Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

BRI Bukukan Laba Rp32,22 Triliun

M. Ilham Ramadhan Avisena
03/2/2022 11:17
BRI Bukukan Laba Rp32,22 Triliun
Gedung Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jakarta.(Ist)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) membukukan laba sebesar Rp32,22 triliun, atau tumbuh 75,53% year on year (yoy) pada triwulan IV 2021. Itu berarti laba perusahaan naik dua kali lipat dibanding capaian 2020 yang tercatat Rp18,66 triliun.

Perolehan laba itu dinilai sebagai bukti keandalan perseroan mampu menciptakan nilai ekonomi yang luas meski di tengah gempuran pandemi covid-19.

"Raihan laba BRI sebesar Rp32,22 triliun membuktikan bahwa perseroan dapat terus meng-create economic value kepada seluruh stakeholders di tengah kondisi yang menantang saat ini," ujar Direktur Utama PT BRI Sunarso dalam pemaparan kinerja keuangan Triwulan IV 2021, Kamis (3/2).

Dia bilang, penopang utama capaian laba tersebut berasal dari kinerja kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga penurunan beban biaya bunga secara signifikan. Di saat yang sama BRI juga mampu mengelola portofolio mix yang kemudian meningkatkan imbal hasil (yield) dari portofolio tersebut.

BRI tercatat memiliki pertumbuhan penyaluran kredit hingga 7,16% (bank only), di atas penyaluran kredit perbankan nasional yang hanya 5,42%. Penyaluran kredit tersebut diberikan kepada empat segmentasi nasabah perseroan, yakni segmen mikro 12,98% (yoy), konsumer 3,97% (yoy), kecil dan menengah 3,55 (yoy), dan korporasi 2,37% (yoy).

"(Kinerja penyaluran kredit) ini sesuai dengan aspirasi BRI untuk fokus pada UMKM," kata Sunarso.

Dia menambahkan, pengelolaan penyaluran kredit juga dapat dilakukan secara baik oleh perseroan. Hal tersebut terlihat dari risiko kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perseroan yang tercatat rendah, yakni 3,08%. Adapun NPL coverage tercatat 278,14%.

Sementara itu, nilai restrukturisasi kredit yang dilakukan BRI disebut mengalami tren penurunan. Hingga akhir 2021, nilai kredit yang direstrukturisasi BRI tercatat Rp156,93 triliun, jauh lebih rendah ketimbang posisi puncak nilai restrukturisasi kredit di angka Rp245,22 triliun.

Sunarso bilang, penurunan itu tersebut terjadi lantaran nasabah sudah kembali bisa membayarkan kreditnya, melunasi kewajiban kredit, hingga nasabah tidak lagi mampu melanjutkan membayar kewajiban kredit kepada perseroan.

Sedangkan dana masyarakat yang berhasil dihimpun BRI tercatat mengalami pertumbuhan 7,14% (yoy) hingga akhir 2021. Itu diikuti dengan pertumbuhan dana murah (CASA) perseroan yang mengalami kenaikan 11,18% (yoy).

Adapun secara konsolidasi, perusahaan berhasil menyalurkan kredit hingga Rp1.042,87 triliun hingga akhir 2021. Segemntasi penyaluran kredit itu yakni, mikro Rp483,89 triliun, kecil dan menengah Rp240,35 triliun, konsumer Rp150,36 triliun, dan korporasi Rp168,27 triliun.

Dus, secara konsolidasi, mayoritas penyaluran kredit yang dilakukan BRI, Pegadaian, dan PNM diberikan kepada pelaku UMKM dengan nilai kredit Rp874,60 triliun. "Proporsi kredit terus membaik, karena memang kita fokus di UMKM, porsi kredit UMKM telah mencapai 83,86% ini terus kita tingkatkan hingga 2024 porsi mencapai 85% dari total portofolio kredit BRI," tutur Sunarso.

Kemampuan penyaluran kredit tersebut didukung oleh likuiditas yang mencukupi dan modal kuat. Hal itu, imbuh Sunarso, terlihat dari loan to deposit ratio (LDR) yang tercatat 83,53% dan capital adequacy ratio (CAR) 27,25%.

Tercukupinya likuiditas perseroan secara konsolidasi ditopang oleh DPK yang dihimpun, yakni sebesar Rp1.138,74 triliun. Himpunan dana masyarakat itu terdiri dari dana tabungan Rp497,68 triliun, giro Rp220,59 triliun, dan deposito Rp420,48 triliun.

Dus, CASA perusahaan secara konsolidasi mengalami peningkatan tajam menjadi 63,08% di akhir 2021. Angka itu naik dari 2020 yang hanya 59,66%. "Jadi semua tumbuh positif, kinerjanya baik, dan itu cermin keberhasilan BRI untuk create economy value," pungkas Sunarso. (OL-12)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya