Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
MENGEMBANGKAN bisnis kadang laksana mencari jodoh yang bisa datang melalui perantara.
Layaknya sebuah romansa, untuk membangun bisnis yang kuat dan berkembang, ternyata harus juga dibantu sebuah biro jodoh.
"Bisnis otomotif di Indonesia melambat dan kalah bersaing dengan Thailand, salah satunya disebabkan Indonesia tidak menyediakan biro jodoh. Kalau di Thailand, ada biro jodoh. Jadi mau bisnis apa, nih dikasih temannya siapa, tempatnya di mana, modalnya," ujar Vice President PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Wahir Andang Tjahjono saat kunjungan kerja Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) di pabrik PT TMMIN Sunter I, Jakarta, Senin (9/5).
Sebaliknya di Indonesia, imbuh Wahir, perusahaan tier dua dan tier tiga susah cari rekanan.
Untuk itu, ia berharap pemerintah dapat memfasilitasi hal tersebut agar investasi sektor otomotif semakin berkembang.
"Memang kita sudah banyak lakukan untuk mendorong investasi, tapi belum konsisten," kata Ketua KEIN, Sutrisno Bachir, di kesempatan yang sama.
Untuk itu, lanjut Sutrisno, KEIN dapat mengambil peran sebagai jembatan atau biro jodoh bagi pengembangan bisnis tersebut.
"KEIN menerima industri skala besar atau kecil untuk bersinergi dengan investor lain dalam pengembangan bisnis. Hal itu seiring dengan misi Presiden Joko Widodo yang mencanangkan Indonesia sebagai negara industri," tandasnya.
Bantu susun peta jalan
Lebih lanjut, Wahir memaparkan masih besarnya peluang pertumbuhan bisnis otomotif di Indonesia.
Ia memproyeksikan neraca perdagangan TMMIN akan naik tiga kali lipat pada 2018 ketimbang 2014 lalu.
"Hal itu didorong masih besarnya ekspor mobil utuh (CBU) yang masih ditargetkan kurang lebih sama dengan tahun lalu, yakni 176 ribu unit ke kawasan Amerika Latin dan Asia. Belum lagi dorongan dari keluarnya produk baru Sienta pada bulan lalu," tuturnya.
Pihaknya telah mempunyai rencana prioritas dan bakal terbantu dengan adanya pusat logistik berikat (PLB).
"Namun, yang masih kurang itu di infrastruktur yang masih kalah ketimbang Malaysia atau Filipina," tukasnya.
Selain itu, rantai pasok (supply chain) Indonesia yang di bawah 1.000 masih terbilang rendah ketimbang Thailand yang sudah lebih dari 2.000.
Ada pula impor bahan baku mentah yang masih didominasi dari luar negeri dan dipengaruhi depresiasi nilai tukar rupiah.
Persoalan tenaga kerja juga menjadi fokus dengan masih dibutuhkannya tenaga ahli tesertifikasi untuk industri.
Oleh sebab itu, TMMIN yang sudah memiliki 85% tingkat kandungan lokal (TKDN) mendorong pengembangan roadmap (peta jalan) industri otomotif agar semakin jelas di masa depan.
"Kita ingin roadmap selesai tahun ini lewat diskusi dengan para stakeholder untuk bahas itu, sudah lebih dari satu tahun," lanjutnya.
Sutrisno menambahkan, peta jalan memang sedang disiapkan dan dari KEIN akan mencantumkan terobosan baru di sektor industri, termasuk industri otomotif.
"Kunjungan ke TMMIN sebagai salah satu gambaran melihat cara industri komprehensif bisa terbangun dan fokus. Toyota pionir gerakan industrialisasi, jadi kita kerja sama," sahutnya.
Dia berharap nantinya peta jalan yang akan selesai Juli mengisi ruang-ruang pemikiran out of the box dari peta jalan industri yang telah ada sebelumnya.
"Dengan demikian, industri bakal terdorong tumbuh di atas 10% dalam empat tahun," ujarnya. (E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved