Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

KNEKS: Ekonomi Syariah Jadi Daya Tarik Baru bagi Perekonomian Global

Despian Nurhidayat
30/9/2021 13:45
KNEKS: Ekonomi Syariah Jadi Daya Tarik Baru bagi Perekonomian Global
Ekonomi syariah(Ilustrasi )

DIREKTUR Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah) Sutan Emir Hidayat mengatakan bahwa ekonomi syariah saat ini telah menjadi daya tarik baru bagi perekonomian global. Hal ini didukung dengan tren populasi muslim global yanh terus meningkat dan diperkirakan akan mencapai 2,2 miliar jiwa atau sekitar 26,4% dari populasi global pada tahun 2030. 

Baca juga: Usut, Koperasi Peternak Ayam Blitar Curangi Pembayaran Jagung Petani

Selain itu, State of Global Islamic Economy Report pada tahun 2020-2021 melaporkan bahwa total konsumsi produk halal dan jasa di dunia mencapai US$ 2,02 triliun pada 2019 dan diperkirakan akan tumbuh US$ 2,4 triliun pada 2024. Angka ini berasal dari konsumsi makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim, fesyen muslim, obat-obatan halal dan kosmetik halal, serta halal media dan rekreasi. 

"Aspek industri keuangan syariah global di tahun 2019 juga sangat luar biasa atau berkisar US$ 2,88 triliun dan dengan berangsurnya proses pemulihan ekonomi, maka diproyeksikan industri keuangan syariah global akan mencapai US$ 3,1 triliun dolar di tahun 2024," ungkapnya dalam acara Islamic Finance Summit 2021, Kamis (30/9). 

Menurut Emir, ke depannya, keuangan syariah diperkirakan akan tumbuh menjadi segmen keuangan global yang berpengaruh, didukung oleh populasi muslim yang besar dan juga berbagai stakeholder yang mencari instrumen keuangan syariah serta kesadaran masyarakat terhadap konsep dan praktik ekonomi berbasis syariah. 

Dengan meningkatnya perekonomian syariah global, Indonesia sebagai sapah satu negara populasi muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemain utama dalam sektor ekonomi syariah dunia. 

Hal ini terbukti dari konsumsi produk halal masyarakat Indonesia khususnya di sektor makanan dan minuman halal pada 2019 sebesar US$ 144 miliar dan menjadikan Indonesia sebagai konsumen terbesar di dunia pada sektor tersebut. 

"Pada sektor pariwisata ramah muslim, penduduk Indonesia melakukan pengeluaran sebesar US$ 11,2 miliar dan masuk peringkat keenam dunia. Pada produk fesyen muslim, Indonesia merupakan konsumen terbesar ketiga dunia dengan total konsumsi US$ 16 miliar. Untuk sektor farmasi dan kosmetik halal, Indonesia pada posisi keenam dan kedua dengan total pengeluaran masing-masing US$ 5,4 miliar dan US$ 4 miliar," ujar Emir. 

Dari sektor ekonomi dan keuangan syariah, industri keuangan syariah di Indonesia juga dikatakan memiliki resiliensi yang baik dalam menghadapi pandemi covid-19 dan berhasil mencatatkan pertumbuhan positif, di mana pada Maret 2021, aset keuangan syariah nasional mencapai Rp1.863 triliun tumbuh dari posisi 2020  sebesar Rp1.801 triliun. 

Sementara itu, berdasarkan laporan The Global Fintech Index 2021, Indonesia masuk dalam peringkat lima besar negara yang memiliki nilai transaksi tertinggi pada syariah digital. 

"Melihat data di atas, Indonesia telah menjadi pasar yang menentukan dalam sektor ekonomi syariah khususnya pada sektor industri halal. Hal tersebut didukung oleh posisi Indonesia sebagai salah satu negara penduduk muslim terbesar di dunia dan Indonesia juga merupakan konsumen produk makanan dan minuman halal terbesar," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik