Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

BRI Cetak Laba Rp6,14 Triliun

29/4/2016 03:00
BRI Cetak Laba Rp6,14 Triliun
(MI/Panca Syurkani)

PENURUNAN suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), cukup berdampak terhadap pertumbuhan laba PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BRI).

Pada kuartal I 2016, laba BRI tumbuh 0,6% daripada periode sama di 2015 lalu.

Sesuai dengan laporan kinerja keuangan kuartal I 2016, BRI membukukan perolehan laba setelah taksiran pajak (bank only) Rp6,14 triliun.

Raihan laba itu berasal dari meningkatnya total pendapatan BRI yang tumbuh 11,46% yoy menjadi Rp25,75 triliun.

Menurut Direktur Utama BRI Asmawi Syam, laba yang tumbuh melambat itu juga ditunjang faktor-faktor lain, seperti menjaga coverage ratio agar pencadangannya cukup, sebab rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) perusahaan mengalami kenaikan.

"Kami jaga (pencadangan) di 150%, itu lebih penting dan prioritas dari sekadar laba yang tinggi," tutur Asmawi dalam paparan kinerja perusahaan, di Jakarta, Kamis (28/4).

Pada kuartal I, pendapatan bunga (interest income) yang menyumbang lebih dari 80% atas total pendapatan, tercatat naik dari yang sebesar Rp20,08 triliun di kuartal I 2015 menjadi Rp21,84 triliun di kuartal I 2016.

Sementara itu, sumber pendapatan lainnya dari pendapatan nonbunga yang mencapai Rp3,91 triliun atau tumbuh 29,55% dari periode yang sama sebelumnya.

Total penyaluran kredit sepanjang kuartal I 2016 yang dilakukan perusahaan sudah mencapai Rp561,11 triliun atau tumbuh 18,65% yoy. Kenaikan penyaluran kredit terjadi di semua segmen bisnis.

BRI dapat menjaga kualitas secara keseluruhan dengan NPL netto berada di level 0,59% dan NPL gross di level 2,22%.

"Segmen mikro dan KUR yang menjadi penunjang utama peningkatan," ujar Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo.

Hingga akhir kuartal I 2016, pertumbuhan penyaluran kredit di sektor usaha mikro tercatat 20,45% yoy atau menjadi Rp189,65 triliun.

Jumlah nasabah mikro meningkat menjadi 8,2 juta serta tingkat NPL mikro yang terjaga di level 1,54% (gross).

Untuk total dana pihak ketiga (DPK), perusahaan mampu meningkat dari Rp587,73 triliun di kuartal I 2015 menjadi Rp631,78 triliun di kuartal I 2016.

"Dengan kinerja positif di awal tahun ini, kami optimistis realisasi kinerja hingga akhir tahun nanti dapat sesuai dengan target yang telah ditetapkan." (Arv/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya