Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) berpeluang memacu pendapatan lantaran permintaan operator telekomunikasi terhadap menara telekomunikasi bakal meningkat di era 5G.
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) ini mengelola menara telekomunikasi lebih dari 28.000 unit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Jumlah Menara telekomunikasi akan ditambah seiring dengan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham Mitratel dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 29,85% saham kepada publik, Dana IPO ini antara lain dialokasikan Mitratel untuk membeli tower sebanyak 6.000 unit.
Research Analyst PT Indopremier Sekuritas Hans Tantio mengatakan kebutuhan Menara telekomunikasi berspektrum tinggi diprediksi meningkat di era 5G sehingga Mitratel berpotensi meningkatkan kinerja bisnis di masa mendatang.
“Kebutuhan tower dan spektrum tinggi akan meningkat, peluang bisnis untuk perusahaan penyedia tower komunikasi seperti Mitratel,” ujar Hans di Jakarta, Kamis (11/11).
Hans berpendapat cakupan dan ketersediaan tower telekomunikasi Mitratel itu menjangkau wilayah di luar Pulau Jawa. “Ketersediaan tower Mitratel di luar Pulau Jawa merupakan unique selling point yang membedakan Mitratel dengan kompetitornya. Saya meyakini kinerja fundamental Mitratel akan bertumbuh di era 5G,” ucap Hans.
Mitratel pada 2020 membukukan pendapatan senilai Rp6,18 triliun, meningkat 16,16% dari tahun 2019 sebesar Rp5,32 triliun. Tren ini berlanjut di tahun 2021. Pada semester I/2021, pendapatan senilai Rp 3,22 triliun atau meningkat sebesar 10,65% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,91 triliun. Pada Juni 2021 ini, perseroan mengantongi laba bersih senilai Rp700,7 miliar. Realisasi laba bersih ini melonjak sebesar 356% dari Rp153,7 miliar pada semester I/2020.
Hans mencermati konsolidasi bisnis operator telekomunikasi akan berdampak positif terhadap permintaan menara telekomunikasi ke depannya.
“Tidak tersedia lagi spectrum, sehingga operator telekomunikasi akan menyewa menara telekomunikasi. Tren konsolidasi bisnis para operator akan berefek domino terhadap kinerja fundamental Mitratel di masa mendatang,” imbuh Hans.
Lebih lanjut, Hans menyampaikan valuasi Mitratel di kisaran wajar lantaran enterprise value/EBITDA mencapai 13 kali atau rata-rata dengan perusahaan sejenis yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Pada kesempatan terpisah, Raymond Kosasih, analis saham PT Verdana Sekuritas, menyebutkan penetrasi jumlah menara di Indonesia termasuk rendah dibandingkan beberapa negara, seperti Brasil atau India. Rasio populasi per menara di Indonesia masih termasuk yang tinggi di kisaran 2.250 dibandingkan Brasil dan India yang berkisar 2.100.
“Dengan keterbatasan jumlah spektrum atau frekuensi, sehingga kebutuhan akan menara bakal tetap tinggi pada masa mendatang,” tutur Raymond.
Hal tersebut juga dinilai sebagai peluang besar bagi Mitratel untuk menjalin kemitraan bisnis dengan operator-operator telekomunikasi lainnya di luar Grup Telkom. Model bisnis kemitraan Mitratel dan operator itu bervariasi, yakni skema built-to- suit (membangun menara baru) dan co-location (co-lo).
Raymond memproyeksikan minat investor terhadap saham Mitratel cukup tinggi karena membukukan laba bersih. “Kinerja fundamentalnya bagus dan akan diapresiasi investor,” ujar Raymond.
Rencana IPO Mitratel tidak hanya menjadi momentum emas untuk investor berinvestasi di saham ini, tetapi juga merupakan salah satu penataan portofolio yang dilakukan TelkomGroup untuk mengoptimalkan value creation dari Mitratel sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi stakeholder.
Mitratel akan menggelar IPO dengan menerbitkan maksimal sebanyak 25,5 miliar saham atau setara 29,85% dari modal yang ditempatkan dan disetor. Dengan range harga Rp775 hingga Rp975 per lembar saham, maka potensi proceed maksimal Rp19, 79 T hingga Rp24, 9 T.
Target perolehan dana IPO tersebut termasuk salah satu yang terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika target dana IPO ini terealisasi maka kapitalisasi pasar Mitratel ini berpeluang mencapai Rp83,42 triliun atau mengungguli kapitalisasi pasar PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 12 November 2021. Setelah diperolehnya pernyataan efektif dari OJK, penawaran umum akan dilaksanakan pada 16-18 November 2021 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021. (RO/E-1)
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Kristen Indonesia (FEB UKI) bekerja sama dengan Mirae Asset Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia, menyelenggarakan seminar nasional
Indonesia secara global sebagai tujuan pariwisata dunia. Ini akan dimanfaatkan LFLO untuk mengubah fokus usahanya.
PT Telkom Indonesia dikabarkan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024, pada 27 Mei 2025 mendatang.
Pada 2024, Telkomsel mencatatkan pertumbuhan pendapatan IndiHome B2C sebesar Rp26,6 triliun, atau tumbuh 101,2% secara tahunan.
Hingga akhir 2024, perseroan mempertahankan dominasinya di pasar telekomunikasi nasional dengan pencapaian pangsa pasar pendapatan tertinggi di industri yakni 51,8%.
Kolaborasi dan sinergi membuat semua target dan capaian untuk bersama dalam menjaga jaringan infrastruktur khususnya fiber optic dapat tercapai dengan baik.
Penguatan keterampilan bagi generasi muda terus dilakukan demi memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri.
PENGAMAT telekomunikasi dan media, Aditya Iskandar, menyampaikan apresiasi terhadap langkah Komdigi yang membuka konsultasi publik terkait alokasi pita frekuensi 1,4 GHz.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved