Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BUKAN rahasia umum jika sebuah perusahaan akan menyimpan dana atau kas yang dimiliki di sebuah bank. Alasannya tak lain karena metode penyimpanan uang di lembaga keuangan tersebut dirasa lebih aman ketimbang menyimpannya di tempat lain, seperti brankas dan lain-lain.
Tentunya, agar catatan keuangan dari pihak perusahaan dan bank sesuai, diperlukan sebuah upaya untuk menyamakan laporan keuangan dari kedua pihak tersebut. Biasanya, perusahaan dan bank akan melakukan pengecekan pada rekening kas dengan catatan kredit bank yang dapat dilihat pada laporan bank di kolom penerimaan serta kredit rekening.
Baca juga: Rayakan Sumpah Pemuda, KFC Coffee Bidik Konsumen Milenial
Membandingkan catatan keuangan dari pihak bank dan perusahaan juga dapat dilakukan dengan cara mendebet catatan milik bank di kolom pengeluaran yang tercantum pada laporan bank. Hal ini nyatanya perlu dilakukan agar tidak ada salah paham yang mungkin saja terjadi di antara pihak bank dan perusahaan.
Atas dasar ini pulalah dibentuk rekonsiliasi bank agar perusahaan dapat mengetahui perbedaan catatan keuangan dengan pihak bank. Melihat pentingnya fungsi dari aktivitas rekonsiliasi bank tersebut, Anda tentu perlu memahaminya dengan lebih terperinci.
Untuk itu, simak penjelasan mengenai rekonsiliasi bank beserta alasan mengapa aktivitas tersebut penting untuk dilakukan.
1. Pengertian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank adalah merupakan rangkaian catatan informasi keuangan yang menjabarkan tentang perbedaan-perbedaan kas antara perusahaan dan bank. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari catatan bank dengan catatan kas nasabah.
Terkadang, perbedaan catatan informasi keuangan tersebut muncul ketika nasabah yang melakukan transaksi belum dicatat oleh pihak bank, dalam kasus ini catatan bank nasabah dianggap yang benar. Sebaliknya, jika terdapat perbedaan dari catatan pos-pos lainnya, maka catatan dari pihak bank dan juga perusahaan perlu melakukan penyesuaian.
Pendapat lain juga mengartikan jika rekonsiliasi bank merupakan sebentuk verifikasi dalam proses pencocokan data saldo sebuah perusahaan dengan catatan keuangan yang terkait dari pihak bank. Secara sederhana, rekonsiliasi bank didefinisikan sebagai proses penyesuaian informasi catatan keuangan menurut perusahaan dan juga menurut pihak perbankan.
Umumnya, pihak bank secara berkala akan mengirimkan statement berupa laporan rekening koran di mana di dalamnya terdapat berbagai catatan informasi transaksi. Informasi transaksi tersebut menjadi bukti transaksi oleh nasabah ataupun perusahaan dalam periode tertentu. Dengan adanya bukti transaksi antara pihak bank dan nasabah maka perusahaan pun bisa mengetahui kekeliruan atau kesalahan yang terjadi antara kedua belah pihak.
Dalam membuat laporan keuangan yang baik, kamu dapat mempelajarinya melalui buku Memahami Laporan Keuangan yang di dalamnya menjelaskan cara mempersiapkan tiga bentuk utama laporan keuangan, memperkenalkan rasio, dan masih banyak lagi.
2. Penyebab Terjadinya Rekonsiliasi Bank
Terdapat beberapa penyebab mengenai perbedaan antara saldo akhir perusahaan dengan laporan dari pihak bank, yaitu:
- Kredit Bank
Kredit bank adalah penagihan atau deposito yang dimiliki bank untuk kepentingan nasabah, dalam hal ini adalah perusahaan. Transaksi mengenai kredit bank baru bisa diketahui ketika perusahaan susah menerima rekening koran dari bank.
- Piutang Wesel
Piutang Wesel merupakan utang yang dilakukan oleh nasabah atau perusahaan yang menggunakan suatu surat perjanjian yang bersifat mengikat. Sebagai jaminannya, perusahaan akan menjaminkan asetnya ketika suatu saat terjadi permasalahan. Masa perjanjian piutang wesel ini umumnya kurang dari setahun.
- Setoran dalam Proses
Deposit in Transit seperti yang telah dijelaskan sebelumnya adalah setoran yang masih dalam proses. Deposit in transit ini biasanya terjadi ketika suatu perusahaan menyetorkan dananya ke bank pada waktu yang sama dengan rekonsiliasi bank. Alhasil, laporan setoran itu baru bisa muncul pada periode selanjutnya.
- Beban & Pendapatan Bank
Beban dan pendapatan bank juga dapat menyebabkan rekonsiliasi bank. Beban dalam hal ini berarti adalah beban-beban administrasi yang dikenakan oleh bank yang biasanya tidak disadari oleh perusahaan selaku nasabah. Sedangkan pendapatan
- Cek Beredar
Cek yang masih beredar ini merupakan cek yang sudah tercatat di perusahaan, tetapi belum tercatat di dalam laporan pihak bank.
- Kesalahan Pencatatan
Kesalahan pencatatan ini dapat terjadi baik dari pihak bank maupun pihak perusahaan. Kesalahan ini umumnya terjadi ketika penulisan nominal uang yang seharusnya dicatat tidak sesuai.
- Cek Kosong
Not-Sufficient Fund atau cek kosong ini adalah cek yang tidak ada dananya. Kondisi ini terjadi ketika perusahaan tidak bisa mencairkan cek karena dana perusahaan yang tersimpan di bank tidak mencukupi. Dana yang kurang itu akan tetap dicatat sebagai pengeluaran cek.
3. Waktu Paling Tepat untuk Melakukan Rekonsiliasi Bank
Sebuah perusahaan paling sedikitnya akan melakukan rekonsiliasi sekali setiap akhir bulan.
Proses ini dilakukan segera setelah bank mengirimi laporan bank perusahaan yang berisi saldo awal kas, transaksi selama satu bulan dan saldo akhir kas di bank tersebut.
Tetapi, akan lebih baik jika perusahaan melakukannya setiap hari dengan mengakses informasi yang dapat diakses melalui website bank.
Dengan menyelesaikan rekonsiliasi bank setiap hari, perusahaan pun dapat sesegera mungkin menemukan permasalahan dalam akun bank, mencari sumber masalah dan mencari solusinya.
Apabila perusahaan menemukan sedikit aktivitas di bank dan terlihat seperti tidak membutuhkan proses verifikasi, maka hal tersebut perlu dicurigai.
Karena sangat tidak mungkin saldo akhir perusahaan dan saldo akhir bank akan sama.
Di setiap saat pastinya ada beberapa kemungkinan pembayaran, setoran, biaya layanan bank, penalti dan serta transaksi lainnya yang belum dicatat oleh perusahaan.
Jika hal ini terjadi maka lebih baik menutup akun tersebut dan menaruh sisa dana tersebut ke dalam akun yang lebih aktif.
Dengan melakukan ini, akan lebih mudah untuk menginvestasikan sisa dana serta memantau status investasi. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved