Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PANDEMI Covid-19 ikut berdampak pada industri kopi nasional, baik yang berkonsep coffee shop, maupun pebisnis ritel. Karena itu menjalin kolaborasi diantara pelaku industri jadi salah satu cara bertahan di tengah pandemi bagi industri kopi.
Hal itu jadi salah satu kesimpulan dalam webinar bertajuk Industri Kopi Nasional Pascapandemi Covid-19, What Next to Be Done yang digelar PT. Kapal Api Global, Senin (28/12).
GM Boncafe Indonesia Mira Yudhawati mengatakan, saat pandemi Covid-19 melanda, banyak coffee shop yang terdampak. Ditengah kondisi sulit ini, komunitas kopi ditantang untuk kreatif, inovatif serta tetap kuat dan solid.
"Banyak gerakan-gerakan yang muncul untuk membantu korban terdampak pandemi covid-19 antara lain gerakan kopi untuk sesama untuk membantu petugas medis, gerakan barista asuh untuk membantu para barista yang kehilangan pekerjaan dan program solid saat sulit untuk saling berbagi informasi mengenai peluang kerja bagi korban terdampak pandemi," katanya.
Head of Buying Station PT. Sulotco Jaya Abadi Moelyono Susilo mengatakan, Pada industri kopi, kopi arabika turut terkena dampak dan mengalami penurunan omset sementara kopi robusta masih cukup stabil. Hal ini diakibatkan oleh proses lockdown di sejumlah negara sehingga aktivitas perdagangan sempat terhenti.
Selain itu, pandemi menyebabkan perubahan pada supply & demand, supply chain, proses produksi dan distribusi kopi. Prediksi untuk 2021 perkembangan hotel, restoran, dan kafe akan cenderung stagnan sementara stall kopi independen akan berkembang.
"Untuk memacu pertumbuhan industri kopi kembali di 2021 yang utama bukanlah meningkatkan harga kopi melainkan meningkatkan produktivitas kopi. Kunci dari produktivitas kopi Indonesia adalah peningkatan kesejahteraan petani," ujarnya.
Coffee Roaster Specialist, Founder of ROSSO’ Micro Roastery Andreas Andrianto memaparkan empat hal yang dapat dilakukan kedai kopi untuk bertahan di masa pandemi ini. Pertama, menerapkan konsep online, kedua, perubahan pola perilaku konsumen menjadi berbeda dimana kedai kopi harus aktif menyesuaikan.
Baca juga : Cepat Beradaptasi Kunci Sukses Bisnis di Masa Pandemi
Ketiga, konsep cafe yang memiliki area outdoor jelas Andreas akan bertahan dibandingkan café indoor dan yang keempat adalah kolaborasi antar pelaku industri dan stakeholder.
Managing Partner Inventure Yuswohady menyebutkan, ada empat karakteristik di era pandemi yang muncul sebagai lansekap industri baru, yaitu: Hygiene, Low-Touch, Less-Crowd dan Low-Mobility. Setelah pandemi yang menjadi prioritas bagi konsumen dalam memutuskan untuk pergi ke resto dan kedai kopi adalah CHSE (Cleanliness, Healthiness, Safety, Environment).
Mengingat hal itu, branding CHSE menjadi sangat penting bagi resto dan kedai kopi pada2021 sebelum membicarakan kualitas dan pelayanan. Harga kopi juga akan semakin turun karena diperkirakan dengan menurunnya daya beli di era pandemi, konsumen menjadi semakin perhitungan.
"Kopi saset kembali diminati oleh konsumen di era pandemi karena membeli kopi secara dine-in potensi penularan virusnya cukup tinggi. Namun, diprediksi minum kopi secara dine-in akan kembali diminati karena physical experience dorongannya sangat tinggi. Walaupun begitu, kemungkinan orang yang menggemari dine-in akan cenderung mengutamakan CHSE dikarenakan kondisi," ujarnya,.
Di sisi lain, Sekretaris Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Antarjo Dikin mengatakan, dengan tingginya perdagangan kopi Indonesia di dunia, kopi dengan Indikasi Geografis (IG) menjadi penting terutama dalam kapasitasnya sebagai barang ekspor.
Untuk menjaga kontinuitas kopi dengan IG, pelaku industri kopi didorong untuk tidak mengoplos kopi dengan IG tertentu dengan kopi lain hanya untuk memenuhi kuota ekspor. Atas dasar itulah mapping dan tracibility biji kopi sangat diperlukan dan mendapat perhatian khusus.
Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Samsul Widodo mengatakan, pihaknya berusaha membantu petani di industri hulu kopi dengan pemanfaatan dana desa. Dengan bisnis model yang tepat, petani kopi diharapkan dapat terbantu dengan dana desa yang dikonsolidasikan melalui Bumdes ata Badan usaha milik desa.
Head of Corporate Communication Kapal Api Global Pangesti Bernardus berharap,m webinar tersebut menjadi medium pertukaran buah pikiran yang nantinya dapat membuahkan solusi yang dapat diterapkan di segala lini, mulai dari hulu hingga ke hilir. (RO/OL-7)
Tiongkok justru bergerak cepat dengan membuka pasarnya bagi kopi Brasil, menyusul kenaikan bea masuk 50% oleh Donald Trump.
Manfaat dari pengukuran SROI pada pemberdayaan petani Kopi Langit Bali yakni untuk mengukur dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari program pemberdayaan petani kopi.
PT Global Inovasi Maju (GIM), bagian dari Farmaklik Group, melepas ekspor kopi robusta Rejang Lebong ke pasar internasional.
Di tengah gejolak harga dan tekanan global, negara produsen yang mampu menghadirkan kualitas, cerita dan keberlanjutan akan tetap relevan di pasar dunia.
Sebanyak 54 ton kopi asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, resmi diekspor ke Tiongkok melalui skema Sistem Resi Gudang (SRG),
Penggunaan santan dalam kopi diperbolehkan selama dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved