Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Asing Aktif Borong Saham BRI

Fetry Wuryasti
15/1/2021 04:45
Asing Aktif Borong Saham BRI
Aksi beli investor asing pada perdagangan kemarin mencatatkan net buy hingga Rp2,96 triliun.(MI/AGUNG WIBOWO)

INDEKS harga saham gabungan (IHSG) perdagangan Kamis (14/1) ditutup melemah tipis 0,11% pada level 6.428,31.

Namun, di tengah pelemahan itu, investor asing terus masuk melakukan pembelian. Dalam perdagangan kemarin, asing tercatat melakukan pembelian sebesar Rp2,96 triliun. Dalam sepekan terakhir ini asing telah masuk hingga mencapai Rp9,49 triliun.

Emiten PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi emiten yang paling banyak dibeli investor asing dengan nilai transaksi Rp472,69 miliar, disusul PT Astra International (ASII) Rp157,5 miliar, PT Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) Rp53,55 miliar dan PT Telkom Indonesia (TLKM) Rp46,91 miliar.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan terciptanya rekor harga saham BRI tertinggi sepanjang sejarah (all time high) merupakan bukti kepercayaan investor terhadap strategi perseroan dalam menghadapi pandemi yang saat ini masih terjadi.

“Saham BBRI yang menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa merupakan si­nyal positif bahwa investor memberikan respons positif terhadap penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik oleh BRI. Sustainability itu dihargai lebih tinggi dari pada sekadar membukukan laba yang tinggi,” urai Sunarso.

Sebelumnya nilai saham BBRI pernah menyentuh titik di level terendah yang dibukukan 18 Mei silam di harga Rp2.160/unit dan saat ini telah tumbuh lebih dari 120% dari titik terendahnya di tahun 2020. BRI pun mengukuhkan diri sebagai perusahaan BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar di pasar modal dengan kapitalisasi pasar BRI mencapai Rp590,83 triliun.

“Perseroan optimistis kinerja di tahun ini lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2020 lalu, dengan penyaluran kredit kita patok tumbuh 6% hingga akhir tahun. Optimisme ini selaras dengan sinyal kebangkitan dari UMKM yang merupakan fokus utama bisnis BRI,” pungkas Sunarso.

Sentimen SWF

Derasnya arus masuk dana dari investor asing untuk berbelanja saham di BEI tidak lepas dari membaiknya prospek perekonomian Indonesia.

Apalagi, Indonesia akan segera memiliki lembaga pengelola investasi atau sovereign wealth fund (SWF) sehingga diyakini perekonomian Indonesia akan segera pulih seiring dengan keberhasilan pengendalian pandemi covid-19.

Level penguatan IHSG saat ini diyakini belum mencapai titik terbaiknya sebab posisi indeks tertinggi baru berada di level 6.600.

“Harapan daripada SWF dapat mendo­rong indeks di angka psikologis 7.000 ka­re­na prestasi tertinggi sekarang hanya di level 6.600,” kata praktisi pasar modal Lucky Bayu Purnomo dalam webinar, kemarin.

Untuk mengutilisasi sentimen positif ini, perlu ada kerja sama kebijakan dan prog­ram lintas kementerian lembaga untuk mengakselerasi kinerja para emiten yang tercatat di BEI.

Emiten infrastruktur yang mendapat berkah dari kehadiran SWF harus berlomba menawarkan proyek-proyek dengan return tinggi.”Kuncinya ada di return,” kata Lucky.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan bahwa kenaikan harga saham saat ini terus harus disertai dengan perbaikan perekonomian secara nyata. “Bila tidak, dikhawa­tirkan pasar akan mengalami penurunan kembali untuk melakukan penyesuaian,” ujarnya. (RO/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya