Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
KAMAR Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung pemerintah untuk melakukan akselarasi pertumbuhan ekonomi nasional yang diharapkan membaik tahun depan. Itu dapat terjadi bila Indonesia mampu membenahi persoalan fundamental, melakukan transformasi besar dan menjalankan strategi besar di bidang ekonomi.
Demikian dikatakan Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani dalam Rapat Koordinasi Nasional Kadin Indonesia, Kamis (10/9). Menurutnya, untuk mengakselerasi perekonomian, diperlukan upaya-upaya maksimal dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi, seperti menjaga deman agregat dan supply agregat secara bersamaan. Dia menyebut, tiga faktor demand agregat yang utama yakni konsumsi, investasi dan ekspor.
Baca juga: Dukung Exit Strategy, Kadin: Pabrik Siap Beroperasi Kembali
"Kalau sektor-sektor ini bisa diatasi, maka akan bisa memberikan kontribusi besar pada perbaikan ekosistem yang jauh lebih baik dalam peta geoekonomi kita yang pada gilirannya akan berdampak positif bagi perkembangan ekonomi nasional," ungkap Rosan.
Diketahui, pemerintah memproyeksikan ekonomi nasional akan tumbuh di kisaran 4,5% hingga 5,5% di 2021. itu dilandasi dengan asumsi ekonomi global pulih dan vaksin covid-19 sudah diproduksi secara massal. Kadin menilai, target capaian itu akan bergantung pada capaian kinerja pada triwulan III dan IV 2020.
Predikisi itu turut diperkuat proyeksi yang dikeluarkan International Monetary Fund (IMF) yang memproyeksikan ekonomi 2021 negara maju akan tumbuh 4,8%, dan negara berkembang akan tumbuh 5,9% sehingga ekonomi global akan mampu tumbuh 5,4%.
Kadin, imbuh Rosan, menilai postur RAPBN 2021 sebagai wajah kekuatan pemerintah yang paling optimal untuk memberikan stimulus bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional, meskipun bukan satu-satunya instrumen pengungkit yang utama karena kontribusinya baru berkisar 9-10% terhadap PDB.
Meski demikian, APBN tetap harus dinilai sebagai instrumen kebijakan fiskal yang diupayakan dapat berfungsi secara optimal untuk memulihkan perekonomian, sepanjang progamnya dapat dieksekusi dengan tata kelola yang baik dan tepat sasaran.
Lebih lanjut, Rosan bilang, Kadin megapresiasi desakan Presiden Joko Widodo agar pemerintah daerah mempercepat penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Kami menyambut positif desakan Presiden kepada para kepala daerah karena dapat menjadi peluang bagi para pelaku usaha untuk turut mengambil peran dalam pemulihan ekonomi nasional mengakselerasi pemulihan ekonomi. Saya berharap Kadin Indonesia mampu menjadi lokomotif sehingga dapat segera terjadi peningkatan konsumsi di masyarakat dan juga investasi untuk pemulihan ekonomi," ujarnya.
Dia menegaskan, selain dari anggaran belanja pemerintah, tingkat konsumsi, investasi dan ekspor juga akan sangat berperan dalam pemulihan ekonomi dan besar kontribusinya terhadap PDB.
Rosan memaparkan, persoalan konsumsi berarti terkait dengan daya beli masyarakat menjadi faktor kunci, dan inflasi yang stabil sangat diperlukan untuk mendorong konsumsi nasional. Investasi juga menjadi faktor penting dalam masa-masa pemulihan ekonomi yang diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan, tapi syaratnya harus diintermediasi dengan suku bunga rendah.
“Terkait ekspor, tidak bisa dikontrol oleh kita begitu pula investasi. Permintaan ekspor barang dan jasa sangat tergantung pada kondisi perekonomian semua negara mitra dagang,” kata dia.
Menurut Rosan, perbaikan perekonomian dunia akan berlangsung jika ditopang oleh peningkatan global demand yang terindikasi pada peningkatan PMI dan indeks produksi. Dengan adanya perbaikan permintaan global akan mendorong aktivitas perdagangan dunia, yang berarti rantai pasokan global yang selama ini mengalami gangguan pun akan kembali pulih. (Mir/A-1)
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengapresiasi upaya serius Presiden Prabowo Subianto dan jajarannya untuk mengantisipasi situasi geopolitik dan geoekonomi yang tidak menentu.
Pada 2024, total nilai perdagangan Indonesia–UE tercatat mencapai US$30,1 miliar atau setara €27,3 miliar.
KETUA Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Sutrisno khawatir bahwa Indonesia berpotensi dikenakan tarif impor AS lebih tinggi karena masuk BRICS.
KETUA Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyoroti dampak konflik geopolitik terhadap dinamika ekonomi global, khususnya ketegangan antara Iran dan Israel.
KETUA Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menegaskan aktivitas pertambangan di Indonesia tidak boleh hanya dikuasai oleh kelompok tertentu.
KPPU merekomendasikan agar Kementerian Perdagangan dan KADI mengevaluasi kembali rencana kebijakan BMAD.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved