Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Dua Hari Berturut-turut IHSG Diprediksi Melemah

Despian Nurhidayat
02/8/2022 10:37
Dua Hari Berturut-turut IHSG Diprediksi Melemah
Analis tengah mengamati pergerakan saham di bursa efek Indonesia(MI/Andri Widiyanto)

SETELAH diperkirakan melemah pada perdagangan kemarin, nyatanya IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) kemarin nyaman di zona hijau seharian. Pada perdagangan hari ini, Selasa (2/8) pun IHSG dibuka menguat 0,28% atau 19,55 poin ke posisi 6.988,34.

Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,42% atau 4,14 poin ke posisi 986,13.

Riset KB Valbury Sekuritas menilai bahwa pergerakan IHSG diperkirakan mixed dengan peluang melemah pada perdagangan hari ini, di tengah dominasi sentimen negatif baik dari internal maupun eksternal bagi pasar.

"Dari dalam negeri, pasar saat ini tengah mencerna angka inflasi Juli 2022 secara tahunan sebesar 4,94% yoy, sedangkan inflasi secara bulanan 0,64% mom," tulisnya dilansir dari laman resmi.

Inflasi tahunan Juli 2022 ini menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2015. Sebelumnya pada Oktober tujuh tahun lalu, inflasi tercatat sebesar 6,25% yoy. Sementara itu, inflasi tahun kalender sebesar 3,85% ytd.

Tercatat sebanyak 90 kota mengalami inflasi dan yang tetinggi terjadi di Kota Kendari, yaitu 2,27%. Adapun kompenen harga bergejolak memberikan andil inflasi tertinggi sepanjang bulan lalu. Kelompok ini memberikan andil sebesar 0,25% akibat melonjaknya harga cabai merah, bawah merah, dan cabai rawit.

Komponen lain yang turut mendorong laju inflasi adalah harga yang diatur pemerintah dengan kontribusi 0,21%. Selian itu, sepanjang bulan lalu, harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik non-subsidi merangkak naik.

Kabar lainnya, hingga semester I 2022, Pendapatan Negara kini mencapai Rp1.317,2 triliun atau 58,1% target APBN, atau tumbuh 48,5% yoy. Secara nominal, realisasi komponen pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan Perpajakan mencapai Rp1.035,9 triliun, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp281,0 triliun dan Hibah Rp0,30 triliun.

Sementara itu, sntimen pasar dari luar negeri berkaitan dengan Tiongkok yang mengisyaratkan kemungkinan pertumbuhan ekonomi dibawah dari target 5,5% di 2022, sebagai dampak pembatasan ketat untuk meredam wabah baru covid-19 membebani ekonomi.

Sebelumnya indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) Tiongkok turun menjadi 49,0 pada Juli 2022 dari 50,2 pada Juni 2022. PMI non-manufaktur Cina turun menjadi 53,8 pada Juli 2022 dari 54,7 pada bulan Juni. PMI komposit resmi, yakni manufaktur dan jasa turun menjadi 52,5 dari 54,1. (OL-13)

Baca Juga: IHSG Diprediksi Melemah Pada Hari ini



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik