Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Pengembangan Ekonomi Syariah Butuh Komitmen

M. Ilham Ramadhan Avisena
26/10/2020 00:48
Pengembangan Ekonomi Syariah Butuh Komitmen
Petugas menunjukkan aplikasi tentang investasi syariah di acara pameran.(Antara/Puspa Perwitasari)

INDONESIA membutuhkan komitmen yang kuat untuk mendorong ekonomi dan keuangan syariah. Sebab, pertumbuhan sektor tersebut dalam beberapa tahun terakhir cenderung positif.

"Kalau kita bicara ekonomi dan keuangan syariah berarti ada tiga hal, yakni sektor riil, sektor keuangan syariah dan sektor zakat. Peran ketiga sektor terhadap perekonomian nasional menunjukkan tren peningkatan yang signifikan," ujar pengamat ekonomi syariah dari IPB University Irfan Syauqi Beik saat dihubungi, Minggu (25/10).

Menyoroti laporan Bank Indonesia, lanjut Irfan, sektor makanan halal diketahui tumbuh positif. Kinerja ekspor makanan halal sudah mencapai 94% dari total ekspor makanan nasional.

Baca juga: Pengusaha Dukung Merger Bank Syariah BUMN

Senada dengan sektor keuangan syariah, seperti perbankan. Meski tergolong kecil, sektor ini mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan capaian sebelumnya.

Di pasar keuangan, saham perbankan syariah mencapai 50,64%. Saat ini, pemerintah menggalakkan instrumen keuangan syariah untuk pembiayaan APBN.

"Perbankan, kalau dari sisi market kan masih kecil, yaitu 6,1%. Tapi itu menunjukkan hal positif dibandingkan capaian sebelumnya," tutur Irfan.

“Bahkan sekarang ini sudah ada bentuk sukuk dan wakaf, serta bentuk CWLS (Cash Wakaf Link Sukuk). Jadi dari sisi perkembangan, trennya menunjukkan hal yang sifatnya positif," sambung dia.

Baca juga: Meski Ada Pandemi, Akselerasi Ekonomi Syariah Tetap Jalan

Namun, dia tidak menampik bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah nasional masih jauh dari potensi. Misalnya ekspor makanan halal yang paling pesat pertumbuhannya, hanya berkisar US$14 miliar atau 13% dari pangsa ekspor global.

Alhasil Indonesia belum menjadi pemain besar dalam ekonomi dan keuangan syariah di tingkat global. Padahal, Indonesia sudah memiliki modal besar, yakni pasar domestik.

"Masih banyak hal yang belum kita optimalkan. Ini perlu kita dorong peran ekonomi dan keuangan syariah. Melalui dukungan kebijakan yang lebih kuat. Dari sisi kelembagaan bisnis ini harus diperkuat. Paling penting adalah masalah literasi," pungkas Irfan.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya