Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
MENTERI Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengungkapkan polemik harga kedelai terjadi akibat kontraksi global karena adanya pandemi covid-19.
Pengiriman kedelai dari Amerika Serikat dilaporkan mengalami kendala, sehingga berpengaruh pada negara lain yang mengimpor produk pangan tersebut, termasuk Indonesia dan negara lain. Dampak tersebut, ialah industri makanan termasuk tahu dan tempe menjadi langka.
"Mengenai kedelai yang ada, adalah masalah kontraksi global dan bagian dari pandemi yang membuat harga kedelai yang ada secara global itu terpengaruh khususnya dari Amerika Serikat (AS)," kata Syahrul di Jakarta, Senin (4/1).
Baca juga: Gelar Doa, Zikir, Mentan SYL: Bersyukur dan Kerja Lebih Keras Lagi
Dia menambahkan, "Hal itu juga yang kita rasakan di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia yang (mengalami) kontraksi seperti ini. Di Argentina misalnya, juga terjadi polemik kedelai itu,"
Kementan dan pihak terkait, ungkap Syahrul, mengaku sudah menyiapkan langkah untuk segera menyediakan stok kedelai nasional. Hal ini dilakukan agar kelangkaan tahu dan tempe tidak meluas lagi.
"Kami sudah bertemu jajaran pertanian, melibatkan integrator dan juga unit-unit kerja lain dari kementerian dan pemerintah daerah. Ini menjadi pelajaran yang penting untuk kita. kekuatan nasional (produksi kedelai) harus menjadi jawaban atas kebutuhan ini," jelas Politikus NasDem itu.
Tadi pagi, Kementan melakukan rapat dengan Gabungan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) perihal penyediaan stok bahan makanan tersebut.
"Kami akan sikapi di lapangan, saya enggak mau janji dulu (berapa stok yang disiapkan). Agenda yang kita siapkan mudah-mudahan bisa menjadi jawaban atas masalah ini," pungkas Syahrul.
Baca juga: Kementan Segera Tingkatkan Produksi Kedelai Lokal
Terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto mengungkapkan, para pengrajin sudah memproduksi tahu tempe kembali. Pasalnya, tiga hari lalu para pengrajin tersebut terpaksa mengambil langkah mogok produksi karena melonjaknya harga kedelai akibat kondisi global.
"Kami melakukan pertemuan dengan pelaku pengrajin dan anggota Gakoptindo. Alhamdulillah para pengrajin sepakat sudah mulai memproduksi lagi. Hari ini sudah mulai," ungkap Suhanto kepada Media Indonesia, hari ini. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved