IHSG Masih Fluktuatif, Ada Koreksi Terbatas Usai Dibuka Menguat

Despian Nurhidayat
25/1/2021 10:53
IHSG Masih Fluktuatif, Ada Koreksi Terbatas Usai Dibuka Menguat
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia(ANTARA FOTO/Reno Esnir)

PERGERAKAN Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ini atau Senin (25/1) dibuka menguat seiring kenaikan mayoritas bursa saham kawasan Asia. Meskipun demikian, penguatan ini hanya berlangsung sesaat.

Berdasarkan pantauan pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka menguat 0,24% atau 15,39 poin ke level 6.322,52. Beberapa saat kemudian, pada pukul 09.45 WIB, IHSG melemah 1,13% atau 71,21 poin ke level 6.235,92.

Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,32% atau 3,19 poin ke level 994,77.

Sesuai prediksi, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan optimisme pasar pada pekan ini menurun akibat pandemi covid-19 yang masih belum berhasil diatasi dengan cepat oleh program vaksin.

"Selain itu, langkah penguncian sosial di berbagai negara berpotensi membuat pasar saham kembali terkoreksi terbatas. Support IHSG diperkiraan di level 6,283 sampai 6,166 dan resistance di level 6,400 sampai 6,504," kata Hans.

Baca juga: Tiga Pemicu Berikut Pengaruhi Pergerakan IHSG Pekan Ini

Hans menuturkan, sebenarnya pasar pekan ini masih diwarnai optimisme langkah-langah yang diambil Joe Biden setelah dilantik sebagai Presiden AS. Selain itu, stimulus fiskal yang besar mendorong optimisme pemulihan ekonomi menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan.

Di lain pihak, Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menuturkan secara sentimen IHSG berpotensi mencoba rebound di awal pekan ini.

"Investor mengevaluasi pendemi yang memburuk dan prospek stimulus serta menunggu hasil pertemuan kebijakan bank sentral AS The Fed minggu ini," ujar Lanjar.

Investor juga berharap Gubernur The Fed Jerome Powell akan memberikan jaminan setelah pertemuan kebijakan US$120 miliar untuk pembelian obligasi bulanan, tidak akan berkurang dalam waktu dekat.

Pada akhir pekan lalu, ekuitas global melemah setelah Presiden AS Joe Biden dikatakan tidak akan melunak dengan Tiongkok.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya