Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Inflasi Terlihat Mulai Tumbuh Melambat

Fetry Wuryasti
21/12/2022 14:23
Inflasi Terlihat Mulai Tumbuh Melambat
Sejumlah warga membeli telur ayam saat gelar pangan telur murah di Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (17/12).(Antara)

ANGKA inflasi di November cukup melegakan di tengah kekhawatiran tekanan kenaikan harga di berbagai penjuru dunia dan dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM di dalam negeri.

Inflasi umum terus melanjutkan tren perlambatan dalam dua bulan terakhir yang tercatat di November sebesar 5,42% (yoy), turun dari 5,71% (yoy) di bulan sebelumnya.

"Beberapa komponen tertentu berpengaruh signifikan terhadap menurunnya laju inflasi, terutama produk pangan yang memiliki kontribusi sekitar 20% dari keseluruhan komponen inflasi," kata Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky, Rabu (21/12).

Secara tahunan, harga bahan makanan bergejolak mengalami penurunan inflasi dari 7,19% (yoy) ke 5,70% (yoy) di November.

Lebih lanjut, tingkat harga bulanan kelompok makanan bergejolak bahkan mencatatkan deflasi sebesar 0,22% (mtm) bulan lalu, melanjutkan tren deflasi bulanan kelompok makanan bergejolak dalam empat bulan terakhir.

Hal ini disebabkan oleh tren musiman dan langkah yang cukup efektif dari pemerintah dalam mengelola pasokan pangan di pasar, terutama untuk komoditas cabai, melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).

Namun, kenaikan harga telur dan tomat seiring dengan peningkatan permintaan dan produk reject serta kenaikan harga beras akibat penurunan produksi dan penyesuaian harga BBM memoderasi penurunan harga kelompok makanan bergejolak.

Lebih lanjut, dampak dari kenaikan harga BBM relatif lebih rendah dari perkiraan awal dan kemungkinan telah mencapai puncaknya. Secara bulanan, kelompok harga energi menunjukkan deflasi sebesar 0,02% (mtm) di November dari inflasi di bulan sebelumnya 0,45% (mtm) dan inflasi kelompok transportasi melambat ke 0,01% (mtm) dari 0,35% (mtm) pada periode yang sama.

Di sisi lain, inflasi tahunan kedua kelompok harga tersebut masih berada dalam level yang tinggi walaupun mengalami penurunan. Inflasi harga energi di November tercatat 16,85% (yoy), melambat dari 16,88% (yoy) di Oktober dan inflasi kelompok transportasi menurun ke 15,45% (yoy) dari 16,03% (yoy) pada periode yang sama.

Tingkat inflasi yang tinggi namun cenderung menurun mengindikasikan bahwa walaupun dampak penyesuaian harga BBM relatif signifikan namun sudah mencapai puncaknya dan cenderung melemah dampaknya.

Transmisi kenaikan harga BBM ke inflasi inti juga relatif terkendali di November. Baik tingkat inflasi tahunan maupun bulanan inflasi inti di November relatif tidak berubah dari bulan sebelumnya (3,30% (yoy) vs. 3,31% (yoy) dan 0,15% (mtm) vs. 0,16% (mtm).

"Relatif tidak berubahnya angka inflasi inti juga memberikan sinyal bahwa daya beli masyarakat relatif stabil," kata Riefky.

Di samping itu, inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah tercatat sebesar 13,01% (yoy) di November, menurun dari 13,28 (yoy) di bulan sebelumnya.

Hal ini utamanya didorong oleh penurunan tarif angkutan udara seiring dengan berlanjutnya kebijakan relaksasi biaya Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U) di bandara yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan.

Namun, tekanan berlawanan muncul dari berlanjutnya transmisi akibat kenaikan cukai rokok dan tembakau. Secara bulanan, kelompok harga barang yang diatur pemerintah mencerminkan pola serupa perlambatan inflasi sebesar 0,14% (mtm) di November dari 0,33% (mtmm) di Oktober lalu.

"Kita kembali melihat hasil baik dari kombinasi good policy dan good luck pada angka inflasi terkini. Paduan dari faktor musiman, usaha pengendalian inflasi oleh pemerintah dan bank sentral telah menghasilkan angka inflasi yang lebih rendah dan lebih cepat menurun dari titik puncaknya menuju akhir tahun 2022," kata Riefky.

Tetapi, potensi tekanan inflasi masih mungkin muncul menjelang musim libur akhir tahun. Walaupun angka inflasi keseluruhan tahun 2022 relatif di atas target BI sebesar 4%, inflasi domestik nampaknya tidak akan mencapai level 6% seperti yang dikhawatirkan sebelumnya. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya