Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 Sulit Dicapai

M. Ilham Ramadhan Avisena
09/11/2021 14:49
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 Sulit Dicapai
Warga bersiap menyeberang Jalan Jenderal Sudirman di Jakarta, Kamis (17/12/2020).(ANTARA)

DIREKTUR Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai proyeksi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi 2021 di kisaran 3,7% hingga 4% dinilai sulit dicapai. Pengambil kebijakan menurutnya terlalu optimistis untuk mencapai pertumbuhan itu. 

"Agak berat, kalau di triwulan III itu (tumbuh) 3,5%, maka dia butuh angka yang lebih tinggi di triwulan IV dan itu tinggi sekali," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (9/11). 

Baca juga: Otoritas Australia Bakar Tiga Kapal Nelayan RI, KKP Ambil Tindakan Tegas

Tauhid bilang, untuk mencapai pertumbuhan 3,7% di sepanjang 2021, ekonomi Indonesia harus bertumbuh 5% pada triwulan IV. Sedangkan untuk meraih pertumbuhan 4% di 2021, maka ekonomi triwulan IV harus tumbuh di kisaran 7%. 

Hal itu dinilai mustahil lantaran perekonomian Indonesia pada triwulan III telah meleset dari perkiraan pemerintah yang menyebut akan tumbuh di angka 4,5%. Belum lagi ekonomi triwulan IV 2020 tercatat tumbuh negatif dan akan mempengaruhi hitungan pertumbuhan di triwulan IV 2021.

"Di triwulan IV itu masih ada pengaruh base year, triwulan IV 2020 kita masih negatf, meski kecil. Tapi itu akan mempengaruhi daya dongkraknya. Jadi agak berat mencapai proyeksi pemerintah. Hitungan kita itu berkisar 3,3% sampai 3,4% full year 2021 ini," jelas Tauhid. 

Dia menambahkan, kendati pemerintah merelaksasi pembatasan mobilitas di triwulan IV ini, namun Indonesia dinilai tak memiliki momen untuk mengerek perekonomian. Pasalnya momen libur natal dan tahun baru telah ditiadakan dan itu akan berpengaruh pada aktivitas ekonomi. 

Belum lagi saat ini masyarakat telah mengubah perilaku konsumsinya. Alih-alih mengunjungi restoran, kata Tauhid, masyarakat saat ini lebih terpuaskan dan nyaman bertransaksi secara digital. "Aktivitas ekonomi tidak akan 100% normal, lalu sudah muncul perubahan perilaku masyarakat, dan itu berbeda tekanannya di beberapa sektor. Jadi itu pasti ada adjusment penurunan," kata Tauhid. 

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Muhammad Faisal justru menilai ekonomi Indonesia bisa mencapai proyeksi pemerintah, atau bahkan melampaui batas tertingginya. Itu karena pembatasan mobilitas di triwulan IV tak lagi seketat di triwulan III. 

Dus, mengendurnya pembatasan akan berimplikasi pada peningkatan aktivitas masyarakat dan ekonomi. Faisal juga menilai, pertumbuhan ekonomi triwulan III di angka 3,5% juga dapat menjadi modal untuk mendorong pertumbuhan tinggi di triwulan IV dan secara menyeluruh di 2021.

"Triwulan III tumbuh 3,5% itu sudah untung karena banyak dibantu dari sisi ekspor yang melonjak kemarin. Memang saya rasa target untuk triwulan IV bisa tercapai, dan proyeksi full year itu bisa tercapai, atau bahkan melebihi," imbuhnya.

"Karena kami memprediksikan di triwulan IV ini akan ada lonjakan pertumbuhan ekonomi karena tidak ada pembatasan mobilitas yang ketat. Sehingga kita proyeksikan kondisinya mirip dengan triwulan II kemarin yang bisa tumbuh 7,07%. Jadi dengan demikian saya rasa secara full year di 2021 bisa dan sangat mungkin 4%," sambung Faisal. 

Menurutnya, efektivitas pengendalian pandemi memberikan dampak positif pada perekonomian nasional. Hal itu juga mendorong kegiatan di empat sektor kontributor besar pada perekonomian mengalami perbaikan dan kemajuan. 

Sektor industri, perdagangan, pertanian, dan pertambangan dinilai akan menjadi sektor yang berkontribusi besar pada pencapaian pertumbuhan ekonomi di triwulan IV. "Kontribusi dari harga komoditas itu besar terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi kita. jadi ini masuk ke sektor pertanian dan pertambangan juga. Jadi empat besar sektor itu yang akan menyumbang paling besar di triwulan IV terhadap pertumbuhan ekonomi," pungkas Faisal.

Diketahui sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pemerintah optimis ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran 3,7% hingga 4% di 2021. Hal itu didasari pada indikator ketahanan perekonomian yang baik, dari segi cadangan devisa, neraca perdagangan, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), serta nilai tukar yang meski fluktuatif namun relatif stabil. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya