Ekspor Meningkat, Neraca Dagang Indonesia Surplus US$2,61 Miliar

M. Ilham Ramadhan Avisena
15/12/2020 13:19
Ekspor Meningkat, Neraca Dagang Indonesia Surplus US$2,61 Miliar
Lokomotif buatan PT INKA diekspor ke Filipina dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/12).(Antara)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatatkan terjadi surplus neraca dagang pada November 2020 sebesar US$2,61 miliar. Surplus diperoleh lantaran total nilai ekspor sebesar US$15,28 miliar, melampaui total nilai impor sebesar US$12,66 miliar.

“Surplus ini menggembirakan karena adanya kenaikan ekspor yang meningkat. Sementara impor meningkat 17,4% secara bulanan, meski secara tahunan masih mengalami penurunan,” ujar Kepala BPS Suhariyanto saat menyampaikan rilis secara virtual, Selasa (15/12).

Dia memerinci, total nilai ekspor yang mencapai US$15,28 miliar pada November 2020 itu naik 6,36% dibandingkan Oktober 2020 (month to month/mtm) yang sebesar US$14,36 miliar. Angka itu juga meningkat 9,54% bila dibandingkan dengan November 2019 (year on year/yoy) yang tercatat sebesar US$13,94 miliar.

Total nilai ekspor pada November itu disumbang oleh ekspor migas sebesar US$0,76 miliar dan ekspor non migas US$14,51 miliar. Secara bulanan, dua komponen ekspor itu mengalami peningkatan masing-masing sebesar 24,26% dan 5,56%.

Nilai ekspor yang mencapai US$15,28 miliar itu berasal dari ekspor migas sebesar US$0,76 miliar, ekspor pertanian US$0,45 miliar, ekspor industri pengolahan US$12,12 miliar, dan ekspor pertambangan dan lainnya US$1,95 miliar.

“Pergerakan ekspor secara bulanan ini merupakan nilai ekspor tertinggi selama 2020. Bahkan kalau mundur ke belakang lagi, ekspor November 2020 ini adalah tertinggi sejak bulan Oktober 2018, di mana pada waktu itu nilai ekspornya adalah sebesar US$15,91 miliar,” terang Suhariyanto.

Adapun pangsa utama ekspor nonmigas Indonesia pada November 2020 masih tertuju pada Tiongkok dengan nilai US$3,32 miliar atau 22,87% dari total ekspor, Amerika Serikat dengan nilai ekspor US$1,61 miliar atau 11,06% dari total ekspor dan Jepang US$1,19 miliar atau 8,18% dari total ekspor.

Sementara total nilai impor November 2020 yang sebesar US$12,66 miliar itu lebih tinggi dari Oktober yang sebesar US$10,79 miliar, naik sebesar 17,40%. Namun total nilai impor itu masih lebih rendah dari November 2019 yang mencapai US$15,34 miliar, turun 17,46%.

Nilai impor itu didorong oleh nilai impor non migas sebesar US$1,08 miliar dan non migas US$11,58 miliar. Secara bulanan, dua komponen impor itu mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,59% dan 19,27%.

Berdasarkan penggunaannya, impor Indonesia pada November 2020 disebabkan karena naiknya impor konsumsi (mtm) menjadi US$1,30 miliar, impor bahan baku atau penolong (mtm) US$8,93 miliar, dan impor barang modal (mtm) US$2,43 miliar.

“Tentunya pertumbuhan impor untuk barang baku dan barang modal ini menggembirakan, dengan naiknya impor bahan baku akan menggerakkan industri barang negeri dan barang modal berdampak positif pada investasi di dalam komponen PDB pada triwulan IV,” kata Suhariyanto. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya