Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
INTERNATIONAL Monetary Fund (IMF) mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020. Dalam laporan bertajuk World Economic Outlook (WEO) yang dirilis Rabu (7/10) itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi bakal minus 1,5%.
Proyeksi itu jauh lebih dalam ketimbang perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sempat dirilis IMF pada Juni lalu. Saat itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditaksir akan minus 0,3%.
"Untuk banyak pasar dan ekonomi berkembang selain Tiongkok, prospeknya terus berbahaya. Ini dicerminkan oleh kombinasi dari berbagai faktor, seperti keberlanjutan penyebaran pandemi dan sistem kesehatan yang tidak memadai, sektor-sektor penting terdampak parah, seperti pariwisata dan ketergantungan yang lebih besar pada keuangan eksternal," tulis laporan IMF yang dikutip, Kamis (15/10).
Indonesia yang masuk dalam kategori ASEAN-5 diprediksi akan pulih di 2021 dengan pertumbuhan ekonomi di angka 6,1%. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi ASEAN-5 yang mencakup Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam diprediksi bakal minus 3,4% di 2020 dan melesat di angka 6,2% di 2021.
Pertumbuhan ekonomi global di 2020 diproyeksikan membaik, yakni minus 4,4%. Angka itu sedikit lebih baik dibanding proyeksi sebelumnya yang memperkirakan ekonomi dunia akan minus 4,9%.
Pemerintah Indonesia memprediksi perekonomian nasional akan tumbuh di kisaran minus 1,7% hingga 0,6%. Angka itu merupakan revisi setelah proyeksi pertumbuhan yang dikeluarkan yakni di kisaran minus 0,4% hingga 2,3%.
Pada 2021, pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi di angka 5%. Itu merupakan target yang telah disepakati dan disetujui bersama DPR dan dituangkan dalam APBN 2021. (OL-14)
HEAD of Macroeconomic & Financial Market Research Department Bank Mandiri Dian Ayu Yustina memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 mencapai 5%.
PEMERINTAH melalui Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berencana memanggil pengelola lokapasar atau marketplace memberikan para pedagang mendapatkan insentif.
Saya tidak melihat indikasi turunnya konsumsi.
ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) melihat capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 sebesar 5,12% memberi sinyal bahwa perekonomian Indonesia masih memiliki pondasi yang kuat.
Karena itu, insentif harus dirancang sebagai bagian dari ekosistem yang mendorong produktivitas, transfer teknologi, dan peningkatan kualitas tenaga kerja.
CHIEF Economist Permata Bank Josua Pardede mengungkapkan persoalan validitas data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi triwulan II sebesar 5,12%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved