Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
SALAH satu sektir yang paling terpukul akibat pandemi covid-19 adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Padahal selama ini diakui pemerintah bahwa UMKM merupakan salah satu mesin penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Itu sebabnya, meski seiring perbaikan kesehatan, pemerintah pun berupaya membangkitkan para pelaku UMKM. Sayangnya, masih banyak pelaku UMKM yang menjalankan usaha secara konvensional.
Baca juga: Presidensi G20 Jadi Kesempatan Emas bagi UMKM
Padahal dengan perkembangan teknologi digital saat ini mampu membantu UMKM bersaing di tingkat global. Hal ini yang menjadi latar belakang Adi Wahyu Rahadi menghadirkan aplikasi wirausaha untuk UMKM, yaitu Majoo.
“Saat kuliah saya terpilih untuk mengikuti GSVC (Global Social Venture Competition), disana saya berkompetisi dengan Harvard, Stanford dan MIT Sloan. Setelah kompetisi tersebut saya sadar bahwa membangun bisnis bukan hanya tentang profitabilitas tetapi juga menciptakan dampak sosial yang lebih besar pada saat yang bersamaan”, tutur Founder dan CEO majoo, Adi Wahyu Rahadi.
Majoo menjadi aplikasi wirausaha terlengkap dengan ekosistem digital terbesar serta terintegrasi untuk mendukung industri UMKM. Fitur unggulan aplikasi majoo adalah kasir, pengelolaan keuangan, inventori, pelanggan, karyawan, pembayaran elektronik, permodalan, analisa bisnis dan informasi lainnya yang bisa membantu UMKM tumbuh.
“Selain sebagai karyawan, saya dulu pernah membuka toko komputer online yang menjual dan mendistribusi perangkat ciptaan sendiri. Salah satunya adalah alat kasir atau POS (point of sales). Setelah berjualan tersebut saya menyadari bahwa UMKM membutuhkan solusi komprehensif yang memudahkan operasional bisnis mereka, alasan ini yang mendorong saya untuk memulai projek aplikasi yang bisa membuat UMKM di Indonesia naik kelas dengan bantuan teknologi digital. Di 2019 akhirnya saya memutuskan mengundurkan diri dari Telkomsel dan fokus mengembangkan aplikasi Majoo,” paparnya.
Aplikasi majoo berkomitmen mengembangkan UMKM Indonesia dengan memberikan solusi end-to-end bagi UMKM Indonesia untuk mengelola dan mengembangkan bisnisnya guna mempercepat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
“UMKM butuh solusi lengkap yang terjangkau dan mudah dipahami. Saya percaya bahwa teknologi digital adalah pendorong utama dalam percepatan pertumbuhan ekonomi dan saya sangat percaya bahwa setiap UMKM memiliki akses yang sama untuk mengakses teknologi dan ekonomi digital untuk menjadi bagian dari pembangunan ekonomi,” ujar Adi.
Saat ini aplikasi majoo telah digunakan oleh pelanggan yang tersebar di 600 kota dengan beragam bisnis mulai dari F&B, laundry, hingga retail. Lebih dari 30 ribu majooprenuers telah bersinergi dengan majoo, dan telah memproses lebih dari 100 juta transaksi UMKM Indonesia senilai US$ 600 juta.
“Skala transaski UMKM mungkin tergolong kecil, tetapi jika secara kolektif perannya bagi perekonomian dalam negeri tidak dapat diabaikan. UMKM memberi sumbangan besar pada pendapatan domestik bruto, membantu UMKM berarti membantu ekonomi nasional," ungkap Adi. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved