Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MELIHAT angka kasus Covid-19 yang terus naik, Pemerintah DKI Jakarta sejak 27 Desember 2019 lalu menyuarakan akan menarik rem darurat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sebab total kasus terinfeksi Covid-19 di Jakarta mencapai 185.691 dan bertambah 1.800-2.000 kasus per hari.
Namun bagi pengusaha, upaya tersebut akan mematikan usaha pata tenant yang beroperasi di dalam pusat perbelanjaan.
Baca juga: Libur Tahun Baru, 144 Ribu Kendaraan Menuju Jakarta
Wakil Direktur Utama PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI), pengembang kawasan Pondok Indah, Jeffri Tanudjaja berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak memberlakukan PSBB Ketat/ rem darurat lagi. Sebab hal ini akan mematikan tenant-tenant yang melakukan usahanya di dalam mal.
"Perlu disadari bahwa di semua mall di DKI, rata-rata sudah menerapkan protokol Covid-19 dengan ketat. Jadi Mall bukanlah cluster penyebaran Covid-19. Saya rasa PSBB transisi sudah cukup, kata Jeffri saat dihubungi, Minggu (3/1).
Penularan justru biasanya lebih berpotensi terjadi di area-area umum yang kurang terkontrol. Sedangkan di mal, petugas siaga mengawasi bila terjadi kerumunan.
"Apalagi di Pondok Indah Mal (PIM), kami sangat ketat menerapkan protokolnya, sejak mulai pengunjung masuk, sampai keluar. Mudah-mudahan Pemprov tidak melakukan hal yang drastis," harap Jeffri.
Akibat pandemi, pendapatan dan laba bersih dari MKPI terpantau merosot dalam. Pada kuartal II-2020 saat PSBB total berlaku di DKI Jakarta, pendapatan perusahaan mencapai Rp 570,23 miliar (-31,91%) dari tahun sebelumnya di Rp 837,44 miliar. Sedangkan laba bersih turun menjadi Rp 113,28 miliar (-56,12%) dibandingkan tahun 2019 yang sebesar Rp 258,16 miliar.
Pada kuartal III-2020 saat pelonggaran diberlakukan menjadi PSBB transisi, pendapatan perusahaan naik menjadi Rp 903,3 miliar. Meskipun angka ini masih lebih rendah 30,54% dari tahun sebelumnya. Laba perusahaan juga tercatat Rp 199,51 miliar. Meski lebih rendah 42,29% daripada tahun lalu yang sebesar Rp420,7 miliar. (Try)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved