Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan teknologi keuangan (financial technology atau fintech) dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi dari dampak pandemi covid-19 karena industri ini beradaptasi dengan kenormalan baru dan mendorong transformasi digital.
“Dengan ketersediaan akses keuangan dan bantuan sosial pemerintah terdistribusi melalui teknologi, kami harap dapat membantu UMKM dan sektor informal bertahan dari krisis,” kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida dalam Hari Inovasi Virtual di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, saat pergerakan manusia dibatasi akibat pandemi, banyak pelaku usaha memikirkan kembali cara untuk bertahan dan kembali pulih. Kondisi itu, kata dia, memberikan kesempatan bagus bagi industri keuangan digital termasuk fintech karena banyak hal ditawarkan dengan metode yang lebih sederhana, khususnya dalam proses pinjaman.
Menurut catatan OJK, angka pembiayaan pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending kian melejit. Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital Sukarela Batunanggar mengungkapkan hingga akhir Juni 2020 pembiayaan fintech telah mencapai Rp113,46 triliun dengan jumlah peminjam mencapai 25,76 juta.
Oleh karena itu, dia berharap perkembangan tersebut dapat mendorong kemandirian ekonomi masyarakat di tengah pandemi.
“Saya optimistis ini akan memberikan nilai tambah dan kemandirian ekonomi bagi masyarakat. Saya berharap Tuhan Yang Maha Kuasa akan mendukung,” ungkap Sukarela.
Dia menambahkan hingga paruh pertama 2020 sudah terdapat 158 entitas fintech P2P lending legal, terdiri dari 33 perusahaan dengan status berizin dan 125 berstatus terdaftar. Jumlahnya berkurang dari data awal Juni 2020, dengan catatan fintech sebanyak 161 entitas.
Di tengah popularitas fintech yang terus melejit, Sukarela mengatakan ada 4 tantangan besar yang menghambat perkembangannya di Indonesia. Satu di antara 4 tantangan itu ialah rendahnya inklusi keuangan.
Berdasarkan data OJK, 54 juta masyarakat Indonesia masih belum terjangkau bank sehingga tidak memiliki akun bank. OJK menargetkan 75% masyarakat bisa terinklusi pada 2020.
“Kemudian ada gap (pembatas) yang besar dalam pendanaan kredit UMKM, rendahnya literasi financial digital, dan rendahnya sumber daya untuk fintech dan startup,” ungkap Sukarela.
Rekomendasi
Menurut Karaniya Dharmasaputra, Sekretaris Umum Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) yang juga presiden direktur fintech pembayaran OVO, untuk dapat melakukan pemulihan ekonomi, diperlukan rekomendasi-rekomendasi yang harus dilakukan seluruh stakeholders.
Rekomendasi pertama, yaitu membentuk kerangka regulasi yang lebih progresif. Kemudian, mengurangi kesenjangan infrastruktur dan kesenjangan digital. Seluruh stakeholders harus bekerjasama untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur, termasuk infrastruktur perangkat keras dan lunak, yang merupakan pengembangan penting.
Rekomendasi ketiga, meningkatkan literasi keuangan melalui inisiatif publik-swasta. Upaya bersama dalam menyampaikan kegiatan literasi keuangan, termasuk dengan mengembangkan mekanisme dan/atau sistem tindak lanjut untuk memastikan dampak yang terukur bagi masyarakat.
Terakhir, yaitu kesenjangan bakat. “Masalah kesenjangan bakat, terutama untuk analitik data dan programmer perlu ditangani secara kolaboratif antara pemerintah, industri, serta akademisi,” pungkas Karaniya. (Ant/E-3)
Selama tujuh tahun hadir, Adapundi telah sukses dalam menyediakan akses pendanaan bagi lebih dari 700 ribu UMKM dan jutaan pengguna.
PLATFORM investasi asal Indonesia menjadi fintech pertama dalam program StratBox di bawah naungan PhiliFINNO dari Securities and Exchange Commission (SEC) Filipina.
Fintech di Indonesia dimulai dengan fokus memfasilitasi pembayaran online, sebagai respons terhadap maraknya transaksi online dan e-commerce.
PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) menegaskan komitmennya terhadap praktik penyaluran dana yang bertanggung jawab.
Aftech dan Privy Berkomitmen Memajukan Fintech Indonesia melalui Sinergi dan Kolaborasi
Volume pembayaran digital nasional diperkirakan meningkat hingga 55,9%, didorong oleh peran aktif generasi Milenial, Gen Z, dan Alpha, serta pertumbuhan UMKM dan sektor ekonomi kreatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved