Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PENURUNAN suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), cukup berdampak terhadap pertumbuhan laba PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BRI).
Pada kuartal I 2016, laba BRI tumbuh 0,6% daripada periode sama di 2015 lalu.
Sesuai dengan laporan kinerja keuangan kuartal I 2016, BRI membukukan perolehan laba setelah taksiran pajak (bank only) Rp6,14 triliun.
Raihan laba itu berasal dari meningkatnya total pendapatan BRI yang tumbuh 11,46% yoy menjadi Rp25,75 triliun.
Menurut Direktur Utama BRI Asmawi Syam, laba yang tumbuh melambat itu juga ditunjang faktor-faktor lain, seperti menjaga coverage ratio agar pencadangannya cukup, sebab rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) perusahaan mengalami kenaikan.
"Kami jaga (pencadangan) di 150%, itu lebih penting dan prioritas dari sekadar laba yang tinggi," tutur Asmawi dalam paparan kinerja perusahaan, di Jakarta, Kamis (28/4).
Pada kuartal I, pendapatan bunga (interest income) yang menyumbang lebih dari 80% atas total pendapatan, tercatat naik dari yang sebesar Rp20,08 triliun di kuartal I 2015 menjadi Rp21,84 triliun di kuartal I 2016.
Sementara itu, sumber pendapatan lainnya dari pendapatan nonbunga yang mencapai Rp3,91 triliun atau tumbuh 29,55% dari periode yang sama sebelumnya.
Total penyaluran kredit sepanjang kuartal I 2016 yang dilakukan perusahaan sudah mencapai Rp561,11 triliun atau tumbuh 18,65% yoy. Kenaikan penyaluran kredit terjadi di semua segmen bisnis.
BRI dapat menjaga kualitas secara keseluruhan dengan NPL netto berada di level 0,59% dan NPL gross di level 2,22%.
"Segmen mikro dan KUR yang menjadi penunjang utama peningkatan," ujar Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo.
Hingga akhir kuartal I 2016, pertumbuhan penyaluran kredit di sektor usaha mikro tercatat 20,45% yoy atau menjadi Rp189,65 triliun.
Jumlah nasabah mikro meningkat menjadi 8,2 juta serta tingkat NPL mikro yang terjaga di level 1,54% (gross).
Untuk total dana pihak ketiga (DPK), perusahaan mampu meningkat dari Rp587,73 triliun di kuartal I 2015 menjadi Rp631,78 triliun di kuartal I 2016.
"Dengan kinerja positif di awal tahun ini, kami optimistis realisasi kinerja hingga akhir tahun nanti dapat sesuai dengan target yang telah ditetapkan." (Arv/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved