Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) membukukan laba sebesar Rp32,22 triliun, atau tumbuh 75,53% year on year (yoy) pada triwulan IV 2021. Itu berarti laba perusahaan naik dua kali lipat dibanding capaian 2020 yang tercatat Rp18,66 triliun.
Perolehan laba itu dinilai sebagai bukti keandalan perseroan mampu menciptakan nilai ekonomi yang luas meski di tengah gempuran pandemi covid-19.
"Raihan laba BRI sebesar Rp32,22 triliun membuktikan bahwa perseroan dapat terus meng-create economic value kepada seluruh stakeholders di tengah kondisi yang menantang saat ini," ujar Direktur Utama PT BRI Sunarso dalam pemaparan kinerja keuangan Triwulan IV 2021, Kamis (3/2).
Dia bilang, penopang utama capaian laba tersebut berasal dari kinerja kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga penurunan beban biaya bunga secara signifikan. Di saat yang sama BRI juga mampu mengelola portofolio mix yang kemudian meningkatkan imbal hasil (yield) dari portofolio tersebut.
BRI tercatat memiliki pertumbuhan penyaluran kredit hingga 7,16% (bank only), di atas penyaluran kredit perbankan nasional yang hanya 5,42%. Penyaluran kredit tersebut diberikan kepada empat segmentasi nasabah perseroan, yakni segmen mikro 12,98% (yoy), konsumer 3,97% (yoy), kecil dan menengah 3,55 (yoy), dan korporasi 2,37% (yoy).
"(Kinerja penyaluran kredit) ini sesuai dengan aspirasi BRI untuk fokus pada UMKM," kata Sunarso.
Dia menambahkan, pengelolaan penyaluran kredit juga dapat dilakukan secara baik oleh perseroan. Hal tersebut terlihat dari risiko kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perseroan yang tercatat rendah, yakni 3,08%. Adapun NPL coverage tercatat 278,14%.
Sementara itu, nilai restrukturisasi kredit yang dilakukan BRI disebut mengalami tren penurunan. Hingga akhir 2021, nilai kredit yang direstrukturisasi BRI tercatat Rp156,93 triliun, jauh lebih rendah ketimbang posisi puncak nilai restrukturisasi kredit di angka Rp245,22 triliun.
Sunarso bilang, penurunan itu tersebut terjadi lantaran nasabah sudah kembali bisa membayarkan kreditnya, melunasi kewajiban kredit, hingga nasabah tidak lagi mampu melanjutkan membayar kewajiban kredit kepada perseroan.
Sedangkan dana masyarakat yang berhasil dihimpun BRI tercatat mengalami pertumbuhan 7,14% (yoy) hingga akhir 2021. Itu diikuti dengan pertumbuhan dana murah (CASA) perseroan yang mengalami kenaikan 11,18% (yoy).
Adapun secara konsolidasi, perusahaan berhasil menyalurkan kredit hingga Rp1.042,87 triliun hingga akhir 2021. Segemntasi penyaluran kredit itu yakni, mikro Rp483,89 triliun, kecil dan menengah Rp240,35 triliun, konsumer Rp150,36 triliun, dan korporasi Rp168,27 triliun.
Dus, secara konsolidasi, mayoritas penyaluran kredit yang dilakukan BRI, Pegadaian, dan PNM diberikan kepada pelaku UMKM dengan nilai kredit Rp874,60 triliun. "Proporsi kredit terus membaik, karena memang kita fokus di UMKM, porsi kredit UMKM telah mencapai 83,86% ini terus kita tingkatkan hingga 2024 porsi mencapai 85% dari total portofolio kredit BRI," tutur Sunarso.
Kemampuan penyaluran kredit tersebut didukung oleh likuiditas yang mencukupi dan modal kuat. Hal itu, imbuh Sunarso, terlihat dari loan to deposit ratio (LDR) yang tercatat 83,53% dan capital adequacy ratio (CAR) 27,25%.
Tercukupinya likuiditas perseroan secara konsolidasi ditopang oleh DPK yang dihimpun, yakni sebesar Rp1.138,74 triliun. Himpunan dana masyarakat itu terdiri dari dana tabungan Rp497,68 triliun, giro Rp220,59 triliun, dan deposito Rp420,48 triliun.
Dus, CASA perusahaan secara konsolidasi mengalami peningkatan tajam menjadi 63,08% di akhir 2021. Angka itu naik dari 2020 yang hanya 59,66%. "Jadi semua tumbuh positif, kinerjanya baik, dan itu cermin keberhasilan BRI untuk create economy value," pungkas Sunarso. (OL-12)
PT Jasaraharja Putera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Laporan Keuangan (RUPS LK) untuk Tahun Buku 2024.
SUB Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), PT Perkebunan Nusantara IV menyebut capaian komoditas non core (bukan inti) teh dan karet meraih laba positif untuk pertama kali sejak 1996.
BSI mencatat, penyaluran pembiayaan pada semua segmen tumbuh positif di mana segmen wholesale tumbuh 17,27% yoy, retail tumbuh 14,92% yoy, dan konsumer tumbuh 16,08% yoy.
Bird mencatatkan kinerja positif di kuartal pertama 2025 dengan membukukan pendapatan sebesar Rp1,30 triliun atau meningkat 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) menutup tahun 2024 dengan kinerja keuangan yang solid. Laba bersih tercatat tumbuh sebesar 14,61% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp519,43 miliar.
DI tengah ketidakpastian global, Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia) mencatat pertumbuhan signifikan sepanjang 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved