Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2021 mencapai 3,51% secara year on year (yoy). Angka tersebut lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya sebesar 7,07%. Hal ini akibatnya adanya penyebaran varian delta sehingga menyebabkan adanya pembatasan aktivitas atau PPKM.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia bila dibandingkan kuartal II 2021 atau secara quarter to quarter (q-to-q) tumbuhnya 1,55%. Dan bila dibandingkan pada triwulan III 2020 atau yoy tumbuh sebesar 3,51%," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/11).
Secara kumulatif perekonomian Indonesia sepanjang 2021 hingga kuartal III dibanding periode yang sama di 2020 tumbuh 3,24%.
Margo menjelaskan, kontribusi pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2021 berasal dari industri pengolahan, yang menjadi sumber tertinggi dengan capaian 0,75%. Kemudian, diikuti sektor perdagangan dengan 0,67%, pertambangan 0,56%, konstruksi 0,38% dan sisanya 1,15%.
"Pada triwulan III 2021 nilai ekspor komoditas barang Indonesia mengalami peningkatan yang impresif sebesar 50,90%. Kenaikan ekspor terjadi pada komoditas migas, industn pengolahan, dan pertambangan," jelasnya.
Untuk nilai impor Indonesia pada periode yang sama juga dilaporka mengalami peningkatan yang cukup baik sebesar 46,98%. Kenaikan importerjadi pada komponen barang konsumsi, bahan beku/penolong, dan barang modal.
Baca juga: IHSG Jumat Pagi Menguat Termotivasi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III
Dari sisi produksi lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial pada triwulan III bila dibandingkan yoy, mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,06%. Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 29,16%.
Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III 2021 mencapai Rp4.325,4 triliun atau atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.815,9 triliun.
Margo menambahkan, pertumbuhan ekonomi nasional tak luput dari situasi perekonomian global yang pada triwulan III 2021 tetap tumbuh meski melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perlambatan ekonomi ini terlihat pada beberapa mitra dagang utama Indonesia, seperti Amerika Serikat dari 12,2% di kuartal II 2021 menjadi 4,9% di kuartal III tahun ini. Lalu Tiongkok dari 7,9% di kuartal II 2021 menjadi 4,9 di kuartal III 2021 dan Singapura dari 15,2% di kuartal sebelumnya menjadi 6,5% di kuartal III tahun ini. (A-2)
DI tengah ketidakpastian pasar keuangan global, penurunan tarif bea masuk dari Amerika Serikat (AS) memberi ruang napas baru bagi sejumlah negara.
Indonesia dinilai memiliki posisi yang relatif lebih baik dalam menghadapi gelombang tarif baru dari AS.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI rate harus segera disambut pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Per kuartal II 2025 yang lalu, konsumsi swasta dan pemerintah menyumbang 62,53% terhadap PDB, sementara investasi menyumbang 27,83%.
SENIOR Economist DBS Bank Radhika Rao turut buka suara atas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II yang mencapai 5,12%.
Transformasi digital menjadi kunci untuk memperkuat fondasi ekonomi daerah dan membawa Priangan Timur semakin maju serta berdaya saing.
Center of Economic and Law Studies (Celios) meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut mengaudit data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pada jajaran kabinet Merah Putih untuk melakukan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di desa
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
SULAWESI dan Jawa menjadi dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan II-2025.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2025 tumbuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved