Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
INDONESIA saat ini nyaris mencapai swasembada jagung. Tujuh tahun lalu, pemerintah masih harus mengimpor sekitar 3,5 juta ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Sekarang, angka pembelian komoditas pangan itu dari luar negeri hanya berkisar 800 ribu ton.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan capaian baik itu merupakan hasil dari pendampingan oleh perusahaan besar kepada para petani.
Baca juga: OJK: Kinerja IHSG Terkoreksi 1,92% pada September 2022
"Karena sekarang petani jagung ada yang mendampingi, petani jagung ada yang mengawal," ujar Jokowi saat meluncurkan Kemitraan Inklusif UMKM Naik Kelas di Smesco, Jakarta, Senin (3/10).
Melalui pembinaan yang serius, para petani jagung bisa meningkatkan produksi secara signifikan. Dulu, setiap hektare hanya bisa menghasilkan empat ton. Sekarang, angkanya naik dua kali lipat menjadi delapan ton.
"Waktu saya lihat ke Dompu (Nusa Tenggara Barat), biaya produksi paling Rp1.900 per kilogram. Sekarang jualnya Rp3.800 per kilogram. Untungnya sudah 100%," jelas mantan wali kota Surakarta itu.
Kepala Negara pun mendesak seluruh perusahaan-perusahaan terutama yang bergerak di sektor pangan bisa mengadopsi sistem serupa untuk mengembangkan komoditas-komoditas unggulan lainnya.
"Ini jangan di jagung saja. Komoditas lain harus didampingi dengan pola yang sama. Kalau jagung bisa, padi juga bisa, singkong bisa, kopi bisa, porang bisa. Itu jadi tugas perusahaan-perusahaan besar," tegas Jokowi.
Ia mengakui bahwa proses pembinaan petani, pelaku usaha mikro dan kecil memang tidak akan maksimal jika dilakukan oleh pemerintah. Langkah tersebut hanya bisa dilakukan oleh perusahaan yang memang betul-betul memahami hal-hal yang dibutuhkan untuk berkembang.
"Pemerintah tidak mungkin melakukan itu. Yang bisa dan cepat melakukan adalah kalau ada gerakan kemitraan. Bantu packaging yang baik, branding nama yang baik, pasti harga akan naik dua sampai tiga kali lipat," tuturnya
"Kalau bisa pasarnya jangan hanya pasar lokal, tapi dibawa untuk pasar ekspor. Ini yang kita harapkan." pungkasnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved