Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PT Impack Pratama Industri Tbk berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 10% dari modal disetor penuh atau 483.350.000 lembar saham yang akan ditawarkan kepada calon pemodal.
Langkah ini dilakukan perusahaan dengan kode emiten IMPC itu setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa (15/12) menyetujui Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Direktur Utama Impack Pratama Haryanto Tjiptodihardjo mengatakan nantinya dana dari penerbitan saham baru itu akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan, memenuhi kebutuhan belanja modal dan modal kerja serta pelunasan obligasi Seri B sebesar Rp100miliar, yang akan jatuh tempo pada 2 Desember 2021 mendatang.
“Private placement memberikan opsi lebih luas kepada Perseroan bila diperlukan pendanaan untuk pengembangan usaha dalam dua tahun mendatang. Selain itu akan menambah jumlah saham free float Perseroan di pasar, sehingga likuiditas perdagangan saham Perseroan di Bursa akan meningkat. Perseroan akan berbijaksana dalam penggunaan dana hasil pelaksanaan private placement agar dapat memberikan hasil yang optimal bagi peningkatan kinerja Perseroan, sebagai bentuk tanggung jawab kepada pemangku kepentingan,” papar Haryanto dalam keterangan resminya.
Apabila pelaksanaan PMTHMETD tersebut terealisasi sepenuhnya, modal ditempatkan dan disetor Perseroan akan bertambah menjadi sekitar Rp53,16 miliar.
Atas pelaksanaan PMTHMETD ini, dilusi yang akan dialami pemegang saham relatif kecil, yaitu sebanyak-banyaknya 9,09%. Jumlah saham yang dimiliki Pemegang Saham sebelum dan sesudah PMTHMETD tidak mengalami perubahan.
Kondisi Keuangan
Perusahaan produsen dan distributor bahan bangunan dan barang plastik ini optimistis penjualan pada 2020 akan ditutup pada kisaran Rp1,75 triliun, di atas estimasi awal Rp1,6 triliun.
Laba bersih juga diharapkan melampaui estimasi awal dari semula Rp103miliar menjadi sekitar Rp120-125 miliar.
Untuk 2021, Perseroan menargetkan angka penjualan sebesar Rp1,9 triliun dan laba bersih Rp165 miliar. Angka tersebut menurut Perseroan realistis dikarenakan tahun depan kondisi perekonomian Indonesia dan Asia Pasifik dinilai belum pulih sepenuhnya. (E-3)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 7 Agustus 2025, dibuka menguat 42,59 poin atau 0,57% ke posisi 7.546,34.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 6 Agustus 2025, dibuka menguat 16,41 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.531,60.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
Pengguna dapat mengembangkan strategi investasi yang lebih dinamis seperti memasang order beli dan jual sebelum bursa saham Amerika dibuka.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, dibuka menguat 87,25 poin atau 1,16% ke posisi 7.630,75.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved