Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Potensi Ekonomi Digital Harus Dibarengi Peningkatan Penetrasi Internet

Budi Ernanto
01/4/2022 17:00
Potensi Ekonomi Digital Harus Dibarengi Peningkatan Penetrasi Internet
Chairman Yayasan Internet Indonesia Jamalul Izza.(DOK IST)

CHAIRMAN Yayasan Internet Indonesia, Jamalul Izza mengatakan potensi ekonomi digital yang besar di negeri ini, harus diimbangi dengan peningkatan penetrasi internet. 

Yayasan Internet Indonesia merupakan usaha sosial yang memfokuskan pada isu-isu pemerataan akses internet. Berdiri sejak 2021 oleh Jamalul dengan visi internet untuk semua. Beragam program terkait dengan visi itu seperti Rumah Teknologi, Berbagi Internet untuk Semua, Broadband Rakyat, dan lain sebagainya.

Merujuk riset yang dilakukan Google, Temasek, & Bain Company 2021 nilai ekonomi digital negeri ini mampu menyentuh angka USD 70 miliar dan diperkirakan bakal naik dua kali lipat menjadi USD 146 miliar hingga tahun 2025.

Sejalan dengan itu, berdasarkan hasil survei penetrasi dan perilaku internet tahun 2021 yang dilakukan Yayasan Internet Indonesia bersama Polling Indonesia mencatat pengguna internet di Republik ini telah mencapai 220 juta atau 80.9 persen dari 272 juta penduduk. 

“Jumlah pengguna internet tahun 2021 tumbuh sebesar 23 juta atau 7,2 persen. Angka pengguna internet di Indonesia itu termasuk sudah cukup besar untuk kriteria negara kepulauan,” kata Jamalul saat acara Digitalisasi Nusantara Expo & Summit 2022 yang digelar Kadin Indonesia, Yayasan Internet Indonesia serta bekerja sama dengan pemerintah Kota Surakarta di Edutorium UMS, Selasa (29/3).
 
Dilanjutkan Jamalul, sebagai negara kepulauan, tidak mudah untuk bisa merengkuh angka 80.9 persen penetrasi internet. Kerja keras seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengakselerasi jumlah pengguna internet patut diapresiasi. 
 
BAKTI misalnya. Badan Layanan Umum (BLU) di bawah komando Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) ini, menargetkan sebanyak 7.904 lokasi BTS dibangun di wilayah 3T hingga akhir 2022. 

Baca juga: Perkembangan Superapp Dorong Ekonomi Digital di Industri Pariwisata
 
“Dengan demikian, nantinya jumlah pengguna internet di Indonesia pun akan mengalami peningkatan,” ungkap dia.

Bersamaan itu, seluruh pemangku kepentingan perlu mempersiapkan daya saing sumber daya manusia-nya (SDM). Jadi ketika seluruh usaha infrastruktur rampung, pemberdayaan SDM pun diharapkan tidak lagi gagap teknologi. 

Maka, dibutuhkan proses pembangunan dalam bentuk pendidikan teknis yang tepat-guna bagi calon tenaga-kerja era digital yang mampu bersaing serta adaptif terhadap kebutuhan teknologi yang terus berkembang seiring pesatnya inovasi teknologi di era digital.

“SDM tersebut harus siap berkontribusi langsung terhadap pembangunan berbasis teknologi digital, sehingga dapat meningkatkan daya saing daerah pada khususnya, dan daya saing nasional pada umumnya,” terangnya.

Di sisi lain, dalam sambutan sekaligus meresmikan acara Digitalisasi Nusantara Expo & Summit 2022 secara virtual, Presiden Jokowi mengatakan, jika selama dua tahun pandemi, banyak pengusaha yang terdampak. Namun, di sisi lain memunculkan banyak inovasi, utamanya di dunia digital. 

"Percepatan digitalisasi telah terjadi di seluruh pelosok Indonesia, yang menjadi solusi pengusaha di masa sulit pandemi Covid-19," kata Jokowi. 

Ia juga meminta agar Indonesia menjadi pelopor perluasan pasar digital. 

"Harus ada tambahan lagi jumlah unicorn, decacorn, bahkan Indonesia harus mampu melahirkan hectocorn. Kita harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan percepatan pelayanan," ucapnya. (R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya