Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Dana Riset Indonesia Hanya US$2 M, Beda Jauh dengan Korsel

Insi Nantika Jelita
30/5/2021 14:18
Dana Riset Indonesia Hanya US$2 M, Beda Jauh dengan Korsel
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020).(ANTARA)

REKTOR Universitas Pertamina I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengungkapkan tantangan dalam perkembangan riset dan inovasi nasional adalah alokasi dana riset yang dianggap belum optimal.

Dia menyebut, dana riset yang dimiliki Indonesia hanya sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp28,6 triliun. Angka ini berbeda jauh dibandingkan dengan Korea Selatan, menurut paparannya saat dalam diskusi daring tentang Peleburan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) pada Senin (24/5) lalu.

Baca juga: Menteri Pertanian Pastikan Stok Pupuk Cukup

"Dengan total 270 juta penduduk, Indonesia hanya memiliki US$ 2 miliar untuk mendanai kegiatan riset. Bandingkan dengan Malaysia yang jumlah penduduknya 32 juta jiwa, mengalokasikan US$9,7 miliar dan Korea Selatan dengan total 51 juta jiwa, memiliki total dana US$73 miliar," ungkap Wiratmaja dalam keterangan pers Pertamina, Minggu (30/5).

Hal ini diamini Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira. Menurutnya, dana riset tersebut juga masih menyebar di masing-masing kementerian atau lembaga yang dituding untuk dipakai kegiatan kerja pemerintah.

"Pada akhirnya, dana ini terpakai untuk kegiatan operasional yang bukan merupakan bagian dari penelitian," kata Andreas

Oleh karenanya, lanjut Andreas, saat ini tengah dikaji strategi APBN 2022 mendatang agar dilakukan sentralisasi untuk dana riset. Harapannya bisa terserap di Kemendikbud-Ristek.

Pihaknya berharap dengan adanya peleburan Kementerian Riset dan Teknologi ke dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, diharapkan bisa memperkuat riset dan inovasi di Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah berupaya mendukung berbagai lembaga riset dan perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan penelitian dan pengembangan, misalnya untuk Vaksin Merah Putih.

"Momen ini harus kita anggap sebagai “wake-up call” untuk kembali melihat kekuatan bangsa dalam hal riset dan inovasi termasuk juga industri farmasi," ujarnya dalam acara Pharmaceutical & Health Care Virtual Summit 2021 yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni UGM (KAGAMA) Farmasi yang dikutip dari siaran pers, Kamis (27/5). (OL-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya