Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Kemas Tempe Jadi Elegan Hidupkan Ekonomi Rakyat

Mediaindonesia.com
10/11/2020 19:10
Kemas Tempe Jadi Elegan Hidupkan Ekonomi Rakyat
.(DOK FKDB)

TEMPE yang dikenal sebagai makanan khas Indonesia sejak abad ke-12 biasanya dengan kemasan ala kadarnya. Tapi, kini ada produk tempe yang dikemas secara elegan dan diberi label sehingga tampil modern.

Upaya itu dilakukan Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) yang getol mengemas produksi anak bangsa ini lebih elegan. FKDB pun menyematkan merek pada tempe itu dengan nama tempe super a-zaki. Merek tersebut diambil dari nama penggagas FKDB, yakni Ayep Zaki yang karib dipanggil Aa Zaki.

Awalnya, Aa Zaki tertarik untuk mengumpulkan para UMKM perajin tempe dan melakukan pembinaan di bawah naungan FKDB. "Saya tertarik untuk melakukan pembinaan pada perajin tempe karena berawal dari rasa prihatin," katanya.

Keprihatinan itu muncul setelah mengetahui perajin tempe harus bertahan dengan keuntungan yang tak besar. "Produksi tempe hanya membutuhkan modal kecil dan bisa dikelola banyak orang. Padat karya," jelasnya.

Ayep Zaki berkomitmen merangkul para perajin untuk membuat tempe yang higienis tanpa kulit serta tanpa bahan tambahan lain, sehat, dan tampil baik. Dengan demikian, stigma masyarakat tentang rumah produksi tempe jauh dari kesan kumuh kotor dan bau.

Sebagai wujud keseriusan untuk membangun industri tempe yang modern, Aa Zaki mendirikan pabrik tempe di Curug, Bogor, Jawa Barat, yang diberi nama Rumah Tempe A Zaki. Pabrik yang diresmikan Juli 2020 itu diharapkan mengubah citra di masyarakat.

Pabrik tempe itu menjadi industri kecil rumahan yang modern, bersih, sehat, dan halal. Selain diproduksi menggunakan mesin pengolahan modern dan karyawan sangat menjaga kebersihan, air yang digunakan untuk mengolah kedelai bersumber dari PDAM dan air sumur serta tidak menggunakan bahan artifisial.

Demikian pula ruang produksi dan fermentasi tertata dengan layout yang baik serta memperhatikan suhu dan kelembapan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam industri kecil tempe rumahan. Bahan baku pun dipilih dari kedelai yang berkualitas tinggi.

Dari sisi estetika, rumah tempe A Zaki juga sangat memperhatikan kemasan atau packaging sehingga kualitas dan kebersihan hasil produksinya dapat dijamin. Di saat pandemi covid-19, para pekerjanya juga memperhatikan protokoler kesehatan dengan menggunakan masker, sarung tangan, penutup kepala, dan menjaga jarak fisik.

Saat ini, FKDB tengah membina 74 pabrik tempe dari Aceh hingga Papua dengan kapasitas produksi 33 ton kacang kedelai per hari. Merambah ke berbagai daerah ini, ia ingin membantu menyukseskan program pemerintah dalam peningkatan standar gizi nasional di seluruh wilayah Indonesia dengan menyediakan pilihan makanan yang bergizi tinggi dan bisa dijangkau oleh masyarakat.

Pabrik di Pangkalan Bun kalimantan Tengah merupakan titik usaha paling tinggi pencapaian produksi hingga saat ini sebanyak 1.400 kg tempe per hari. Pada Desember kelak, tempe a-zaki akan diekspor ke Jepang. "Sudah ada permintaan dan kami sedang menjajakinya," cerita dia.

Menurut Ayep Zaki, pengembangan usaha tempe tersebut merupakan bentuk komitmen terhadap pembangunan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Usaha produksi tempe menjadi salah satu pilar ekonomi masyarakat yang mampu memberikan nilai tambah ekonomi dan sumbangan signifikan dalam memperluas lapangan kerja.

Usaha itu juga mendukung program pemerintah dalam peningkatan kesehatan masyarakat dengan pemenuhan standar gizi nasional. Program peningkatan standardisasi gizi masyarakat oleh FKDB melalui usaha tempe ini sangat didukung oleh Forum Tempe Indonesia (FTI), Rumah Tempe Indonesia (RTI), USSEC (Perkumpulan Eksportir Kedelai Amerika), termasuk pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Perindustrian.

Aa Zaki berharap FKDB makin gencar membina para UKM di bidang tempe. Selain itu, pihaknya juga bergerak di bidang on farm, terutama budi daya tanaman padi dan kelak menanam kacang kedelai dengan kualitas setara dengan kacang kedelai impor untuk menyuplai kebutuhan pabrik tempe.

"Jadi bukan hanya sektor produksi tempe yang akan kami genjot, sektor on farm bahkan akan bergerak lagi. Soalnya di sektor pertanian ini cakupan dan daya serap tenaga kerja cukup banyak," paparnya. Kapasitas produksi on farm saat ini sekitar 1,5 ton per hari dengan omzet Rp675 juta per bulan dan karyawan 30 orang. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya