Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Saatnya Kopi NTB Mendunia Melalui Bussiness Matching

Mediaindonesia.com
29/8/2020 11:30
Saatnya Kopi NTB Mendunia Melalui Bussiness Matching
Saatnya Kopi NTB Mendunia Melalui Bussiness Matching(DOK KEMENTAN)

Kopi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berpeluang untuk dilakukan peningkatan akses pasar dan ekspor di tengah kondisi pandemi covid-19. Hal ini terbukti dengan diadakannya acara Bussiness Matching antara pelaku usaha/eksportir kopi dengan kelompok tani kopi Provinsi NTB pada 25-26 Agustus di Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Prov. NTB, Ir. Husnul Fauzi menyambut baik pelaksanaan bussiness matching ini. Hal ini menjadi momentum penguatan pasar kopi di Provinsi NTB walaupun saat ini terkendala akses pasar. Ke depan, melalui kegiatan ini diharapkan ekspor kopi NTB bisa meningkat signifikan.

Potensi perkebunan NTB selain kopi juga ada jambu mete, kakao, kelapa, vanili, dan rempah-rempah perlu terus digali pengembanganya dari hulu ke hilir dan ekspor. Kami jajaran Dinas Pertanian dan Perkebunan terus berada di depan Bersama Ditjen Perkebunan dalam mendukung akselerasi peningkatan ekspor komoditas perkebunan, utamanya kopi.

Acara ini dihadiri oleh 2 pelaku usaha/eksportir kopi dan rempah-rempah yang sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun menjalankan bisnis ekspor di luar negeri utamanya pasar Eropa. PT. Madalle melalui Direktur Utama ibu Diandra Raunch mengharapkan petani kopi di NTB dapat mempertahankan kualitas kopi untuk memenuhi selera pasar, langkah awal adalah pengiriman sampel ke beberapa buyer di Eropa, mudah-mudahan ada hasil yang baik untuk peluang ke depan.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Utama PT. Alam Sari Interbuana, Bpk Sigit Ismaryanto bahwa potensi kopi di NTB ini cukup besar, tinggal bagaimana melakukan branding yang baik dari produk kopi tingkat petani. ''Selain kopi, saya melihat kakao dan cengkeh NTB cukup potensial ke depan, untuk itu kami sebagai pelaku usaha terus berkomunikasi untuk menemukan peluang akses pasar ekspor ke depan.''

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ir. Dedi Junaedi, M.Sc dalam sambutannya menyatakan di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang defisit 5,32%, sub sektor perkebunan tumbuh positif dan menjadi jaminan pemulihan ekonomi nasional dari sektor pertanian. Tercatat PDB sektor Pertanian tumbuh 16,24% pada TW 2 tahun 2020. Khusus komoditas kopi, ekspor Indonesia ke dunia meningkat 12% dari sisi volume ekspor jika dibandingkan TW 2 tahun 2019.

''Ini menjadi angin segar bagi pengembangan komoditas perkebunan Indonesia terutama di NTB. Saya harapkan ke depan komitmen bersama antara Distanbun NTB, Ditjen Perkebunan, dan para pelaku usaha dalam mengakselerasi peningkatan ekspor komoditas kopi,'' ujar Dedi.

Kegiatan business matching ini juga dihadiri oleh Hari Prabowo, Direktur Perdagangan, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual, Kementerian Luar Negeri melalui saluran video conference yang menyatakan akan mendorong kerja sama ekonomi melalui diplomasi untuk peningkatan akses pasar kopi NTB. Selain itu Kepala Seksi Bahan Tanaman Penyegar, Kementerian Perdagangan, Abdul Rojak akan terus mendorong akses pasar kopi Indonesia terutama melalui promosi dan penyederhanaan prosedur-prosedur ekspor.

Sampel kopi NTB yang akan dibawa ke Jakarta dan dikirimkan kepada buyer di Eropa dan negara lain berasal dari 12 kelompok tani (Poktan) yaitu Poktan Kaki Rinjani, Poktan Tumpang Sari I dan II, Poktan Gorok Sokong, Poktan Mangun Jaya, Poktan Kemang Arabika, Poktan Lembah Rinjani, Poktan Bunga Mekar, Poktan Orong Tereng, Poktan King Coffee, Poktan Kopi Samba, dan Poktan Mentari.

Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono mengapresiasi Distanbun NTB atas pelaksanaan business matching ini. Ini yang akan mendorong menyukseskan peningkatan ekspor komoditas perkebunan Indonesia utamanya produk kopi dalam rangka akselerasi program Gratieks yaitu Gerakan 3x lipat ekspor hingga tahun 2024.

Ditjen Perkebunan terus memfasilitasi petani untuk memberikan bantuan sarana alat pascapanen dan pengolahan untuk menghasilkan produk-produk kopi bernilai tambah tinggi, juga dalam hal pembinaan dan pendampingan petani.

''Saat ini hanya tercatat Kopi Robusta Tambora di tahun 2017 yang memperoleh sertifikat Indikasi Geografis. Kami mendorong penetapan kopi-kopi di NTB lain yang memiliki kekhasan dari sisi geografis yang dihasilkan melalui perbedaan rasa dan aroma,'' tegas Kasdi.

Pengakuan indikasi geografis pada suatu produk diyakini akan membawa banyak dampak positif, terutama dari segi aspek perekonomian dan sosial antara lain mampu menghasilkan produk berdaya saing dan pada akhirnya mendongrak nilai jual suatu produk secara signifikan. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya