Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
DUA tahun sejak peluncurannya, CrediBook kini memiliki tiga layanan yang berfokus mengembangkan ekosistem digital bagi pelaku UMKM yaitu aplikasi pembukuan digital, platform grosir digital CrediMart, serta aplikasi pengelolaan toko online CrediStore. Sebelumnya, aplikasi pembukuan digital CrediBook menjangkau pelaku UMKM di wilayah tier 2 dan 3 sekitar 45% dari total pengguna.
Sepanjang tahun lalu, CrediBook aktif menyediakan kegiatan pelatihan literasi digital dan keuangan bagi 8.000 pelaku UMKM di berbagai wilayah dan membantu pengguna mendapatkan KUR melalui laporan keuangan yang rapi. Selain itu, pada awal tahun ini CrediBook berhasil lolos program akselerasi Y Combinator (YC) angkatan Winter 2022. Turut menandai hari jadinya yang kedua, CrediBook menyampaikan bahwa akan fokus memperkuat layanannya di segmen grosir yaitu CrediMart. CEO & Co-Founder CrediBook Gabriel Frans mengungkapkan CrediMart menjadi salah satu inovasi yang mengalami pertumbuhan paling pesat. Pasalnya, sejak diluncurkan pada September 2021, CrediMart mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 350%.
Seiring dengan bisnis CrediBook yang semakin berkembang, imbuh Gabriel, skala masalah yang pihaknya selesaikan pun semakin meningkat. Melalui CrediMart, perusahaan menyelesaikan masalah dalam pengadaan barang sekaligus menggarap peluang di sektor grosir. CrediMart memberdayakan usaha grosir konvensional dalam proses pengadaan barang tanpa mengganggu alur rantai pasok. CrediMart tidak memotong pemasok dan tidak memiliki aset gudang seperti perusahaan grosir lain. "Kami justru meningkatkan kapasitas penjualan grosir konvensional. Selain itu, target pasar CrediMart juga luas dan multisektor. Selama grosir menjualkan barangnya ke pedagang ritel, ini masuk segmen CrediMart, jadi bukan terbatas di warung saja. Inilah yang menjadi semangat CrediBook untuk fokus memperkuat layanan di segmen grosir melalui CrediMart," ungkap Gabriel dalam keterangan resmi, Senin (14/2).
Gabriel menceritakan, CrediMart berawal dari diskusi dengan para pengguna CrediBook yang sebagian besar pengusaha toko grosir konvensional. "Toko grosir konvensional mengalami rata-rata penurunan volume penjualan hingga 20% selama periode pandemi. Setelah pemantauan lanjutan, ternyata pelaku grosir masih mengandalkan berjualan secara konvensional. Selain itu, pelayanan toko grosir konvensional juga kurang nyaman, seperti antrean panjang, terbatasnya jangkauan pelanggan ritel antara 10 km-15 km, dan keterbatasan metode pembayaran. Pengelolaan stok barang di toko juga masih dilakukan manual. Ini semakin meningkatkan potensi penumpukan stok dan kerugian hingga 30% karena kurang memiliki visibilitas terhadap arus keluar-masuknya barang," ujarnya.
CrediMart menyediakan tiga dukungan bagi pelaku grosir. Pertama, kapasitas digital berupa aplikasi online ordering untuk memudahkan toko grosir menerima pesanan dan manajemen stok, serta toko online via CrediMart untuk membantu meningkatkan pelanggan ritel baru secara online. Kedua, dukungan logistik berupa CrediMart Assistant yang akan mengambil barang dari toko grosir konvensional untuk diantarkan ke peritel dalam waktu 1 x 24 jam. Ketiga, fleksibilitas pembayaran melalui metode tempo untuk menjawab kebutuhan dan mendukung pengelolaan arus kas peritel, sebab toko grosir konvensional memiliki keterbatasan modal untuk memberikan pembayaran tempo.
Di sisi ritel, CrediMart mencatat pemanfaatan pembayaran tempo meningkat. "CrediMart turut memfasilitasi peritel dengan pembayaran digital termasuk metode tempo. Opsi ini sangat digemari karena peritel tetap bisa memenuhi kebutuhan dagang sekaligus memiliki keleluasaan untuk mengelola arus kas. Tenornya pun disesuaikan bergantung sektor. Misalnya produk kebutuhan harian tenornya bisa tujuh hari karena turn over rate-nya tinggi," kata Gabriel.
Dampak nyata CrediMart bagi toko grosir dan ritel CrediMart kini telah beroperasi dan bekerja sama dengan toko grosir konvensional di lebih dari 40 kota di Indonesia. CrediMart juga telah memberikan dampak nyata pada pertumbuhan usaha pelaku grosir konvensional. Hal ini dirasakan oleh Sanjaya, pemilik toko grosir konvensional rekanan CrediMart di Sukabumi, Jawa Barat. "Sejak dua bulan menjadi mitra grosir CrediMart, barang di toko jadi lebih cepat terjual. Stok jadi enggak menumpuk. Omzet penjualan juga meningkat hingga 50% per hari. Saya juga dapat aplikasi khusus untuk pantau pesanan pelanggan ritel dan bantu manajemen stok toko lebih rapi," ungkap Sanjaya.
Bagi peritel, pengalaman berbelanja mereka jadi lebih nyaman karena cukup melalui online di website CrediMart tanpa harus datang ke toko fisik. Hal ini turut diungkapkan oleh Asep, pelanggan ritel CrediMart di Garut. "Senang dan sangat puas kulakan di CrediMart. Harganya bersahabat dan order-nya bisa sambil santai. Prosesnya cepat, pesanan juga diantarkan. Apalagi bisa bayar tempo, jadi lebih gampang puter modal," kata Asep.
Baca juga: Laba Tahunan Pfizer dari Vaksin Covid-19 Melonjak Dua Kali Lipat
Langkah berikutnya, Gabriel menjelaskan, CrediMart akan memperluas kategori produk yang ditawarkan. "Saat ini CrediMart bukan hanya menawarkan produk FMCG, tetapi juga industri lain seperti bahan bangunan, alat tulis dan keperluan kantor, obat-obatan bebas, hingga otomotif. Ke depan, CrediMart akan lebih banyak fokus pada perluasan kategori produk seperti fesyen, kriya, dan industri rumahan. CrediMart juga akan memperbanyak kemitraan dengan toko grosir konvensional di berbagai daerah," pungkasnya.
Di pihak lain, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki turut merayakan hari jadi CrediBook yang ke-2. "Saya ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada CrediBook atas semangatnya dalam menghadirkan ekosistem digital untuk membantu para pelaku UMKM meningkatkan kualitas usahanya," ujar Teten dalam keterangan videonya. (OL-14)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved