Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Stabilkan Harga, 10 Importir Daging Bantu Pemerintah

Adi/Nov/X-7
21/6/2016 07:10
Stabilkan Harga, 10 Importir Daging Bantu Pemerintah
(AFP/BAY ISMOYO)

UNTUK menstabilkan harga daging sapi hingga dua pekan ke depan atau menjelang Hari Raya Idul Fitri, pemerintah melalui Kementerian Pertanian membentuk konsorsium dengan 10 perusahaan impor.

Mereka menyediakan 8.110 ton daging beku yang akan dilepas untuk operasi pasar se-Jabodetabek.

Dengan mengimpor daging beku dalam jumlah itu, harga daging akan diharapkan dapat stabil di bawah Rp80 ribu.

"Diskresi pemerintah ialah daging industri yang kita konversi untuk masyarakat dan kita gantikan rekomendasinya. Cadangan untuk bulan depan kita ambil alih ada 8.110 ton dan harganya di bawah Rp80 ribu," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, jumlah itu dapat memenuhi kebutuhan daging sapi di Jabodetabek.

"Kebutuhan Jabodetabek 1.000 ekor, saya lepas 47 ribu ekor cukup untuk dua minggu," kata Amran.

Amran menambahkan hasil evaluasi menunjukkan tren positif, dalam arti daging beku makin bisa diterima masyarakat dan membuat harga stabil.

Karena itu, ia mengapresiasi 10 konsorsium perusahaan yang mengimpor 8.110 ton daging beku.

Amran mengungkapkan 8.110 ton daging itu setara dengan 47.705 ekor sapi dalam operasi pasar.

Selain itu, terdapat tambahan 1.000 ekor sapi hidup.

"Dengan jumlah 8.110 ton setara 47 ribu ekor sapi dan ada tambahan sapi hidup 1.000 ekor dengan harga di bawah Rp80 ribu per kg. Ada yang Rp70 ribu per kg, Rp75 ribu per kg, Rp77 ribu per kg, dan Rp78 ribu per kg," ujarnya.

Amran mengatakan cadangan 8.110 ton itu merupakan daging untuk industri yang kemudian dipindahkan bagi masyarakat.

Kementerian Pertanian, kata dia, telah melakukan pertemuan dengan importir daging.

Hasilnya, mereka sepakat untuk melakukan operasi pasar besar-besaran.

Di lain sisi, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir mengatakan pihaknya tengah mengembangkan riset terkait dengan sapi ternak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Upaya itu, menurutnya, bisa menekan impor sapi 15% hingga 20% dalam lima tahun ke depan.

Riset tersebut telah dikembangkan di beberapa wilayah percontohan dan terbukti mampu menambah bobot sapi lokal.

"Kalau sapi impor, problemnya ialah pengembangannya, iklimnya harus disesuaikan. Akan tetapi, kalau sapi lokal, kami punya riset sapi sumba dengan berat 250 kg, sekarang kami kembangkan jadi 700 kg," paparnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya