Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
NILAI ekspor Indonesia pada Oktober 2022 tercatat mencapai US$24,81 miliar atau naik 0,13% dibandingkan September 2022 yang sebesar US$24,78 miliar.
Deputi Bidang Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto merinci, peningkatan nilai ekspor ini terjadi untuk sektor migas sebesar 4,93% atau mencapai US$1,38 miliar pada Oktober 2022 dari US$1,31 miliar pada September 2022.
"Sementara itu, untuk nonmigas secara bulanan mengalami penurunan 0,14% dari US$23,47 miliar (September 2022) menjadi US$23,43 miliar (Oktober 2022)," ungkapnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (15/11).
Lebih lanjut, terkait dengan penurunan eskpor nonmigas, menurut Setianto disebabkan oleh penurunan komoditas bijih logam, perak dan abu atau HS 26 yang turun 38,57%. Kemudian mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya atau HS 85 yang juga turun sebesar 5,92%. Terakhir komoditas oat dari kayu atau HS 47 yang turun 20,58%.
"Penurunan ekspor nonmigas ini melanjutkan penurunan yang juga terjadi di bulan September 2022 yang turun 10,35% terhadap Agustus 2022," kata Setianto.
Namun pada saat yang sama terjadi peningkatan ekspor migas sebesar 4,93% yang didorong oleh peningkatan komoditas gas yang meningkat 8,34% dan volumenya juga meningkat 0,74%. Kemudian, komoditas minyak juga dikatakan meningkat 9,02% dan volumenya juga meningkat 6,91%.
Jika dilihat secara tahunan, ekspor nonmigas masih mengalami peningkatan 11,45% dari US$21,03 miliar pada September 2022 menjadi US$23,43 miliar pada Oktober 2022.
"Jadi secara tahunan ekspor di bulan Oktober 2022 meningkat 12,30% dibandingkan Oktober 2021. Untuk migas naik 29,20% volumenya juga naik 8,02%. Sementara nonmigas juga naik 11,45% volumenya juga meningkat 7,95%," tuturnya.
Lebih lanjut, lima negara tujuan ekspor terbesar yang mengalami peningkatan yaitu India, Pakistan, Tiongkok, Spanyol, dan Thailand. India mengalami peningkatan untuk komoditas bahan baku mineral atau HS 27, besi dan baja HS 72 serta pupuk HS 31.
Sementara itu, lima negara terbesar tujuan ekspor yang mengalami penurunan terbesar adalah Malaysia, Filipina, Jepang, Hong Kong, dan Korea Selatan. Untuk penurunan ekspor nonmigas terbesar ke Malaysia terjadi untuk komoditas bijih, perak dan abu logam HS 26, berbagai produk kimia HS 38 serta besi dan baja HS 72.
"Di lain pihak, tiga negara dengan pangsa pasar ekspor nonmigas terbesar yakni Tiongkok, India dan Amerika Serikat. Ini mengalami perubahan urutan tadinya AS selalu nomor dua bertukar tempat dengan India ke nomor tiga," ucap Setianto.
"Tiongkok US$6,25 miliar dengan pangsa pasar 26,65%, India US$2,12 miliar dengan pangsa pasar 9,04% dan AS dengan nilai US$2,07 miliar dan pangsa pasar 8,83%. Untuk wilayah ASEAN nilainya US4,23 miliar dengan pangsa pasar 18,05%. Untuk Uni Eropa mencapai US$1,81 miliar dengan pangsa pasar 7,74%," sambungnya.
Secara kumulatif atau dari Januari hingga Oktober 2022, total ekspor Indonesia mencapai US$244,14 miliar atau meningkat 30,97% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved