Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PADA era saat ini, memastikan adanya ketahanan pangan yang kuat menjadi penting untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang semakin meningkat. Disisi lain potensi sektor pertanian, peternakan, dan perikanan masih besar untuk dioptimalkan dengan bersama-sama saling berkolaborasi antar pelaku bisnis dari hulu ke hilir.
Beberapa komponen penting penunjang kelangsungan hidup suatu bangsa, salah satunya terletak pada ketahanan pangan. Untuk memenuhi ketahanan pangan, diperlukan potensi sumber daya manusia yang optimal dalam memaksimalkan potensi sektor tersebut.
Namun, banyak generasi muda yang tidak tertarik pada dunia pertanian, peternakan dan perikanan. Inilah yang menjadi permasalahan krusial, dimana kebutuhan permintaan pangan selalu naik tapi tidak dibarengi dengan peningkatan jumlah dan kualitas produsen, khususnya dari generasi muda.
Permasalahan krusial itu memantik kesadaran wirausaha muda membangun bisnis rintisan melalui misi sociopreneur. Contohnya, Utari Octavianty bersama kedua rekannya, Indraka Fadhlilah dan Farid Naufal Aslam saat mendirikan Aruna. Sebuah bisnis rintisan bidang perikanan dalam merevolusi ekosistem perdagangan hasil laut dengan teknologi.
Dengan platform Aruna, supply chain dapat lebih ringkas karena transaksi pembelian ikan terjadi secara langsung antara nelayan atau pembudidaya ikan dengan konsumen, tanpa melalui jalur tengkulak. Nelayan mendapatkan harga jual yang layak, konsumen pun mendapatkan kebutuhan ikan dengan harga yang masuk akal.
Karena sebagian besar nelayan tidak begitu memahami perkembangan teknologi fitur pada smartphone, Aruna menghadapi tantangan saat mensosialisasikan teknologi baru yang ditawarkan aplikasi Aruna ke kelompok nelayan. Disinilah peran wirausaha muda dalam turut berkontribusi mengedukasi sebagian besar kelompok nelayan dalam adaptasi transformasi teknologi.
Aruna pun membawa pilot project yang telah berhasil dilakukan pada kelompok nelayan tempat asal Utari dibesarkan, sebagai bukti konkrit adaptasi transformasi teknologi ini pun berdaya guna bagi dan mudah digunakan oleh nelayan. Selain itu, Aruna pun membentuk local heroes yang membantu nelayan setempat untuk memantau dan mengoperasikan Aruna.
Co-founder & CSO Aruna Utari Octaviany, membangun bisnis bisnis rintisan Aruna yang tidak hanya menciptakan inovasi dalam bentuk teknologi, tapi juga ekosistem antara nelayan/pembudidaya ikan dan konsumen
Serupa dengan Utari yang fokus pada sektor perikanan, Dalu Nyzlul Kirom, CEO Ternakesia terpanggil untuk memajukan sektor peternakan yang kurang diminati oleh wirausaha muda. Dalu mengatakan,
“Bisnis rintisan Ternakesia hadir sebagai bentuk jawaban kami akan permasalahan yang ada di sektor peternakan. Kami mencoba mengamplifikasikan teknologi ke bisnis peternakan sebagai salah satu usaha mengatasi kendala usaha para peternak. Ternakesia sendiri fokus di sektor peternakan yang membantu peternak Indonesia yang membutuhkan bantuan bidang permodalan, pemasaran, dan manajemen," katanya dalam webinar Building Impactful Business in Farming & Fisheries Sector yang digelar Wismilak Foundation dan MarkPlus Institute dalam rangkaian Diplomat Success Challenge 12.
Dalu melihat, potensi bisnis peternakan membutuhkan optimalisasi melalui transformasi penerapan teknologi. Apalagi berdasarkan data dari Islamic Economic Forum 2019, Indonesia adalah negara dengan konsumen makanan halal nomor 1 di dunia. Putaran dana untuk mengkonsumsi makanan halal sekitar 273 miliar USD per tahun.
Baca juga : Banyak Profesi Berbasis Digital Buka Peluang Bagi Kaum Muda
"Tapi sayangnya Indonesia bukan termasuk 10 besar pemasok makanan halal di dunia. Inilah ironi sekaligus peluang besar kita khususnya wirausaha muda untuk memenuhi permintaan kebutuhan hasil ternak dengan standarisasi halal yang perlu kita manfaatkan," ujarnya.
Setiap wirausaha tidak saja berkutat dalam urusan mencari dukungan modal usaha. Melainkan support dalam bertukar knowledge technical dan network yang lebih luas. Atas dasar itu, pada 015, Ahmed Tessario mengikuti DSC. Walaupun belum keluar sebagai pemenang, namun Tessar memanfaatkan ekosistem Diplomat Entrepreneur Network (DEN) untuk bisa kolaborasi dan cross selling. Bukan saja cross selling dari sisi produk, namun juga cross selling dari knowledge.
Tessar memberikan masukan bagi wirausaha untuk tidak segan-segan melakukan pendekatan ke sesama wirausaha dalam ajakan kolaborasi. Seperti pengalamannya, memanfaatkan DEN dengan berani mengajak kolaborasi Gazan Azka Ghafara yang merupakan pemenang DSC 2016 melalui brand Zanana Chips.
Lewat kolaborasi sesama wirausaha yang dalam naungan DEN, keduanya sepakat berkolaborasi dengan saling bersinergi bertukar jaringan distribusi untuk memperluas jaringan pemasaran.
Ahmed Tessario, Founder & CEO Sirtanio Organik, sekaligus alumni DSC 2015 selalu mendorong wirausaha tak segan-segan untuk melakukan pendekatan ke wirausaha lainnya dan berani inisiasi sebuah kolaborasi.
Komitmen DSC mendukung perekonomian Indonesia dengan membangun ekosistem wirausaha mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat. Melalui kegiatan virtual pengisi roadshow bertajuk “Unlocking Opportunities”, Menteri BUMN, Erick Thohir, memberikan apresiasi adanya kompetisi DSC ke-12 pada tahun ini. Terlebih atas dedikasi dan konsistensinya menyelenggarakan kompetisi selama lebih dari satu dekade.
Tak hanya dukungan dari Menteri BUMN, dukungan lainnya datang dari Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.
“Kegiatan Diplomat Success Challenge sangat baik sekali sebagai support system, bagi wirausaha muda Indonesia agar mudah beradaptasi dengan cepat, inovatif, kolaboratif, dan semangat untuk membuat gebrakan di tengah pandemi,” ucap Teten Masduki.
DSC ke-12 menyiapkan dana hibah sebesar Rp2 miliar untuk pengembangan usaha pada wirausaha. Program Initiator DSC 12 Edric Chandra berharap, ajang itu akan kembali membawa harapan baru bagi wirausaha yang ingin terus bergerak maju mengeksplorasi peluang yang terbuka lebar.
"Saya tantang generasi muda untuk Raih Peluang dan Bikin Gebrakan dengan daftarkan diri dan proposal ide bisnisnya melalui situsdiplomatsukses.com, hingga 19 Oktober 2021. Format proposal bisnis juga dapat diunduh di situs diplomatsukses.com untuk memudahkan para peserta menuangkan ide bisnisnya. Raih hibah modal usaha senilai total Rp2 miliar dan mentorship serta networking hanya di DSC,” tutup Edric. (RO/OL-7)
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Pupuk Indonesia memastikan bahwa penutupan kios ini tidak akan mengganggu proses penyaluran pupuk ke petani.
Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) Kelompok Tani Hutan (KTH) sebesar Rp497.925.287.251.
Pemerintah akan menyalurkan stimulus fiskal pada Juni hingga Juli 2025 sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal hadir dalam forum bisnis yang melibatkan sekitar 30 perusahaan besar, termasuk Pauli Shandong Taiyuan Energy Co., Ltd.
MENTERI Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyebut untuk mendukung swasembada keterlibatan generasi muda sangat diperlukan.
DATA Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar. Namun, sekitar 70% atau 1,75 juta hektar dalam kondisi rusak
Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) menyatakan kesiapan untuk mengimplementasikan Global Quality and Standard Programme (GQSP) Indonesia Fase 2.
Untuk tahun ini, Dinas Perikanan Batam menargetkan ekspor ikan ke Singapura sebesar 5.500 ton dengan nilai mencapai Rp250 miliar.
Melalui perjanjian ini, diharapkan kondisi kerja awak kapal perikanan migran Indonesia di Taiwan dapat semakin membaik.
Selama ini, para petani yang ingin beternak ikan terpaksa harus membeli benih ikan dari luar daerah seharga Rp1.000 per ekor.
Sebuah fenomena terjadi di Waduk Jatiluhur, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Lebih dari 100 ton ikan mengalami mati massal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved