Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Emiten Terkait Pandemi Dulang Keuntungan

Fetry Wuryasti
14/11/2020 05:45
Emiten Terkait Pandemi Dulang Keuntungan
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta, kemarin. Menjelang akhir perdagangan Jumat sore, IHSG menguat.(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

KEBERADAAN pandemi covid-19 tidak selalu membuat kinerja perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpukul.

Sejumlah emiten yang terkait dengan penanganan pandemi malah meraup pertumbuhan pendapatan.

PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) misalnya. Emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (hi-tech healthcare solutions) itu membukukan pendapatan Rp141,06 miliar. Perolehan tersebut meningkat 9,4% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp128,95 miliar.

“Kontributor terbesar untuk pertumbuhan pendapatan berasal dari penjualan produk nonelektromedik (jarum suntik), yang mengalami pertumbuhan 19,3% (yoy) menjadi Rp33,14 miliar,” kata Pratoto seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa IRRA, kemarin.

Sementara itu, penjualan produk diagnostik in vitro tumbuh 6,5% (yoy) menjadi Rp107,77 miliar.
IRRA membukukan kenaikan laba usaha sebesar 31,8% (yoy) menjadi Rp11,36 miliar. IRRA menargetkan perolehan laba bersih inti pada akhir tahun mampu tumbuh di atas 20% atau mencapai Rp40 miliar.

RUPSLB juga menyetujui untuk mengangkat Tjandra Yoga Aditama sebagai komisaris utama perseroan. Dengan demikian, dalam dewan komisaris dan anggota direksi perseroan, komisaris utama dipimpin Tjandra Yoga Aditama dan komisaris independen diduduki Nanan Mei­nanta Lasahido.

Emiten rumah sakit,  PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), juga  berhasil mencatatkan laba bersih di kuartal III 2020. Laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp261,65 miliar atau tumbuh 24,56% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp210,05 miliar.

Seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan neto Hermina di kuartal III 2020 sebesar Rp2,88 triliun atau tumbuh 7,25% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,68 triliun, dengan laba per saham dasar Rp88,16.

Pendapatan neto perseroan terdiri atas rumah sakit dan nonrumah sakit. Pendapatan rumah sakit terdiri atas rawat inap dan rawat jalan, dengan pendapatan rawat inap sebesar Rp1,84 triliun atau lebih tinggi daripada sebelumnya Rp1,64 triliun dan rawat jalan sebesar Rp1,01 triliun atau lebih rendah daripada sebelumnya Rp1,02 triliun. Sementara itu, pendapatan nonrumah sakit sebesar Rp16,48 miliar atau lebih tinggi daripada sebelumnya Rp16,21 miliar.

Ditutup menguat

Kemarin, IHSG yang dibuka melemah sebagai lanjutan langkah koreksi pada perdagangan hari sebelumnya ternyata ditutup menguat tipis 2,46 poin atau 0,04% ke posisi 5.461,06.

Secara sektoral, empat sektor meningkat dengan sektor pertambangan naik paling tinggi, yaitu 0,78%, diikuti sektor properti dan sektor keuangan industri masing-masing 0,64% dan 0,62%.
Analis mengatakan, secara teknis, IHSG sebenarnya masih dalam ka­tegori uptrend alias tren menguat. Pada awal pekan depan IHSG berpeluang naik.

Sejumlah saham yang ditutup naik dalam perdagangan akhir pekan ini antara lain Bank Negara Indonesia naik Rp275 atau 5,12% ke posisi Rp5.650, Bank Tabungan Pensiunan Syariah naik Rp110 ke Rp4.390, dan Bank Mandiri Rp75 atau 1,12% ke posisi Rp6.250 per saham. (Des/Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya