Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) terus menggenjot peningkatan ekspor kosmetik untuk produk-produk jadi yang menggunakan bahan baku lokal, bahan baku alam (herbal).
Hal itu diungkapkan Reni Yanita, Plt Direktur Jenderal IKMA, Kementrian Perindustrian, saat penutupan Cosmetic Day 2021, di IPB International Convention Center (IICC) Botani Square, Bogor, Jawa Barat, Minggu (28/11).
Sebagai gambaran kondisi terkini, Reni membeberkannya bahwa berdasar data International Trade Center (ITC) nilai pasar ekspor produk kosmetik di dunia pada tahun 2020 mencapai US$140 miliar. Dimana negara eksportir utama yaitu Prancis, Amerika Serikat, dan Jerman.
Sementara nilai ekspor Indonesia sendiri mencapai 784 juta dolar AS, atau 0,56 % dari total nilai pasar ekspor.
Hingga saat ini tujuan utama ekspor Indonesia adalah ke negara-negara Asia Tenggara (Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina), Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Spanyol, Timur Tengah, Jepang dan Tiongkok.
Produk yang di ekspor meliputi produk Essential oil and toiletries, sabun, produk lulur kulit dan wajah serta parfum dan cairan pewangi.
Namun lanjutnya, kondisi miris terjadi pada nilai impor yang lebih tinggi dari ekspor. Dimana Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku kosmetik.
"Miris, impor Indonesia masih lebih besar dari ekspor yaitu mencapai 1,13 Miliar dolar AS. Berdasar data BPS 2020, kontribusi industri kosmetik termasuk farmasi dan obat tradisional terhadap PDB pada tahun 2020 mencapai 1,92 % ,"ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Reni, Kemenperin mendorong untuk mengejar peningkatan ekspor.
Salah satunya dengan kegiatan Cosmetik Day ini sebagai salah satu bentuk pembinaan IKM Kosmetik.
Cosmetic Day sebagai salah satu upaya dalam membangun citra dari IKM kosmetik, menciptakan brand awareness industri kosmetik lokal, serta meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk menggunakan kosmetik lokal.
"Kami berharap melalui kegiatan ini mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri kosmetik nasional, khususnya yang memanfaatkan bahan baku lokal sehingga mampu mengurangi impor bahan baku,"kata dia.
Dia memaparkan Indonesia memiliki sekitar 30.000 jenis tanaman obat-obatan, 350 Jenis sudah dimanfaatkan secara teratur oleh industri herbal.
Masih menurutnya, saat ini trend kosmetik telah beralih kepada penggunaan bahan alami (herbal).
Selain itu, seiring perkembangan zaman, kosmetik tidak hanya digunakan oleh kaum wanita, kaum milenial termasuk laki-laki juga menggunakan kosmetik, karena saat ini telah banyak produk-produk kosmetik yang dikhususkan untuk laki-laki dan bahkan kosmetik khusus untuk bayi yang baru lahirpun sudah tersedia.
Hal tersebut pun menjadi suatu kekuatan yang harus dimaksimalkan agar produk kosmetik dalam negeri dapat mendominasi pasar dalam negeri.
"Peluangnya besar, mengingat populasi penduduk Indonesia yang mencapai 272 juta dimana 98,8 juta perempuan berusia 15 tahun ke atas. Jadi ini menjadi potensi pasar yang besar,"pungkasnya.
Pihaknya atau Ditjen IKMA mengklaim telah banyak melakukan pembinaan dan pengembangan IKM kosmetik. Diantaranya melalui pendampingan penerapan dan sertifikasi cara pembuatan kosmetik yang baik (CPKB), fasilitasi mesin dan peralatan, fasilitasi promosi, peningkatan kompetensi SDM, penerapan industri 4.0 serta penguatan branding produk kosmetik.
Disamping itu, tambahnya, pihaknya juga memiliki restrukturisasi mesin/peralatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknologi permesinan IKM melalui pemberian potongan harga sebesar 25% - 40% untuk pembelian mesin produksi baru.
"Namun harapan kami yang sesungguhnya adalah terbentuknya suatu ekosistem industri kosmetik mulai dari hulu sampai ke hilir".
Tantangan berikutnya adalah pengembangan produk-produk kosmetik inovatif berbahan baku lokal. Dia mengatakan, perlu dilakukan penelitian yang lebih intens untuk dapat mengembangkan tanaman-tanaman lokal tersebut agar memenuhi standar yang dibutuhkan industri Kosmetik.
"Besar harapan kami agar bapak/Ibu yang sudah merupakan industri yang lebih mapan dapat bekerjasama dengan kami dalam pengembangan bahan baku lokal ini,"pungkasnya.
Ketua penyelenggara yang juga Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Ratna Utarianingrum menjelaskan bahwa Cosmetic Day merupakan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk kedua kalinya, setelah pertama kali dilaksanakan pada tahun 2019.
Kegiatan tersebut merupakan puncak dari rangkaian kegiatan pembinaan IKM Kosmetik yang dilaksanakan oleh Direktorat Jeneral Industri Menengah dan Aneka pada tahun 2021.
Cosmetic Day berlangsung selama tiga hari yakni 26 hingga 28 November 2021 yang didukung Mustika Ratu dan Wardah serta Asosiasi Kosmetik yaitu Perhimpunan Pengusaha dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK), Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (PERKOSMI) dan Gabungan Pengusaha Kosmetik Kecil Menegah Indonesia (GP KOSKEMINDO). (OL-12)