Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TINDAKAN bisnis yang bertanggung jawab untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan memang menjadi salah satu kampanye global saat ini. Strategi yang diterapkan dalam operasionalnya memenuhi Sepuluh Prinsip yang meliputi hak asasi manusia, ketenagakerjaan, lingkungan hidup dan anti-korupsi. Mereka sepakat mengambil tindakan strategis untuk memajukan tujuan masyarakat yang lebih luas. Hal itu sesuai dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, dengan penekanan pada penerapan kolaborasi dan inovasi.
Sejak diluncurkan pada 2000, UN Global Compact yang merupakan inisiatif keberlanjutan dari perusahaan terbesar di dunia, dengan keikutsertaan lebih dari 12.000 perusahaan dan 3.500 penandatangan non-bisnis yang berasal dari lebih 160 negara, dan didukung oleh 69 jaringan lokal. Tujuan kerjasama itu adalah untuk memobilisasi gerakan perusahaan secara dunia dan pemangku kepentingan yang berkelanjutan untuk menciptakan dunia yang menjalankan bisnis secara bertanggung jawab dengan menyelaraskan strategi.
Baca juga: Menanti Kesiapan Indonesia Terapkan Ekonomi Hijau
Perusahaan Aveva salah satu pemimpin global di bidang pembuatan perangkat lunak untuk teknik dan industri mengumumkan komitmennya di London, Inggris. Selain menanamkan perubahan di seluruh fungsinya, Aveva memungkinkan pelanggannya untuk memajukan upaya keberlanjutan mereka sendiri dengan solusi perangkat lunak yang diterapkan di lebih dari sembilan vertikal industri untuk mengatasi tantangan. Tantangan itu berkaitan dengan kemampuan menyediakan data energi secara real time atau tepat waktu—serta mendukung peningkatan efisiensi operasional untuk membantu pelanggan mengurangi konsumsi energi dan emisi perusahaan.
Menurut Craig Hayman, CEO Aveva, pada awal perjalanannya mereka telah lama menyelaraskan bisnisnya dengan Sustainable Development Goals(SDG) yang telah ditetapkan PBB. Perusahaan juga telah mengumumkan kemitraannya dengan United Nations Global Compact Network, sebuah platform sukarela untuk pengembangan, penerapan, dan pengungkapan praktik bisnis yang bertanggung jawab.
“Digitalisasi bisnis manufaktur tradisional memungkinkan kami untuk memberikan solusi perangkat lunak kepada pelanggannya yang tidak hanya meningkatkan ROI, tetapi juga merampingkan model bisnis mereka, untuk mulai membingkai rencana lingkungan mereka,” tuturnya di acara diskusi global secara virtual.
"Dengan menyediakan data waktu secara real timekepada pelanggan dan mendukung peningkatan efisiensi operasional, AVEVA berpotensi membantu ribuan pelanggan, khususnya yang memiliki jejak karbon yang sangat besar untuk secara signifikan mengurangi konsumsi energi dan emisi mereka."
Memanfaatkan teknologi untuk membangun masa depan yang berkelanjutan, menurut Craig adalah pilihan strategisdi mana pelaku industri meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mendukung kelestarian lingkungan.
“Dan sebagai pimpinan organisasi bisnis, Anda dapat melayani pemegang saham, dapat melayani karyawan, pelanggan, dan juga dapat melayani komunitas tempat kita semua bekerja dan tinggal. Dan saya pikir itulah mengapa kami sangat bersemangat untuk bekerja dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hari ini kami mengumumkan bahwa kami juga telah bergabung dengan dua organisasi, salah satunya adalah United Nations Global Compact.”
Craig menambahkan, empat dari tujuan ini SDG sangat terkait dengan pekerjaan AVEVA yaitu seputar air bersih dan sanitasi, energi yang terjangkau dan bersih, seputar industri, inovasi dan infrastruktur, serta komunitas yang berkelanjutan.
“Kami berpikir bahwa tujuan-tujuan tersebut mempercepat pekerjaan kami dan memberi kami kesempatan untuk berkomunikasi dengan perusahaan, pelanggan, dan mitra di seluruh dunia yang memiliki pemikiran yang, dan bersama dalam Global Compact untuk mencapai tujuan 2030. Kami senang bekerja bersama Schneider Electric, Microsoft, Accenture, dan banyak mitra kami untuk melakukannya. Sekarang kami juga bahwa kami bergabung dengan Business for Social Responsibility (BSR). Itu adalah organisasi nirlaba global lain dengan anggota sekitar 250 perusahaan, untuk mendukung para pemimpin bisnis dengan tindakan mereka seputar perubahan iklim dan pemberdayaan perempuan.”
Menurut Craig, saat ini dunia berada dalam transisi energi lain di mana sekarang 14,9% daya yang disalurkanadalah energi dari sumber terbarukan. Meski begitu, 43% dari bahan bakar fosil dan 9% dari biomassa. Namun pada 2020, jejak energi nol karbon ini bahkan lebih tinggi lagi.
“Kami adalah perusahaan piranti lunak, yang tidak memproduksi barang fisik sehingga jejak kami relatif kecil. Tetapi kemudian kami melihat bagaimana kami membantu orang lain untuk membentuk kembali cara kerja industri.”
Robert Opp, Chief Digital Officer di UNDP dalam kesempatan tersebut menguraikan pentingnya organisasi menetapkan tujuan yang jelas untuk memanfaatkan teknologi baru agar selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, yang terdiri dari 17 tujuan global yang dirancang sebagai 'cetak biru untuk mencapai masa depan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan untuk semua.
"Mempromosikan industri yang berkelanjutan, dan berinvestasi dalam penelitian dan inovasi ilmiah, semuanya adalah cara penting untuk memfasilitasi pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya. (RO/A-1)
TEMA global saat ini yang kian memukau ialah mendorong masa depan yang lebih baik dengan keuangan berkelanjutan dan pelaporan implementasi prinsip environmental, social and governance (ESG).
Amerika Serikat telah mengadopsi Inflation Reduction Act (IRA) yang berisi investasi, subsidi, dan pemotongan pajak senilai US$370 miliar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Peserta Proper 2020 terdiri dari 972 agroindustri, 584 Manufaktur Prasarana Jasa, dan 482 Pertambangan Energi Migas.
Proper Emas merupakan tingkat penganugerahan tertinggi.
Saran kebijakan dibuat para peneliti LIPI sebagai bahan pertimbangan pemerintah, yang didasarkan dari bukti-bukti ilmiah.
Ecologycal philosophy merupakan filosofi keseimbangan yang bijak berlandaskan kesatuan utuh tiga dimensi, yaitu intelektual, spiritual, dan emosional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved