Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
Proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) resmi mendapatkan persetujuan dari pemerintah terkait pendanaan dari penyertaan modal negara (PMN).
Seperti diketahui, proyek tersebut mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp28,5 triliun, dari rencana awal pembiayaan US$6,07 miliar menjadi US$8 miliar.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menyatakan, progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kini sudah mencapai lebih dari 79%. “Bahkan saat ini, rangkaian kereta atau Electric Multiple Unit (EMU) untuk proyek tersebut sudah memasuki tahap produksi di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang di Qingdao, Tiongkok," ucapnya dalam keterangan resmi, Selasa (2/11).
Tahap produksi tersebut, lanjutnya, dengan sistem manajemen mutu terstandarisasi internasional ISO 9001.
Dwiyana menjelaskan, masuknya investasi pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero), selaku leading konsorsium proyek ini, bakal mengakselerasi pengerjaan proyek.
Secara detail, struktur pembiayaan KCJB adalah 75% dari nilai proyek dibiayai oleh China Development Bank (CDB) dan 25% dibiayai dari ekuitas konsorsium.
Dari 25% ekuitas, 60% berasal dari konsorsium Indonesia karena menjadi pemegang saham mayoritas. Sehingga, pendanaan dari konsorsium Indonesia ini sekitar 15% dari proyek. Sisanya sebesar 85% dibiayai dari ekuitas dan pinjaman pihak Tiongkok, tanpa adanya jaminan dari Pemerintah Indonesia.
Saat dikonfirmasi, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga tidak menerangkan secara detail berapa anggaran PMN yang dialokasikan untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. "Menunggu audit BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) dulu," ucapnya kepada Media Indonesia.
Kereta cepat Jakarta-Bandung masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun melalui kerja sama Indonesia dan Tiongkok sejak 2015 lalu.
Progres pengerjaan proyek kereta cepat 508 kilometer diakui mengalami mangkrak. Dilansir Indian Express, macetnya proyek itu disebabkan imbas pandemi covid-19. Alhasil, pengerjaan proyek itu mundur dari rencana awal 2023 menjadi 2028. (OL-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved