Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KOMITMEN PT Fajar Surya Wisesa Tbk (Fajar Paper) sebagai produsen kertas kemasan daur ulang dalam mendukung kelestarian lingkungan hidup bukan hanya diwujudkan melalui penggunaan 100% kertas daur ulang.
Fajar Paper juga sangat peduli pada lingkungan hidup melalui pencanangan program Sustainability Waste Management, salah satunya yakni pengelolaan sampah plastik. Pengelolaan sampah plastik perlu dilakukan karena sifatnya yang tidak mudah terurai. Plastik juga dapat menjadi penyebab pencemaran lingkungan darat dan perairan.
“Sebagaimana diketahui, kertas daur ulang yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas juga membawa impurities berupa sampah plastik. Dalam prosesnya, sampah plastik ini akan dipisahkan dari fiber yang merupakan komponen utama pembuatan kertas,” jelas keterangan resmi yang diterima Media Indonesia, Kamis (25/2).
Karena itu, Fajar Paper, mempertahankan visi untuk memanfaatkan sampah plastik hasil proses produksi tersebut. Sebanyak 30-50 ton sampah plastik dari proses produksi dikirimkan ke bank sampah setiap harinya.
Sebagian sampah plastik lainnya diproses di mesin pellet yang akan menghasilkan kurang lebih 100 ton pellet plastik per hari. Sisanya sampah pastik akan dibakar pada 2 unit incinerator yang memiliki kapasitas total 250 ton per hari sehingga menghasilkan energi yang digunakan pada mesin produksi.
Sejak awal, Fajar Paper memang mencari teknologi yang secara efektif dan efisien memberikan solusi untuk mengelola sampah plastik dan juga mempertimbangkan besarnya investasi yang harus dikeluarkan dan ketersediaan lahan.
Fajar Paper kemudian memutuskan untuk mengelola sampah plastik menggunakan mesin pellet karena biaya investasi yang tidak terlalu besar dan lahan yang diperlukan tidak terlalu luas. Program pengelolaan sampah plastik menjadi pellet plastik ini telah digagas sejak 2019.
Pembangunan mesin dilakukan pada 2020 dan awal 2021 ini sudah mulai beroperasi. Seperti diketahui, bahan baku proses produksi Fajar
Paper berasal dari sampah kertas yang didaur ulang menjadi kertas yang dipakai kembali untuk karton kemasan.
Saat proses produksi ini, sampah plastik yang tercampur dalam sampah kertas akan tersaring keluar. Sampah plastik inilah yang kemudian digunakan sebagai bahan baku dari mesin pellet.
Mesin pellet plastik milik Fajar Paper bisa mengolah sampah plastik sebanyak kurang lebih 250 ton per hari atau sekitar 82.500 ton per tahun. Jumlah tersebut akan menghasilkan kurang lebih 100 ton palet plastik per hari atau sekitar 33.000 ton per tahun.
Pellet plastik produksi Fajar Paper sesuai rencana awal dikirimkan kepada produsen peralatan plastik, seperti produsen pot plastik, palet plastik, dan lainnya. Saat ini juga sedang diuji coba mempergunakan pellet plastik sebagai bahan bakar pengganti batubara.
Sinergi bank sampah
Selain memproduksi sampah menjadi pellet plastik, Fajar Paper mulai bekerja sama dengan bank sampah sejak 2020. Di antaranya di wilayah Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang dibina dan dikelola oleh PT Xaviera Global Synergy.
Perusahaan tersebut merupakan perusahaan jasa kepedulian lingkungan yang berfokus pada penanganan sampah kota, sampah industri, sampah pertanian, dan sampah peternakan di Indonesia.
Setiap hari, bank sampah akan mengambil kurang lebih 30 hingga 50 ton sampah plastik dari Fajar Paper untuk dikelola dan diproses di lokasi bank sampah yang sudah dibangun di Cikarang Barat.
Sampai saat ini, bank sampah sudah memberdayakan 50 orang dari masyarakat sekitar. Ke depannya direncanakan akan memberdayakan sampai 200 orang masyarakat sekitar.
Di lokasi bank sampah tersebut, sampah plastik akan dipilah. Jenis sampah plastik campuran akan dilelehkan untuk dibentuk menjadi paving plastik. Kemudian, sampah plastik keras akan di-bale press dan dikirimkan ke produsen plastik, sedangkan sampah plastik ringan akan diolah menggunakan metode pirolisis menjadi bahan bakar minyak.
Dari hasil pirolisis yang dilakukan, akan menghasilkan bahan bakar minyak yang setara dengan solar dan minyak tanah. PT Xaviera Global Synergy merupakan bank sampah pertama yang kini berkembang menjadi badan usaha.
Perusahaan ini berubah dari hanya bank sampah kini menjadi jasa pengelolaan sampah yang mengelola semua jenis sampah. Saat ini, perusahaan tersebut bisa mengelola ribuan ton sampah setiap bulan.
Hasil olahan sampah itu juga antara lain diubah menjadi kompos, pakan ternak, bio gas, kertas, serta biji plastik. Pengolahan sampah ini dinilai bisa menjadi kekuatan ekonomi yang alami dan organik dari masyarakat. Bahkan, bank sampah mitra Fajar Paper tersebut kini telah membina sedikitnya 1.200 pekerja. (Gan/S3-25)
Kertas bekas berpotensi mencemari ikan pindang. Kertas ini bisa membawa cemaran mikrobiologis maupun kimiawi yang mempercepat kerusakan pangan dan mengganggu kesehatan konsumen.
Pemerintah perlu melihat apakah Indonesia memiliki kebutuhan bahan baku plastik dan kertas yang cukup dari dalam negeri untuk menghentikan impor sampah.
Kemenperin mengungkapkan bahwa indeks kepercayaan industri (IKI) pada Juli 2024 berada di angka 52,4. Hal tersebut menandakan IKI pada Juli 2024 ini melambat sebesar 0,10 poin
Perjalanan kereta Commuter Line pada lintasan Tanah Abang-Rangkasbitung mengalami gangguan akibat genangan air di antara Stasiun Kebayoran dan Stasiun Pondok Ranji pada Sabtu sore.
Pemandangan alam menjadi hal paling mudah untuk ditiru dan diaplikasikan pada kertas gambar
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad meminta Komisi II DPR untuk mengkajinya karena terkait dengan kerentanan kerusakan kertas su
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved