Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IHSG Berpotensi Melemah

Despian Nurhidayat
22/11/2020 10:38
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IHSG Berpotensi Melemah
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta.(ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

DIREKTUR Anugerah Mega Investama Hans Kwee memprakirakan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan depan akan konsolidasi melemah. Hal itu karena meningkatnya kasus covid-19 di beberapa negara dunia disertai mulai turunnya optimisme terkait vaksin covid-19.

"Ditambah masalah stimulus dan pasar keuangan yang naik banyak beberapa pekan terakhir sehingga membuka koreksi sehat IHSG. Support IHSG di level 5,541 sampai 5,462 dan resistance di level 5,628 sampai 5,657," ungkapnya, Minggu (22/11).

Perlu diketahui, pada penutupan perdagangan pekan ini, Jumat (20/11), IHSG turun ke zona merah, melemah 0,40% atau 22,40 poin ke level 5.571,66.

Baca juga: SUN Energy Bidik Segmen Residensial

Hans menuturkan beberapa sentimen dari dalam dan luar negeri yang mungkin memengaruhi pergerakan IHSG pada pekan depan di antaranya ialah terjadi lonjakan kasus covid-19 di beberapa negara.

Di Amerika Serikat (AS), pekan ini, terjadi kenaikan rata-rata mingguan 26% kasus dibandingkan pekan sebelumnya.

Di tengah peningkatan kasus covid-19, terjadi juga pembatasan aktivitas sosial untuk menurunkan tingkat penyebaran.

Wali Kota New York City Bill de Blasio bahkan memerintahkan sekolah menghentikan pembelajaran tatap muka. Centers for Disease Control and Prevention juga menyarankan warga AS agar tidak bepergian untuk merayakan Thanksgiving.

"Hal yang hampir sama terjadi di beberapa negara Eropa. Ini akan mendorong potensi pertumbuhan negatif di kuartal IV-2020. Peningkatan langkah penguncian ekonomi dapat menganggu proses pemulihan ekonomi dan menjadi sentimen negative bagi pasar saham dunia," kata Hans.

Dari dalam negeri, sentimen yang memengaruhi ialah penyusutan konsumsi masyarakat atau rumah tangga mencapai 3,49% pada kuartal III-2020. Hal ini yang mendorong ekonomi ke dalam resesi untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade.

Bank Indonesia, pada RDG November, menurunkan BI7 DRRR menjadi 3.75% dari sebelumnya 4% untuk mendorong pertumbuhan kredit agar dapat menggerakan perekonomian.

Di kuartal IV-2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan berada di level minus 1% hingga 0,4%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi 2020 diperkirakan akan berada di level minus 1,7% hingga 0,6%.

"Baru diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan membaik di 2021 menjadi 4,5% sampai 5,5%. Tetapi hal ini sangat terpengaruh oleh vaksin covid-19," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik