Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

IHSG Pada Hari Ini Dibuka Menguat ke Posisi 7.114,26

Ficky Ramadhan
16/8/2022 11:43
IHSG Pada Hari Ini Dibuka Menguat ke Posisi 7.114,26
Ilustrasi IHSG(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A )

PERGERAKAN Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada awal pekan ini, Selasa (16/8) dibuka menguat 20,99 poin atau 0,3 persen ke posisi 7.114,26. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,02 poin atau 0,4 persen ke posisi 1.009,81..

Riset KB Valbury Sekuritas mengatakan, IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan peluang menguat pada perdagangan hari ini, ditengah bauran sentimen baik dari internal maupun eksternal bagi pasar BEI.

Baca juga: Presiden Jokowi : Indonesia Negara yang Berhasil

Sentimen dari dalam negeri, pasar akan menyikapi pernyataan dari pemerintah yang tengah mengkaji opsi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dikhawatirkan mendorong inflasi. Bahkan kemampuan fiskal menanggung subsidi harga BBM di tahun depan kian terbatas.

"Alokasi subsidi BBM atau APBN 2022 berdasarkan patokan harga minyak dunia senilai US$63 per barel. Sementara rata-rata harga BBM pada Januari-Juli 2022 telah lebih dari US$105 per barel," tulis Tim Riset KB Valbury Sekuritas dilansir dari laman resmi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut kemungkinan anggaran untuk subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 502,4 triliun tahun ini tidak akan cukup. Pasalnya, kuota volume BBM yang disubsidi menipis sehingga memerlukan adanya penambahan kuota.

Sisi positif, neraca perdagangan barang Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 4,23 miliar pada Juli 2022. Surplus di Juli 2022 ini, berasal dari ekspor US$ 25,57 miliar dan impor US$ 21,35 miliar. Dengan begitu didapat surplus US$ 4,23 miliar. surplus komoditas nonmigas sebesar US$ 7,31 miliar, kata Setianto, terutama karena komoditas bahan bakar mineral HS27, kemudian lemak dan minyak hewan atau nabati HS15, biji kerah dan abu logam HS26.

Sementara itu, dari eksternal, pelaku pasar akan mencerna data ekonomi Cina yang menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi secara tidak terduga melambat pada Juli 2022. Karena ekonomi Cina berjuang untuk melepaskan pukulan terhadap pertumbuhan pada kuartal kedua dari pembatasan ketat Covid-19. 

"Output industri tumbuh 3,8 persen di bulan Juli dari tahun sebelumnya, dengan tingkat pertumbuhan di bawah perkiraan kenaikan 4,6 persen. Sementara penjualan ritel naik 2,7 persen dari tahun lalu, meleset dari perkiraan untuk pertumbuhan 5 persen dan pertumbuhan 3,1 persen yang terlihat di bulan Juni 2022," imbuhnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik