Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
SALAH satu kebutuhan masyarakat yang tiba-tiba menjadi penting di masa pandemi covid-19 adalah internet. Hal itu karena banyak kegiatan masyarakat yang harus dilakukan dari dari rumah, akibat adanya pembatasan sosial berskala besar di sejumlah daerah.
Berbagai kegiatan seperti bekerja, belajar, bahkan berbelanja pun dari rumah. Situasi itu membutuhkan jaringan internet. Itu sebabnya PT Link Net Tbk dengan brand First Media berusaha menjawab kebutuhan itu melalui beragam inovasi produk dan solusi layanan.
Baca juga: Pengguna Internet Indonesia Hampir Tembus 200 Juta
Setelah meluncurkan kampanye #BeneranTanpaBatas untuk memberikan layanan unlimited internet tanpa batasan kuota dan unlimited world entertainment, kini First Media menghadirkan OTT Package First+yang menyediakan akses ke beragam plat form Over-The-Top (OTT). Inovasi itu menjadikan First Media sebagai penyedia layanan Cable TV dan Fixed Broadband Internet pertama di Indonesia yang menghadirkan agregasi konten OTT streaming platforms dalam satu paket.
Marlo Budiman, Presiden Direktur dan CEO PT Link Net Tbk menyampaikan bahwa masa pandemi tidak hanya telah mengubah kebiasaan masyarakat dalam bekerja, belajar, dan beribadah, tetapi juga membuat masyarakat semakin membatasi aktivitas lain di luar rumah seperti halnya mengakses hiburan. Perubahan juga terjadi pada pola konsumsi masyarakat terhadap media dan konten hiburan yang mengalami pergeseran. Dengan berbagai pilihan aksesyang tersedia, masyarakat semakin memiliki kebebasan dan kemampuan penuh dalam memilih atau mengonsumsi media dan berbagai konten yang lebih personal, salah satunya mengakses layanan OTT untuk menikmati berbagai konten streaming.
“Perubahan ini menjadi peluang bagi kami di Industri cable TV dan fixed broadband internet untuk berinovasi. Melalui OTT PackageFirst+, kami menghadirkan konten-konten yang bisa menjadi alternatif pilihan bagi pelanggan dalam menikmati unlimited world entertainment. Kami senang bisa mendapatkan dan mengoptimasi peluang ini guna memberikan pengalaman lebih menyeluruh kepada pelanggan. Kami berharap, inovasi ini dapat menjawab kebutuhan konsumen akan akses konten berkualitas yang lebih mudah, terjangkau, dannyaman untuk dinikmati melalui layar TV atau pun gawai.”
Dalam laporan hasil riset tentang tren konsumsi OTT yang dilakukan oleh Kantar dan perusahaan teknologi Amerika The Trade Desk tahun 2020 menyebut, Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang paling banyak menghabiskan waktu untuk mengakses layanan OTT dengan total sekitar 3 miliar jam per bulan. Dari total 66 juta masyarakat Indonesia yang mengakses layanan OTT, 70% di antaranya menghabiskan waktu lebih dari satu jam per hari. Sementara dari segi konten, konsumen Indonesia paling sering menikmati 43% program lokal, 42% konten Korea, dan 15% lainnya.
Content & eSports Director PT Link Net Tbk Ferliana Suminto mengatakan tren masyarakat yang lebih menyukai konten lokal dan drama Asia coba mereka penuhi dengan menyediakan berbagai OTT yang bisa diakses dalam satu layanan. "OTT yang kami hadirkan saat ini diantaranya; GoPlay dan Viu yang menghadirkan konten lokal dan drama Asia berkualitas.”
“Sejalan dengan kampanye #BeneranTanpaBatas, kami berharap First+ dapat menjadi alternatif bagi pelanggan akan akses mudah dalam menikmati one-stop best entertainment solution from home and on the go. Kami juga berharap kedepannyaFirst Media dapat terus menghadirkan inovasi melalui layanan dan produk lainnya yang bisa lebih meningkatkan pengalaman dan kenyamanan pelanggan," ujar. (RO/A-1)
KEMENTERIAN Komunikasi dan Digital resmi membuka lelang seleksi pengguna pita frekuensi radio 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access).
Indonesia mencatatkan diri sebagai negara dengan jumlah sumber serangan DDoS terbanyak di dunia, menempati posisi pertama dan mengungguli negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong.
Nico menyarankan agar Pemerintah melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap layanan internet Starlink milik Elon Musk tersebut.
Peneliti Jepang mengklaim memecahkan rekor kecepatan internet tercepat, dengan transmisi 125.000 GB per detik, sejauh 1.800 km.
PERTUMBUHAN internet service provider (ISP) dan network access point (NAP) di Indonesia sangat signifikan.
Kehadiran paket layanan data dengan masa berlaku tertentu juga telah sesuai dengan ketentuan regulasi yang berlaku dari pemerintah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved