Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PT Astra International Tbk (ASII) berencana menerbitkan obligasi pada semester I tahun ini.
Obligasi yang akan diterbitkan anak usaha di bidang jasa keuangan itu untuk memenuhi kebutuhan sektor otomotif yang diperkirakan mencapai Rp50 triliun.
Direktur PT Astra International Tbk Gunawan Geniushardja mengatakan penerbitan obligasi tersebut sejalan dengan kebutuhan pembiayaan otomotif baik di roda dua maupun roda empat yang dinilai masih berpeluang baik di tahun ini.
"Diperkirakan, kami butuh dana sekitar Rp40 triliun-Rp50 triliun. Kami cari biaya dana yang paling murah dan obligasi ialah funding yang baik saat ini," kata Gunawan seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perusahaan, di Jakarta, Rabu (27/4).
Gunawan mengatakan pihaknya akan mencoba menerbitkan obligasi untuk mendapatkan pendanaan paling tidak 20%-25% dari total yang dibutuhkan atau ditargetkan terkumpul dana Rp10 triliun-Rp12,5 triliun.
Di awal tahun, PT Federal International Finance (FIF) sudah menerbitkan obligasi Rp3 triliun, demikian pula dengan PT Astra Sedaya Finance (ASF) yang terbitkan obligasi Rp2 triliun.
Gunawan mengakui Toyota Astra Financial Services akan menyusul kemudian, tetapi ia belum mau membeberkan lebih lanjut.
"Yang lain akan kami terbitkan juga, tapi dilihat dari likuiditasnya dan tergantung kuponnya bagus tidak, daripada bilateral loan," tutur Gunawan.
Direktur PT Astra International Tbk Sudirman Maman Rusdi menambahkan pihaknya melihat potensi kenaikan penjualan kendaraan roda dua dan roda empat yang akan terjadi pada semester II 2016 mendatang.
"Memang secara wholesale ada penurunan 5%, tapi kami optimistis akan meningkat di semester II nanti."
Pada RUPS kali ini, perusahaan memutuskan laba perusahaan yang sebesar Rp14,46 triliun akan dialokasikan untuk menjadi dividen sebesar Rp7,16 triliun atau sebesar Rp177 per lembar saham.
Sementara itu, sisa laba Rp7,29 triliun dibukukan sebagai laba ditahan.
Laba menurun
Di sisi lain, perusahaan membukukan laba bersih Rp3,112 triliun pada kuartal I 2016 atau turun 22% daripada periode sama pada tahun sebelumnya Rp3,992 triliun.
Presiden Direktur Astra International Tbk Prijono Sugiarto dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (26/4), mengemukakan penurunan itu seiring dengan pendapatan bersih konsolidasian perseroan 7% menjadi Rp41,9 triliun pada kuartal I 2016.
"Grup Astra masih mengalami rendahnya permintaan otomotif dan lemahnya harga komoditas, serta penurunan kualitas kredit korporasi di Bank Permata. Kondisi bisnis masih menantang."
Berdasarkan tinjauan kinerja, lanjut dia, Grup Astra mengalami penurunan pendapatan alat berat dan pertambangan serta agrobisnis.
Bersamaan dengan itu, terdapat penurunan kontribusi pendapatan bersih dari Toyota Sales Operations, setelah pelaksanaan restrukturisasi model distribusi dua tingkat (two-tiered).
"Profitabilitas mengalami penurunan disebabkan turunnya kontribusi dari alat berat dan pertambangan, jasa keuangan, teknologi informasi, dan otomotif." (Ant/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved