia, Thailand, dan Tiongkok. Dengan Australia, defisit dagang Indonesia mencapai US$6 miliar yang banyak dikontribusi oleh impor bahan bakar mineral dengan defisit US$1,93 miliar.
Sedangkan dengan Thailand, Indonesia mengalami defisit dagang sebesar US$3,96 miliar. Itu karena Indonesia mengalami defisit dagang atas komoditas plastik dan barang dari plastik sebesar US$1,30 miliar. Sementara dengan Tiongkok, defisit dagang tercatat sebesar US$3,61 miliar, disebabkan oleh defisit atas mesin-mesin atau pesawat mekanik. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved